Rabu, 12 Maret 2008

Nyeck dan Hilton Masuk Daftar Hitam

Dua nama pemain asing yang diklaim sudah diikat Persib Bandung, Nyeck Nyobe Georges Clement (Kamerun) dan Hilton Mauro Moriera (Brasil) termasuk dalam 70 nama pemain asing daftar hitam yang diumumkan PSSI di Jakarta, Selasa (11/3). Namun, kedua pemain ini hanya masuk ke dalam daftar hitam kategori kedua yang hanya sebatas untuk tidak direkrut karena berbagai alasan.

Menurut Direktur Kompetisi Badan Liga Indonesia (BLI), Joko Driyono, yang masuk dalam kategori kedua ini adalah para pemain yang pernah bermasalah dengan melakukan pelanggaran disiplin dan dikhawatirkan akan mengulang tindakan tersebut, sehingga bisa merugikan klub yang mengontraknya.

"Ada empat kriteria yang dijadikan standar verifikasi pemain yang tidak direkomendasikan. Pertama menyerang wasit, kedua berlaku tidak sportif dalam pertandingan seperti protes berlebihan dan provokasi, ketiga terlibat dalam perkelahian, keempat tidak menunjukkan sikap profesional seperti ketidakpatuhan kepada kontrak," urai Joko.

Dari daftar yang diumumkan PSSI, ada 46 pemain asing yang masuk kategori kedua ini. Joko menjelaskan, pihaknya tidak tegas melarang pemain tersebut memperkuat klub, karena PSSI tidak memiliki kewenangan hukum untuk melarang.

Dari 46 nama pemain asing yang tidak direkomendasikan untuk direkrut itu ada juga tiga nama mantan pemain asing Persib di LI XIII/2007, yaitu Patricio Jimenez Diaz, Redouane Barkaoui, dan Christian Bekamenga. Pemain asing yang dikabarkan tengah dibidik Persib seperti Christian Gonzales (Persik) dan Emile Mbamba (Kamerun) juga masuk dalam daftar hitam kategori kedua ini.

Dilarang tampil

Berbeda dengan 46 nama pemain asing tersebut, PSSI juga mengumumkan 20 nama pemain asing yang mutlak dilarang tampil di Liga Super Indonesia (LSI) dan Divisi Utama 2008 karena masuk dalam daftar hitam pemain asing kategori pertama.

Menurut Deputi Sekretaris Jenderal PSSI, Hamka B. Kady, ke-20 nama pemain asing tersebut dilarang tampil karena sama sekali tidak memenuhi syarat untuk tampil di Liga Super atau Divisi Utama karena stratanya tidak sesuai dengan Manual Liga Indonesia 2008.

Berdasarkan Manual Liga Indonesia, pemain asing yang bermain di Indonesia harus memenuhi syarat minimal bermain di kompetisi level kedua negara lain di luar Asia Tenggara. Jika ia sebelumnya bermain untuk klub di negara Asia Tenggara, maka pemain itu harus datang dari klub Divisi Utama.


Sumber : Galamedia

Senin, 10 Maret 2008

Arcan Iurie Dapat Lisensi A dari UEFA

Pelatih Persik Kediri, Arcan Iurie, akhirnya meraih sertifikat kepelatihan Lisensi A dari UEFA. Lisensi tersebut diterima langsung oleh pelatih asal Meldova itu di negara asalnya.

Iurie bahkan harus kembali ke negaranya untuk menerima lisensi kepelatihan itu. "Lisensi kepelatihan ini harus kami terima langsung dari federasi di negara kami. Mereka tidak bersedia mengirimkan kepada kami via titipan kilat atau sejenisnya. Untuk itu, saya selama 20 hari kembali ke Moldova untuk mengurusi lisensi kepelatihan ini," tutur Arcan Iurie Anatolivicie, kepada GOAL.com.

Lebih lanjut, mantan pelatih Persib Bandung dan Persija Jakarta ini menambahkan, tidak mudah untuk mendapatkan lisensi kepelatihan dari UEFA tersebut. Sebab, dirinya masih harus menjalani beberapa test tertulis.

Meski begitu, ia mengaku cukup bangga karena bisa mendapatkan lisensi A itu. Dengan demikian, maka ia pun bisa melanjutkan tugasnya menukangi Persik Kediri. Pasalnya, Badan Liga Indonesia (BLI) memang mensyaratkan hanya pelatih berlisensi A yang bisa menukangi tim kontestan Liga Super.


Sumber : Goal.com

Barkaoui Tinggalkan Liga Indonesia

Mantan bomber andalan Persib Bandung, Radouane Barkaoui, semakin manjauh dari bekas klubnya itu. Setelah manajemen tim berjuluk Maung Bandung memutuskan tidak memperpanjang kontraknya, pemain asal Maroko itu justru memilih bermain di Liga Super Malaysia.

Sama seperti saat merumput pertama kali bersama Persib, Barkaoui pun menunjukkan ketajamnnya sebagai tukang gedor di awal musim. Sayangnya, memasuki musim kedua, ia mulai melempeng hingga akhirnya manajemen Persib memutuskan untuk melepasnya.

Demikian, pula dengan keberadaanya diklub barunya di Pahang FC, Malaysia.. Ia benar-benar menjadi striker andalan tim tersebut. Tak heran, jika publik sepakbola di kota tersebut terpesona. Sayangnya, meski manajemen tim memutuskan tetap memperpanjang kontraknya, namun ia telah memutuskan hanya satu musim di tim itu.

Menurut agennya, Omluc Junior, melihat penampilan Barkaoui di Pahang FC yang lumayan bagus, ia berniat mengembalikannya ke Persib Bandung. Sayangnya, pemain yang selalu merayakan golnya dengan tari jaipong khas Jawa Barat ini lebih memilih merumput di Liga Qatar.



Sumber : Goal.com

Emosi Kami Lebih Kental

PERSIB dipandang tidak hanya sebagai tim sepakbola semata. Bagi sebagian orang, tim Maung Bandung sudah dianggap sebagai identitas warga Jawa Barat. Jika sudah seperti ini, hubungannya tak sebatas raga tapi sudah menyentuh jiwa.


Nah, bagaimana Persib di mata anak Walikota dan anak mantan Walikota Bandung yang juga Ketua Umum Persib. Menurut Ida Rosdiana (45), anak kedua mantan Walikota Bandung, Ateng Wahyudi, secara emosional hubungan mereka dengan Persib jauh lebih kental.



Sebagai bobotoh, Ida tak hanya mendukung tim Persibnya, tapi secara pribadi juga mendukung penuh sang ayah yang kebetulan menjabat sebagai Ketua Umum Persib. "Emosi kami jauh lebih kental karena bisa merasakan kepedihan hati ayah kami jika Persib kalah atau justru bisa merasakan kebahagiaan yang tak terhingga jika Persib menang," tutur Ida.



Ibu satu anak ini tak memungkiri jabatan ayahnya sebagai Ketua Umum Persib sangat memengaruhi dirinya untuk lebih mencintai tim Maung Bandung. "Kalau Persib main, terus terang hati kami deg-degan. Maunya Persib menang terus he-he-he," ujar Ida.



Menurut Keukeu Kaniawati (32) anak pertama Walikota Bandung, Dada Rosada, semula ia justru tak mengerti dunia sepakbola. Keukeu baru mengenal sepakbola setelah sedikit demi sedikit menyelami tim Persib.
Perkenalannya dengan Persib mulai terbangun saat Robby Darwis dkk bertanding melawan Petrokimia Putra pada Final Liga Indonesia I di Stadion Utama Senayan, Jakarta, tahun 1995. "Sekarang saya selalu menyempatkan diri menonton Persib di stadion," tutur Keukeu.



Sementara itu, Yanyan Wahdanimar (35), anak mantan Walikota Bandung, Wahyu Hamijaya, mengatakan, meski kini ayahnya tak lagi menjabat sebagai Ketua Umum Persib, hatinya masih tetap "biru". Ibu tiga anak ini mengaku, hingga kini ia masih mengikuti perkembangan tim Persib.



"Sudah lama Persib tidak merebut gelar juara. Saya berharap pada Liga Super nanti Persib bisa jadi juara. Saya bermimpi di Bandung kita bisa menggelar arak-arakan untuk merayakan gelar juara," harapnya.
Persahabatan ketiga ibu muda ini telah berlangsung cukup lama dan hingga kini tetap terjalin dengan mesra. Hubungan di antara mereka berjalan cair dan tidak formal. "Kita suka telepon-teleponan dan biasanya ketemu kalau acara ulang tahun anak," ujar Keukeu. (san)



Tak Berani Tegur Ayah
TAK seperti yang diduga, di rumahnya, Walikota Bandung Dada Rosada ternyata tak pernah ngobrol soal Persib dengan anak-anaknya. Setidaknya, pengakuan ini diungkapkan Keukeu Kaniawati, anak pertama Dada Rosada.
Menurut Keukeu, ayahnya tak pernah membicarakan urusan dinas di rumah. Karena tak dibicarakan di rumah, maka tampaknya soal Persib dianggap oleh orang nomor satu di Kota Bandung ini sebagai urusan dinas.



"Kalau di rumah paling cuma nanya kondisi cucu-cucunya, nggak pernah ngobrol urusan kantor. Kalau soal Persib justru saya yang suka menelepon sekadar mengucapkan selamat kalau Persib menang misalnya," tutur Keukeu.
Ibu dari Zahra Putri dan Zafira Agnia ini mengaku tidak berani menegur ayahnya terkait Persib. Terlebih jika tim kesayangan warga Jawa Barat ini baru saja ditekuk lawan. "Wah, kalau Persib kalah mah, boro-boro berani menegur. Lihat wajahnya aja nggak berani," ujar Keukeu.



Menurut Keukeu, ia bisa merasakan kesedihan di hati ayahnya jika Persib kalah. Sebaliknya, ia pun bisa merasakan kebahagiaan di wajah ayahnya jika Persib menang. "Raut wajah ayah saya itu bisa terlihat kalau ia sedang merasakan sesuatu," ungkap Keukeu. (san)



Bawa Ikan Asin ke Medan - Ida Rosdiana
KARENA lebih senior, tak heran persentuhan Ida Rosdiana dengan Persib telah terjalin lebih dulu dibanding Keukeu dan Yanyan. Emosi wanita yang kini bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) itu melekat seiring dengan naik-turunnya prestasi Persib.



Selama 10 tahun atau dari 1983-1993, sang ayah, Ateng Wahyudi, menjabat sebagai Ketua Umum Persib. Selama sepuluh tahun itu pula, Ida bisa merasakan kebahagiaan dan kesedihan yang dialami ayahnya ketika mengurus Persib.
"Suka dukanya jelas banyak, tapi yang pasti keluarga mendukung penuh tugas Papih sebagai Ketua Umum Persib. Kami senang bisa men-support-nya," tandas Ida.



Menurut Ida, mengurus atlet itu sama seperti mengurus seniman. Keduanya merupakan pribadi yang memiliki sensitivitas yang tinggi. "Pendekatannya tak cukup hanya dengan memberi bonus, tapi yang lebih penting adalah dengan cinta," ujar ibu dari Anindita Kania Dewi ini.



Menurut Ida, kunci kesuksesan Persib di era 80-an adalah kekeluargaan, kebersamaan, dan rasa memiliki. Wanita yang wajahnya sering nongol di salah satu stasiun televisi ini berharap, ketiga kunci sukses itu sekarang bisa diwujudkan lagi.



Ida mengenang ketika Persib bertandang ke Medan melawan PSMS, ayahnya sengaja membawa ikan asin dari Bandung. "Papih bawa ikan asin dan kita semua makan bareng-bareng dan ternyata ikan asin mampu mengalahkan masakan hotel," kenang Ida. (san)



Di Manila Paling Berkesan - Yanyan Wahdanimar
BEGITU tahun 1993 Wahyu Hamijaya, ayahnya, menjadi Walikota Bandung dan menjabat sebagai Ketua Umum Persib, dua tahun kemudian atau pada 1995 Persib untuk pertama kalinya menjadi juara Liga Indonesia I setelah mengalahkan Petrokimia Putra.



Yanyan Wahdanimar, anak Wahyu Hamijaya, merupakan satu di antara lebih dari seratus ribu pasang mata yang menyaksikan laga final mendebarkan itu di Stadion Utama Senayan, Jakarta.
Kemenangan Persib lewat gol tunggal Sutiono Lamso itu merupakan kenangan yang tak terlupakan bagi ibu dari Deyan, Devina, dan Kinanti ini. "Dulu belum ada Jalan Tol Cipularang, jadi semua kendaraan lewan Puncak. Saya menyaksikan sendiri pedagang makanan di Cianjur ludes diborong bobotoh Persib yang merayakan kemenangan," ungkap Yanyan.



Namun, menurut Yanyan, kenangan terindah dirinya dengan Persib justru saat menyaksikan Robby Darwis dkk berlaga di Manila, Filipina, tahun 1995. "Saya sudah lupa nama klub lawannya, tapi yang jelas saat itu Persib mencukur lawannya 7-0 tanpa balas. Ini luar biasa, terlebih kita main di kandang lawan," tutur Yanyan.
Karena saat itu yang menjadi kapten timnya Robby Darwis, hingga kini pun, kata Yanyan, ia masih mengidolakan stoper Persib tersebut. "Badannya gede, striker lawan sulit tembus," ujar Yanyan melukiskan perawakan si Bima.




Sumber : Tribun Jabar

Gonzalez Prioritaskan Persib

Keinginan manajemen Persib Bandung untuk merekrut Christian Gonzalez, topskorer musim lalu, tampaknya bak gayung bersambut. Pasalnya, menurut sumber Tribun di Persik Kediri, klub asal Gonzalez, striker subur gol itu lebih memprioritaskan bergabung dengan Maung Bandung di Liga Super dibanding klub lain.

"Gonzalez sekarang belum terikat dengan klub mana pun. Dan yang saya dengar Gonzalez lebih memprioritaskan bergabung dengan Persib," ujar sumber yang enggan disebutkan namanya itu.

Faktor Jaya Hartono, yang pernah menukangi Persik, keseriusan manajemen Persib dalam menghadapi Liga Super, dan target juara yang dimiliki Maung Bandung merupakan sejumlah alasan yang membuat Gonzalez tertarik ingin bergabung dengan Persib. Di sisi lain, striker yang sering membuat kiper lawan ketar-ketir itu juga ingin mencari suasana baru setelah dua musim bergabung dengan Persik.

Meski begitu, keinginan Gonzalez bergabung dengan Persib bukan tanpa catatan. Striker bertubuh gempal itu mengajukan syarat khusus. "Gonzalez mau bergabung dengan Persib tapi dengan catatan Ronald Fagundez juga direkrut, alias satu paket," ujar sumber itu.

Gonzalez mengajukan syarat seperti itu karena merasa telah satu hati dengan Fagundez di lapangan hijau. Fagundez, yang berposisi sebagai playmaker, sudah memahami bola seperti apa yang dinginkan Gonzalez ketika hendak menjebol gawang lawan. Diperoleh infomasi harga kontrak Gonzalez per tahun mencapai Rp 1,2 miliar.

Terkait masalah ini Manajer Persib, Jaja Soetardja, mengaku belum mengetahui keinginan Gonzalez seperti itu. Pasalnya, kata Jaja, pihaknya belum pernah melakukan pembicaraan dengan Gonzalez. "Belum, belum, kita belum pernah ada kontak dengan dia," ujarnya.

Meski begitu, Jaja membenarkan Gonzalez masuk dalam daftar striker incaran Persib. Hanya saja, jika merekrut Gonzalez harus satu paket dengan Fagundez, kata Jaja, hal itu sulit dilakukan. "Kita hanya membutuhkan seorang striker, bukan gelandang," tandasnya.

Menurut Jaja, setiap kali hendak merekrut pemain, ia harus membicarakannya terlebih dulu dengan Jaya Hartono sebagai pelatih. Dan hingga kemarin, ungkap Jaja, belum ada pembicaraan khusus terkait Gonzalez. "Kita memang lagi mencari striker, tapi kan nggak hanya Gonzalez saja yang kita buru," ujar Jaja, yang enggan menyebutkan siapa saja striker yang tengah dibidik Persib.

Jaja mengatakan, khusus untuk merekrut pemain asing, pihaknya kini masih menunggu daftar hitam pemain asing yang akan dikeluarkan oleh Badan Liga Indonesia (BLI). "Kita masih menunggu daftar hitamnya. Karena kalau kita telanjur mengontrak yang bersangkutan sementara nanti ternyata dia masuk dalam daftar hitam, kan bisa berabe," tandas Jaja.

Sumebr : Tribun Jabar

Sabtu, 08 Maret 2008

Persib Perlu Enam Pemain Lagi

Dengan bergabungnya Waluyo dan tidak tercapainya kesepakatan dengan Cucu Hidayat, Persib kini tinggal mencari enam pemain lagi untuk memenuhi kuota 25 tempat menghadapi Liga Super Indonesia (LSI) 2008. Stopper asal Deltras Sidoarjo itu dinyatakan resmi bergabung dengan "Pangeran Biru" setelah bertemu langsung dengan manajemen Persib di Hotel Savoy Homann, Jln. Asia Afrika Bandung, Kamis (6/3).

Manajer H. Jaja Soetardja mengatakan, tim pelatih telah memilah-milah bagian untuk enam tempat yang masih kosong. Tiga tempat untuk pemain dari Persib U-23, 1 pemain lokal, dan 2 lagi khusus pemain asing. Jatah pemain asing ini untuk posisi penyerang dan libero. "Kami masih menunggu daftar hitam pemain asing. Oleh karena itu, kami tidak akan langsung merekrut dulu," ujar Jaja.

Jaja mengatakan pemain yang sudah mencapai kesepakatan nilai kontrak, akan dikumpulkan sebelum April. Mereka akan menandatangani kontrak pada April, sebagai ikatan resmi bergabung dengan Persib. "Semua pemain dan pelatih akan menandatangani kontrak selama 12 bulan mulai April," ujarnya.

Pertemuan manajemen dengan Waluyo berjalan cukup singkat, sekitar 30 menit. Menurut Jaja, pembicaraan tidak memerlukan waktu yang lama karena Waluyo memang sudah mencapai kesepakatan nilai kontrak dengan manajemen. Mengenai nilai kontrak yang diberikan, Jaja enggan memberikan komentar. Selain Jaja, pembicaraan tersebut juga melibatkan pelatih Jaya Hartono dan wakil manajer, H. Umuh Muchtar.

Ketika ditanya mengenai hasil rapat pengurus Rabu (5/3) malam, Jaja mengatakan, semua ofisial telah sepakat untuk memberi kesempatan pada tiga pemain muda dari tim U-23 untuk bergabung dengan Persib. Untuk posisi dalam tim yang akan ditempati pemain U-23 itu, Jaja menyerahkan semua pertimbangan dan keputusan kepada tim pelatih.

Dalam rapat tersebut, diputuskan untuk mempertahankan semua kiper yang memperkuat Persib pada kompetisi tahun lalu. "Kiper yang dulu tidak diganti," kata Jaja. Dengan begitu, sudah dipastikan bahwa kiper ketiga Persib pada LDI 2007, Edi Kurnia akan tetap bersama Persib pada LSI 2008.

Sementara itu, Edi Kurnia mengaku sangat senang dan bersyukur masih bisa bertahan di Persib. Edi yang ikut menunggu hasil pertemuan antara manajemen dan Waluyo mengatakan, dia baru mendapat pemberitahuan mengenai kepastian dirinya bertahan di Persib, Rabu (5/3) malam. "Saya tidak mengira akan dipertahankan oleh Persib. Saya memang masih berlatih bersama teman-teman, tapi sama sekali tidak pernah berharap untuk dapat bertahan," kata Edi.

Jaya Hartono

Sementara itu, Pelatih Jaya Hartono mengatakan, dirinya tidak merasa menggembosi Deltras Sidoarjo dengan memboyong empat pemain mantan klubnya itu. "Saya hanya ingin memberi kesempatan pada pemain untuk mengembangkan diri di klub yang lebih besar," ungkap Jaya.

Menurut Jaya, tidak ada komentar miring dari pihak Deltras sendiri tentang perekrutan empat pemain tersebut. Sebagai pemain Deltras keempat yang bergabung bersama Persib, Waluyo juga membenarkan hal tersebut. "Saya dapat tawaran langsung dari manajemen, bukan dari Jaya," kata Waluyo.

Waluyo juga mengatakan, alasan utama dirinya bergabung dengan Persib adalah nama besar yang disandang tim "Pangeran Biru" ini. "Saya bangga dan senang bisa bergabung dengan tim sebesar Persib," ujar Waluyo.


Sumber : Pikiran Rakyat

Persib Perlu Enam Pemain Lagi

Dengan bergabungnya Waluyo dan tidak tercapainya kesepakatan dengan Cucu Hidayat, Persib kini tinggal mencari enam pemain lagi untuk memenuhi kuota 25 tempat menghadapi Liga Super Indonesia (LSI) 2008. Stopper asal Deltras Sidoarjo itu dinyatakan resmi bergabung dengan "Pangeran Biru" setelah bertemu langsung dengan manajemen Persib di Hotel Savoy Homann, Jln. Asia Afrika Bandung, Kamis (6/3).

Manajer H. Jaja Soetardja mengatakan, tim pelatih telah memilah-milah bagian untuk enam tempat yang masih kosong. Tiga tempat untuk pemain dari Persib U-23, 1 pemain lokal, dan 2 lagi khusus pemain asing. Jatah pemain asing ini untuk posisi penyerang dan libero. "Kami masih menunggu daftar hitam pemain asing. Oleh karena itu, kami tidak akan langsung merekrut dulu," ujar Jaja.

Jaja mengatakan pemain yang sudah mencapai kesepakatan nilai kontrak, akan dikumpulkan sebelum April. Mereka akan menandatangani kontrak pada April, sebagai ikatan resmi bergabung dengan Persib. "Semua pemain dan pelatih akan menandatangani kontrak selama 12 bulan mulai April," ujarnya.

Pertemuan manajemen dengan Waluyo berjalan cukup singkat, sekitar 30 menit. Menurut Jaja, pembicaraan tidak memerlukan waktu yang lama karena Waluyo memang sudah mencapai kesepakatan nilai kontrak dengan manajemen. Mengenai nilai kontrak yang diberikan, Jaja enggan memberikan komentar. Selain Jaja, pembicaraan tersebut juga melibatkan pelatih Jaya Hartono dan wakil manajer, H. Umuh Muchtar.

Ketika ditanya mengenai hasil rapat pengurus Rabu (5/3) malam, Jaja mengatakan, semua ofisial telah sepakat untuk memberi kesempatan pada tiga pemain muda dari tim U-23 untuk bergabung dengan Persib. Untuk posisi dalam tim yang akan ditempati pemain U-23 itu, Jaja menyerahkan semua pertimbangan dan keputusan kepada tim pelatih.

Dalam rapat tersebut, diputuskan untuk mempertahankan semua kiper yang memperkuat Persib pada kompetisi tahun lalu. "Kiper yang dulu tidak diganti," kata Jaja. Dengan begitu, sudah dipastikan bahwa kiper ketiga Persib pada LDI 2007, Edi Kurnia akan tetap bersama Persib pada LSI 2008.

Sementara itu, Edi Kurnia mengaku sangat senang dan bersyukur masih bisa bertahan di Persib. Edi yang ikut menunggu hasil pertemuan antara manajemen dan Waluyo mengatakan, dia baru mendapat pemberitahuan mengenai kepastian dirinya bertahan di Persib, Rabu (5/3) malam. "Saya tidak mengira akan dipertahankan oleh Persib. Saya memang masih berlatih bersama teman-teman, tapi sama sekali tidak pernah berharap untuk dapat bertahan," kata Edi.

Jaya Hartono

Sementara itu, Pelatih Jaya Hartono mengatakan, dirinya tidak merasa menggembosi Deltras Sidoarjo dengan memboyong empat pemain mantan klubnya itu. "Saya hanya ingin memberi kesempatan pada pemain untuk mengembangkan diri di klub yang lebih besar," ungkap Jaya.

Menurut Jaya, tidak ada komentar miring dari pihak Deltras sendiri tentang perekrutan empat pemain tersebut. Sebagai pemain Deltras keempat yang bergabung bersama Persib, Waluyo juga membenarkan hal tersebut. "Saya dapat tawaran langsung dari manajemen, bukan dari Jaya," kata Waluyo.

Waluyo juga mengatakan, alasan utama dirinya bergabung dengan Persib adalah nama besar yang disandang tim "Pangeran Biru" ini. "Saya bangga dan senang bisa bergabung dengan tim sebesar Persib," ujar Waluyo.


Sumber : Pikiran Rakyat