Jumat, 11 Januari 2008

Nova Merasa Dicemarkan Nama Baiknya

(PR) - DUGAAN adanya makelar pemain menyongsong kompetisi baru bergulir, ternyata memang ada. Nova Arianto, stopper Persib asal Semarang, menjadi korbannya. Ia merasa gundah dengan isu yang merebak di Bandung seputar keinginan nilai kontraknya dinaikkan menjadi Rp 1 miliar jika Persib ingin mempertahankannya untuk Liga Super Indonesia (LSI) 2008.

Nova sengaja menelepon "PR", Rabu (9/1) siang. Dalam percakapan dengan "PR", Nova membantah keras soal munculnya nilai kontrak Rp 1 miliar. "Saya masih tahu dirilah. Kemampuan saya tidak sampai sebesar itu," ujar Nova menegaskan.

Nova mengaku dihubungi oleh seseorang yang mengaku dari menajemen Persib. Ia meminta Nova untuk tetap bersama Persib pada LSI 2008. Sebagai pemain profesional, Nova bersedia. Selain itu, dia juga sudah merasa betah dengan suasana di Bandung. Namun, dalam pembicaraan itu tidak menyebutkan harga nilai kontrak yang disebut-sebut sekarang mencapai Rp 1 miliar.

"Terus terang nama baik saya merasa dicemarkan, karena bobotoh bisa berprasangka jelek kepada saya. Padahal, isu itu tidak benar. Saya juga heran kenapa ada orang seperti itu. Selama ini, dengan siapapun saya berhubungan baik," ujarnya.

Dampak dari pengalaman itu, Nova mengaku akan lebih hati-hati menerima ajakan bergabung dengan klub yang akan berlaga di kompetisi 2008. "Dengan Persib, saya hanya akan negosiasi dengan Pak Wali (Dada Rosada) dan Pak Edi Siswadi saja," ujarnya.

Dihubungi terpisah, Ketua Harian Persib H. Edi Siswadi mengatakan, sampai saat ini belum ada kebijakan melakukan perburuan pemain untuk LSI 2008. Pengurus belum menentukan siapa orang yang bertanggung jawab melakukan perburuan pemain. Selain itu, pengurus juga masih akan mengkaji hasil evaluasi teknis manajemen Persib 2007. "Dalam perburuan pemain, kami yang akan melakukan negosiasi langsung," ujarnya.

Berkaitan dengan kasus Nova, mudah ditebak. Oknum makelar itu akan mencari keuntungan. Ia akan memaksakan Nova masuk ke Persib, tapi dengan nilai kontrak yang ditawarkan dia. Bisa jadi, baru Nova yang berani buka suara. Mungkin banyak pemain yang menjadi korban, tapi pilih tutup mulut. Makelar seperti ini harus diberantas karena membuat dana klub juga menjadi terkuras karena mengajukan nilai kontrak cukup mahal.

Untuk itu, belajar dari kasus Nova, ini sebuah peringatan bagi pemain, jangan berani umbar nilai kontrak kepada siapa pun, kecuali kepada unsur pimpinan pengurus. Jika tidak, bersiaplah menjadi korban seperti Nova. Waspadalah...waspadalah...

Tidak ada komentar: