Rabu, 12 Maret 2008

Nyeck dan Hilton Masuk Daftar Hitam

Dua nama pemain asing yang diklaim sudah diikat Persib Bandung, Nyeck Nyobe Georges Clement (Kamerun) dan Hilton Mauro Moriera (Brasil) termasuk dalam 70 nama pemain asing daftar hitam yang diumumkan PSSI di Jakarta, Selasa (11/3). Namun, kedua pemain ini hanya masuk ke dalam daftar hitam kategori kedua yang hanya sebatas untuk tidak direkrut karena berbagai alasan.

Menurut Direktur Kompetisi Badan Liga Indonesia (BLI), Joko Driyono, yang masuk dalam kategori kedua ini adalah para pemain yang pernah bermasalah dengan melakukan pelanggaran disiplin dan dikhawatirkan akan mengulang tindakan tersebut, sehingga bisa merugikan klub yang mengontraknya.

"Ada empat kriteria yang dijadikan standar verifikasi pemain yang tidak direkomendasikan. Pertama menyerang wasit, kedua berlaku tidak sportif dalam pertandingan seperti protes berlebihan dan provokasi, ketiga terlibat dalam perkelahian, keempat tidak menunjukkan sikap profesional seperti ketidakpatuhan kepada kontrak," urai Joko.

Dari daftar yang diumumkan PSSI, ada 46 pemain asing yang masuk kategori kedua ini. Joko menjelaskan, pihaknya tidak tegas melarang pemain tersebut memperkuat klub, karena PSSI tidak memiliki kewenangan hukum untuk melarang.

Dari 46 nama pemain asing yang tidak direkomendasikan untuk direkrut itu ada juga tiga nama mantan pemain asing Persib di LI XIII/2007, yaitu Patricio Jimenez Diaz, Redouane Barkaoui, dan Christian Bekamenga. Pemain asing yang dikabarkan tengah dibidik Persib seperti Christian Gonzales (Persik) dan Emile Mbamba (Kamerun) juga masuk dalam daftar hitam kategori kedua ini.

Dilarang tampil

Berbeda dengan 46 nama pemain asing tersebut, PSSI juga mengumumkan 20 nama pemain asing yang mutlak dilarang tampil di Liga Super Indonesia (LSI) dan Divisi Utama 2008 karena masuk dalam daftar hitam pemain asing kategori pertama.

Menurut Deputi Sekretaris Jenderal PSSI, Hamka B. Kady, ke-20 nama pemain asing tersebut dilarang tampil karena sama sekali tidak memenuhi syarat untuk tampil di Liga Super atau Divisi Utama karena stratanya tidak sesuai dengan Manual Liga Indonesia 2008.

Berdasarkan Manual Liga Indonesia, pemain asing yang bermain di Indonesia harus memenuhi syarat minimal bermain di kompetisi level kedua negara lain di luar Asia Tenggara. Jika ia sebelumnya bermain untuk klub di negara Asia Tenggara, maka pemain itu harus datang dari klub Divisi Utama.


Sumber : Galamedia

Senin, 10 Maret 2008

Arcan Iurie Dapat Lisensi A dari UEFA

Pelatih Persik Kediri, Arcan Iurie, akhirnya meraih sertifikat kepelatihan Lisensi A dari UEFA. Lisensi tersebut diterima langsung oleh pelatih asal Meldova itu di negara asalnya.

Iurie bahkan harus kembali ke negaranya untuk menerima lisensi kepelatihan itu. "Lisensi kepelatihan ini harus kami terima langsung dari federasi di negara kami. Mereka tidak bersedia mengirimkan kepada kami via titipan kilat atau sejenisnya. Untuk itu, saya selama 20 hari kembali ke Moldova untuk mengurusi lisensi kepelatihan ini," tutur Arcan Iurie Anatolivicie, kepada GOAL.com.

Lebih lanjut, mantan pelatih Persib Bandung dan Persija Jakarta ini menambahkan, tidak mudah untuk mendapatkan lisensi kepelatihan dari UEFA tersebut. Sebab, dirinya masih harus menjalani beberapa test tertulis.

Meski begitu, ia mengaku cukup bangga karena bisa mendapatkan lisensi A itu. Dengan demikian, maka ia pun bisa melanjutkan tugasnya menukangi Persik Kediri. Pasalnya, Badan Liga Indonesia (BLI) memang mensyaratkan hanya pelatih berlisensi A yang bisa menukangi tim kontestan Liga Super.


Sumber : Goal.com

Barkaoui Tinggalkan Liga Indonesia

Mantan bomber andalan Persib Bandung, Radouane Barkaoui, semakin manjauh dari bekas klubnya itu. Setelah manajemen tim berjuluk Maung Bandung memutuskan tidak memperpanjang kontraknya, pemain asal Maroko itu justru memilih bermain di Liga Super Malaysia.

Sama seperti saat merumput pertama kali bersama Persib, Barkaoui pun menunjukkan ketajamnnya sebagai tukang gedor di awal musim. Sayangnya, memasuki musim kedua, ia mulai melempeng hingga akhirnya manajemen Persib memutuskan untuk melepasnya.

Demikian, pula dengan keberadaanya diklub barunya di Pahang FC, Malaysia.. Ia benar-benar menjadi striker andalan tim tersebut. Tak heran, jika publik sepakbola di kota tersebut terpesona. Sayangnya, meski manajemen tim memutuskan tetap memperpanjang kontraknya, namun ia telah memutuskan hanya satu musim di tim itu.

Menurut agennya, Omluc Junior, melihat penampilan Barkaoui di Pahang FC yang lumayan bagus, ia berniat mengembalikannya ke Persib Bandung. Sayangnya, pemain yang selalu merayakan golnya dengan tari jaipong khas Jawa Barat ini lebih memilih merumput di Liga Qatar.



Sumber : Goal.com

Emosi Kami Lebih Kental

PERSIB dipandang tidak hanya sebagai tim sepakbola semata. Bagi sebagian orang, tim Maung Bandung sudah dianggap sebagai identitas warga Jawa Barat. Jika sudah seperti ini, hubungannya tak sebatas raga tapi sudah menyentuh jiwa.


Nah, bagaimana Persib di mata anak Walikota dan anak mantan Walikota Bandung yang juga Ketua Umum Persib. Menurut Ida Rosdiana (45), anak kedua mantan Walikota Bandung, Ateng Wahyudi, secara emosional hubungan mereka dengan Persib jauh lebih kental.



Sebagai bobotoh, Ida tak hanya mendukung tim Persibnya, tapi secara pribadi juga mendukung penuh sang ayah yang kebetulan menjabat sebagai Ketua Umum Persib. "Emosi kami jauh lebih kental karena bisa merasakan kepedihan hati ayah kami jika Persib kalah atau justru bisa merasakan kebahagiaan yang tak terhingga jika Persib menang," tutur Ida.



Ibu satu anak ini tak memungkiri jabatan ayahnya sebagai Ketua Umum Persib sangat memengaruhi dirinya untuk lebih mencintai tim Maung Bandung. "Kalau Persib main, terus terang hati kami deg-degan. Maunya Persib menang terus he-he-he," ujar Ida.



Menurut Keukeu Kaniawati (32) anak pertama Walikota Bandung, Dada Rosada, semula ia justru tak mengerti dunia sepakbola. Keukeu baru mengenal sepakbola setelah sedikit demi sedikit menyelami tim Persib.
Perkenalannya dengan Persib mulai terbangun saat Robby Darwis dkk bertanding melawan Petrokimia Putra pada Final Liga Indonesia I di Stadion Utama Senayan, Jakarta, tahun 1995. "Sekarang saya selalu menyempatkan diri menonton Persib di stadion," tutur Keukeu.



Sementara itu, Yanyan Wahdanimar (35), anak mantan Walikota Bandung, Wahyu Hamijaya, mengatakan, meski kini ayahnya tak lagi menjabat sebagai Ketua Umum Persib, hatinya masih tetap "biru". Ibu tiga anak ini mengaku, hingga kini ia masih mengikuti perkembangan tim Persib.



"Sudah lama Persib tidak merebut gelar juara. Saya berharap pada Liga Super nanti Persib bisa jadi juara. Saya bermimpi di Bandung kita bisa menggelar arak-arakan untuk merayakan gelar juara," harapnya.
Persahabatan ketiga ibu muda ini telah berlangsung cukup lama dan hingga kini tetap terjalin dengan mesra. Hubungan di antara mereka berjalan cair dan tidak formal. "Kita suka telepon-teleponan dan biasanya ketemu kalau acara ulang tahun anak," ujar Keukeu. (san)



Tak Berani Tegur Ayah
TAK seperti yang diduga, di rumahnya, Walikota Bandung Dada Rosada ternyata tak pernah ngobrol soal Persib dengan anak-anaknya. Setidaknya, pengakuan ini diungkapkan Keukeu Kaniawati, anak pertama Dada Rosada.
Menurut Keukeu, ayahnya tak pernah membicarakan urusan dinas di rumah. Karena tak dibicarakan di rumah, maka tampaknya soal Persib dianggap oleh orang nomor satu di Kota Bandung ini sebagai urusan dinas.



"Kalau di rumah paling cuma nanya kondisi cucu-cucunya, nggak pernah ngobrol urusan kantor. Kalau soal Persib justru saya yang suka menelepon sekadar mengucapkan selamat kalau Persib menang misalnya," tutur Keukeu.
Ibu dari Zahra Putri dan Zafira Agnia ini mengaku tidak berani menegur ayahnya terkait Persib. Terlebih jika tim kesayangan warga Jawa Barat ini baru saja ditekuk lawan. "Wah, kalau Persib kalah mah, boro-boro berani menegur. Lihat wajahnya aja nggak berani," ujar Keukeu.



Menurut Keukeu, ia bisa merasakan kesedihan di hati ayahnya jika Persib kalah. Sebaliknya, ia pun bisa merasakan kebahagiaan di wajah ayahnya jika Persib menang. "Raut wajah ayah saya itu bisa terlihat kalau ia sedang merasakan sesuatu," ungkap Keukeu. (san)



Bawa Ikan Asin ke Medan - Ida Rosdiana
KARENA lebih senior, tak heran persentuhan Ida Rosdiana dengan Persib telah terjalin lebih dulu dibanding Keukeu dan Yanyan. Emosi wanita yang kini bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) itu melekat seiring dengan naik-turunnya prestasi Persib.



Selama 10 tahun atau dari 1983-1993, sang ayah, Ateng Wahyudi, menjabat sebagai Ketua Umum Persib. Selama sepuluh tahun itu pula, Ida bisa merasakan kebahagiaan dan kesedihan yang dialami ayahnya ketika mengurus Persib.
"Suka dukanya jelas banyak, tapi yang pasti keluarga mendukung penuh tugas Papih sebagai Ketua Umum Persib. Kami senang bisa men-support-nya," tandas Ida.



Menurut Ida, mengurus atlet itu sama seperti mengurus seniman. Keduanya merupakan pribadi yang memiliki sensitivitas yang tinggi. "Pendekatannya tak cukup hanya dengan memberi bonus, tapi yang lebih penting adalah dengan cinta," ujar ibu dari Anindita Kania Dewi ini.



Menurut Ida, kunci kesuksesan Persib di era 80-an adalah kekeluargaan, kebersamaan, dan rasa memiliki. Wanita yang wajahnya sering nongol di salah satu stasiun televisi ini berharap, ketiga kunci sukses itu sekarang bisa diwujudkan lagi.



Ida mengenang ketika Persib bertandang ke Medan melawan PSMS, ayahnya sengaja membawa ikan asin dari Bandung. "Papih bawa ikan asin dan kita semua makan bareng-bareng dan ternyata ikan asin mampu mengalahkan masakan hotel," kenang Ida. (san)



Di Manila Paling Berkesan - Yanyan Wahdanimar
BEGITU tahun 1993 Wahyu Hamijaya, ayahnya, menjadi Walikota Bandung dan menjabat sebagai Ketua Umum Persib, dua tahun kemudian atau pada 1995 Persib untuk pertama kalinya menjadi juara Liga Indonesia I setelah mengalahkan Petrokimia Putra.



Yanyan Wahdanimar, anak Wahyu Hamijaya, merupakan satu di antara lebih dari seratus ribu pasang mata yang menyaksikan laga final mendebarkan itu di Stadion Utama Senayan, Jakarta.
Kemenangan Persib lewat gol tunggal Sutiono Lamso itu merupakan kenangan yang tak terlupakan bagi ibu dari Deyan, Devina, dan Kinanti ini. "Dulu belum ada Jalan Tol Cipularang, jadi semua kendaraan lewan Puncak. Saya menyaksikan sendiri pedagang makanan di Cianjur ludes diborong bobotoh Persib yang merayakan kemenangan," ungkap Yanyan.



Namun, menurut Yanyan, kenangan terindah dirinya dengan Persib justru saat menyaksikan Robby Darwis dkk berlaga di Manila, Filipina, tahun 1995. "Saya sudah lupa nama klub lawannya, tapi yang jelas saat itu Persib mencukur lawannya 7-0 tanpa balas. Ini luar biasa, terlebih kita main di kandang lawan," tutur Yanyan.
Karena saat itu yang menjadi kapten timnya Robby Darwis, hingga kini pun, kata Yanyan, ia masih mengidolakan stoper Persib tersebut. "Badannya gede, striker lawan sulit tembus," ujar Yanyan melukiskan perawakan si Bima.




Sumber : Tribun Jabar

Gonzalez Prioritaskan Persib

Keinginan manajemen Persib Bandung untuk merekrut Christian Gonzalez, topskorer musim lalu, tampaknya bak gayung bersambut. Pasalnya, menurut sumber Tribun di Persik Kediri, klub asal Gonzalez, striker subur gol itu lebih memprioritaskan bergabung dengan Maung Bandung di Liga Super dibanding klub lain.

"Gonzalez sekarang belum terikat dengan klub mana pun. Dan yang saya dengar Gonzalez lebih memprioritaskan bergabung dengan Persib," ujar sumber yang enggan disebutkan namanya itu.

Faktor Jaya Hartono, yang pernah menukangi Persik, keseriusan manajemen Persib dalam menghadapi Liga Super, dan target juara yang dimiliki Maung Bandung merupakan sejumlah alasan yang membuat Gonzalez tertarik ingin bergabung dengan Persib. Di sisi lain, striker yang sering membuat kiper lawan ketar-ketir itu juga ingin mencari suasana baru setelah dua musim bergabung dengan Persik.

Meski begitu, keinginan Gonzalez bergabung dengan Persib bukan tanpa catatan. Striker bertubuh gempal itu mengajukan syarat khusus. "Gonzalez mau bergabung dengan Persib tapi dengan catatan Ronald Fagundez juga direkrut, alias satu paket," ujar sumber itu.

Gonzalez mengajukan syarat seperti itu karena merasa telah satu hati dengan Fagundez di lapangan hijau. Fagundez, yang berposisi sebagai playmaker, sudah memahami bola seperti apa yang dinginkan Gonzalez ketika hendak menjebol gawang lawan. Diperoleh infomasi harga kontrak Gonzalez per tahun mencapai Rp 1,2 miliar.

Terkait masalah ini Manajer Persib, Jaja Soetardja, mengaku belum mengetahui keinginan Gonzalez seperti itu. Pasalnya, kata Jaja, pihaknya belum pernah melakukan pembicaraan dengan Gonzalez. "Belum, belum, kita belum pernah ada kontak dengan dia," ujarnya.

Meski begitu, Jaja membenarkan Gonzalez masuk dalam daftar striker incaran Persib. Hanya saja, jika merekrut Gonzalez harus satu paket dengan Fagundez, kata Jaja, hal itu sulit dilakukan. "Kita hanya membutuhkan seorang striker, bukan gelandang," tandasnya.

Menurut Jaja, setiap kali hendak merekrut pemain, ia harus membicarakannya terlebih dulu dengan Jaya Hartono sebagai pelatih. Dan hingga kemarin, ungkap Jaja, belum ada pembicaraan khusus terkait Gonzalez. "Kita memang lagi mencari striker, tapi kan nggak hanya Gonzalez saja yang kita buru," ujar Jaja, yang enggan menyebutkan siapa saja striker yang tengah dibidik Persib.

Jaja mengatakan, khusus untuk merekrut pemain asing, pihaknya kini masih menunggu daftar hitam pemain asing yang akan dikeluarkan oleh Badan Liga Indonesia (BLI). "Kita masih menunggu daftar hitamnya. Karena kalau kita telanjur mengontrak yang bersangkutan sementara nanti ternyata dia masuk dalam daftar hitam, kan bisa berabe," tandas Jaja.

Sumebr : Tribun Jabar

Sabtu, 08 Maret 2008

Persib Perlu Enam Pemain Lagi

Dengan bergabungnya Waluyo dan tidak tercapainya kesepakatan dengan Cucu Hidayat, Persib kini tinggal mencari enam pemain lagi untuk memenuhi kuota 25 tempat menghadapi Liga Super Indonesia (LSI) 2008. Stopper asal Deltras Sidoarjo itu dinyatakan resmi bergabung dengan "Pangeran Biru" setelah bertemu langsung dengan manajemen Persib di Hotel Savoy Homann, Jln. Asia Afrika Bandung, Kamis (6/3).

Manajer H. Jaja Soetardja mengatakan, tim pelatih telah memilah-milah bagian untuk enam tempat yang masih kosong. Tiga tempat untuk pemain dari Persib U-23, 1 pemain lokal, dan 2 lagi khusus pemain asing. Jatah pemain asing ini untuk posisi penyerang dan libero. "Kami masih menunggu daftar hitam pemain asing. Oleh karena itu, kami tidak akan langsung merekrut dulu," ujar Jaja.

Jaja mengatakan pemain yang sudah mencapai kesepakatan nilai kontrak, akan dikumpulkan sebelum April. Mereka akan menandatangani kontrak pada April, sebagai ikatan resmi bergabung dengan Persib. "Semua pemain dan pelatih akan menandatangani kontrak selama 12 bulan mulai April," ujarnya.

Pertemuan manajemen dengan Waluyo berjalan cukup singkat, sekitar 30 menit. Menurut Jaja, pembicaraan tidak memerlukan waktu yang lama karena Waluyo memang sudah mencapai kesepakatan nilai kontrak dengan manajemen. Mengenai nilai kontrak yang diberikan, Jaja enggan memberikan komentar. Selain Jaja, pembicaraan tersebut juga melibatkan pelatih Jaya Hartono dan wakil manajer, H. Umuh Muchtar.

Ketika ditanya mengenai hasil rapat pengurus Rabu (5/3) malam, Jaja mengatakan, semua ofisial telah sepakat untuk memberi kesempatan pada tiga pemain muda dari tim U-23 untuk bergabung dengan Persib. Untuk posisi dalam tim yang akan ditempati pemain U-23 itu, Jaja menyerahkan semua pertimbangan dan keputusan kepada tim pelatih.

Dalam rapat tersebut, diputuskan untuk mempertahankan semua kiper yang memperkuat Persib pada kompetisi tahun lalu. "Kiper yang dulu tidak diganti," kata Jaja. Dengan begitu, sudah dipastikan bahwa kiper ketiga Persib pada LDI 2007, Edi Kurnia akan tetap bersama Persib pada LSI 2008.

Sementara itu, Edi Kurnia mengaku sangat senang dan bersyukur masih bisa bertahan di Persib. Edi yang ikut menunggu hasil pertemuan antara manajemen dan Waluyo mengatakan, dia baru mendapat pemberitahuan mengenai kepastian dirinya bertahan di Persib, Rabu (5/3) malam. "Saya tidak mengira akan dipertahankan oleh Persib. Saya memang masih berlatih bersama teman-teman, tapi sama sekali tidak pernah berharap untuk dapat bertahan," kata Edi.

Jaya Hartono

Sementara itu, Pelatih Jaya Hartono mengatakan, dirinya tidak merasa menggembosi Deltras Sidoarjo dengan memboyong empat pemain mantan klubnya itu. "Saya hanya ingin memberi kesempatan pada pemain untuk mengembangkan diri di klub yang lebih besar," ungkap Jaya.

Menurut Jaya, tidak ada komentar miring dari pihak Deltras sendiri tentang perekrutan empat pemain tersebut. Sebagai pemain Deltras keempat yang bergabung bersama Persib, Waluyo juga membenarkan hal tersebut. "Saya dapat tawaran langsung dari manajemen, bukan dari Jaya," kata Waluyo.

Waluyo juga mengatakan, alasan utama dirinya bergabung dengan Persib adalah nama besar yang disandang tim "Pangeran Biru" ini. "Saya bangga dan senang bisa bergabung dengan tim sebesar Persib," ujar Waluyo.


Sumber : Pikiran Rakyat

Persib Perlu Enam Pemain Lagi

Dengan bergabungnya Waluyo dan tidak tercapainya kesepakatan dengan Cucu Hidayat, Persib kini tinggal mencari enam pemain lagi untuk memenuhi kuota 25 tempat menghadapi Liga Super Indonesia (LSI) 2008. Stopper asal Deltras Sidoarjo itu dinyatakan resmi bergabung dengan "Pangeran Biru" setelah bertemu langsung dengan manajemen Persib di Hotel Savoy Homann, Jln. Asia Afrika Bandung, Kamis (6/3).

Manajer H. Jaja Soetardja mengatakan, tim pelatih telah memilah-milah bagian untuk enam tempat yang masih kosong. Tiga tempat untuk pemain dari Persib U-23, 1 pemain lokal, dan 2 lagi khusus pemain asing. Jatah pemain asing ini untuk posisi penyerang dan libero. "Kami masih menunggu daftar hitam pemain asing. Oleh karena itu, kami tidak akan langsung merekrut dulu," ujar Jaja.

Jaja mengatakan pemain yang sudah mencapai kesepakatan nilai kontrak, akan dikumpulkan sebelum April. Mereka akan menandatangani kontrak pada April, sebagai ikatan resmi bergabung dengan Persib. "Semua pemain dan pelatih akan menandatangani kontrak selama 12 bulan mulai April," ujarnya.

Pertemuan manajemen dengan Waluyo berjalan cukup singkat, sekitar 30 menit. Menurut Jaja, pembicaraan tidak memerlukan waktu yang lama karena Waluyo memang sudah mencapai kesepakatan nilai kontrak dengan manajemen. Mengenai nilai kontrak yang diberikan, Jaja enggan memberikan komentar. Selain Jaja, pembicaraan tersebut juga melibatkan pelatih Jaya Hartono dan wakil manajer, H. Umuh Muchtar.

Ketika ditanya mengenai hasil rapat pengurus Rabu (5/3) malam, Jaja mengatakan, semua ofisial telah sepakat untuk memberi kesempatan pada tiga pemain muda dari tim U-23 untuk bergabung dengan Persib. Untuk posisi dalam tim yang akan ditempati pemain U-23 itu, Jaja menyerahkan semua pertimbangan dan keputusan kepada tim pelatih.

Dalam rapat tersebut, diputuskan untuk mempertahankan semua kiper yang memperkuat Persib pada kompetisi tahun lalu. "Kiper yang dulu tidak diganti," kata Jaja. Dengan begitu, sudah dipastikan bahwa kiper ketiga Persib pada LDI 2007, Edi Kurnia akan tetap bersama Persib pada LSI 2008.

Sementara itu, Edi Kurnia mengaku sangat senang dan bersyukur masih bisa bertahan di Persib. Edi yang ikut menunggu hasil pertemuan antara manajemen dan Waluyo mengatakan, dia baru mendapat pemberitahuan mengenai kepastian dirinya bertahan di Persib, Rabu (5/3) malam. "Saya tidak mengira akan dipertahankan oleh Persib. Saya memang masih berlatih bersama teman-teman, tapi sama sekali tidak pernah berharap untuk dapat bertahan," kata Edi.

Jaya Hartono

Sementara itu, Pelatih Jaya Hartono mengatakan, dirinya tidak merasa menggembosi Deltras Sidoarjo dengan memboyong empat pemain mantan klubnya itu. "Saya hanya ingin memberi kesempatan pada pemain untuk mengembangkan diri di klub yang lebih besar," ungkap Jaya.

Menurut Jaya, tidak ada komentar miring dari pihak Deltras sendiri tentang perekrutan empat pemain tersebut. Sebagai pemain Deltras keempat yang bergabung bersama Persib, Waluyo juga membenarkan hal tersebut. "Saya dapat tawaran langsung dari manajemen, bukan dari Jaya," kata Waluyo.

Waluyo juga mengatakan, alasan utama dirinya bergabung dengan Persib adalah nama besar yang disandang tim "Pangeran Biru" ini. "Saya bangga dan senang bisa bergabung dengan tim sebesar Persib," ujar Waluyo.


Sumber : Pikiran Rakyat

Edi Kurnia Dipertahankan

Siapa kiper ketiga Persib Liga Super, terjawab sudah setelah manajemen Persib memutuskan untuk mempertahankan Edi Kurnia. Dengan mempertahankan Edi, berarti komposisi penjaga gawang Persib Liga Super tidak berbeda dengan Liga Indonesia XIII. Edi masuk untuk menempati posisi ketiga setelah Tema Mursadat dan Cecep Supriatna.

Masuknya Edkur demikian Edi Kurnia akrab dipanggil, mematahkan rumor yang menyebutkan Persib Liga Super akan diperkuat kiper muda dari Persib U-23.

"Manajemen memutuskan, semua kiper tidak diganti. Itu saja," ungkap Manajer Persib H Jaja Soetardja, mengomentari kembalinya Edi ke tim Persib, Kamis (6/3).

Ketika didesak alasan mempertahankan Edi, Jaja menyebutkan untuk melakoni kompetisi sekelas Liga Super, dibutuhkan kiper-kiper yang sudah punya pengalaman dan jam terbang. Dengan alasan ini, Jaja menampik kalau batal masuknya kiper muda dari Persib U-23 karena alasan kualitas.
"Edi kan tidak perlu beradaptasi lagi karena sudah bergabung dengan Tema dan Cecep di Persib tahun lalu," tutur Jaja.

Kepada wartawan yang mencegatnya di Hotel Homann, Jaja memastikan, manajemen dan pelatih Persib tetap menyiapkan tempat untuk pemain muda hasil binaan Persib. Namun dengan masuknya Edi, Jaja menegaskan kembali, kebutuhan penjaga gawang untuk Persib Liga Super sudah terpenuhi.

"Tapi kita akan menarik tiga pemain muda dari Persib U-23," jelas Jaja yang masih merahasiakan nama-nama pemain muda Persib yang masuk tim Maung Bandung.

Jaya Hartono juga membenarkan kalau timnya menyediakan kuota untuk tiga pemain muda dari lingkungan Persib. Walaupun mengaku belum mengetahui kualitas pemain muda yang bakal masuk ke timnya, Jaya berharap ketiga punya kualitas bagus. "Untuk itu saya berkonsultasi dengan Robby (Darwis) dkk," aku Jaja.(daf)

Sempat Putus Asa
TIDAK masuk daftar pemain yang dipertahankan, ternyata sempat membuat Edi Kurnia putus asa. Kiper kelahiran kota hujan Bogor ini mengaku sempat down ketika harus angkat koper dari tim Maung Bandung.

"Untungnya saya terus mendapat support dari teman-teman, seperti Eka Ramdani dan Edi Hafid. Teman-teman seperti Eka dan Hafid tidak pernah berhenti memberikan dukungan kepada saya," tutur Edi kepada Tribun, Kamis siang kemarin.

Tentang keputusan manajemen yang akhirnya memasukkan kembali namanya ke tim Persib Liga Super, Edi mengaku terkejut dan tidak menyangka. "Namun jelas Edi bersyukur bisa kembali ke Persib. Saya berterima kasih kepada manajemen dan semua yang mendukung saya," kata kiper asal klub Saint Prima ini.

Disinggung soal posisinya yang kemungkinan bakal kembali jadi kiper nomor tiga, setelah Tema Mursadat dan Cecep Supriatna, Edi mengaku hal tersebut tidak bakal jadi hambatan untuk berprestasi bersama Persib. "Tapi jelas saya berharap bisa punya lebih banyak kesempatan untuk main," akunya jujur.


Sumber : Tribun Jabar

Persaingan Ketat di Posisi Sayap, Waluyo Resmi Bergabung dengan "Pangeran Biru"

Bek sayap kanan Deltras, Waluyo (24), dipastikan akan bergabung ke Persib. Dia dijadwalkan tiba di Bandung untuk bertemu manajemen Persib, Kamis (6/3). Menurut pelatih Jaya Hartono, walaupun pemain kelahiran 30 September 1983 itu baru akan bertemu manajemen, di antara keduanya sudah ada kesepakatan nilai kontrak.

"Harga sudah deal, tetapi kan untuk jelasnya dia harus datang dulu ke Bandung," tutur Jaya ditemui di Hotel Savoy Homann, Jln. Asia Afrika, Bandung, Rabu (5/3). Selain Persib, Waluyo yang juga bisa main di sayap kiri, sempat dikabarkan diminati sejumlah klub besar, seperti Persija dan Arema.

Jaya mengatakan tipikal permainan Waluyo banyak dibutuhkan klub-klub. Permainannya keras dan disiplin. Oleh karena itu, sangat wajar jika sebelum memastikan bergabung ke Persib, ada beberapa klub elite ingin merekrutnya.

Pada kompetisi 2007, Waluyo menerima 10 kartu kuning. Ia mendapatkan hukuman itu bukan karena melakukan protes atau bertindak kasar kepada pemain lawan. Ia termasuk tipe pemain yang kadangkala terlalu kuat dalam memberikan pressing.

"Dia bukan pemain emosional. Apalagi, saya tidak pernah mengajarkan kepada pemain untuk bertindak anarkis. Untuk Persib pun begitu. Saya harap, tim ini tidak bermain emosional, tetapi memiliki fighting spirit yang tinggi," tuturnya.

Menurut Wakil Manajer Persib, H. Umuh Muchtar, kemarin pagi, Waluyo telah menghubunginya dan akan segera berangkat ke Bandung. "Jika sudah ada kepastian, dia akan datang, sudah pasti ada keseriusan untuk bergabung. Jika pemain telah datang melakukan pembicaraan, biasanya pasti ada kesepakatan," katanya.

Dengan bergabungnya Waluyo, kini Persib sudah mengantongi 18 nama karena Cucu Hidayat masih teka-teki bergabung ke Persib. Diakui Jaya Hartono, semua pemain yang telah merapat dengan Persib kali ini memiliki kemampuan yang merata. Dia memang telah jauh-jauh hari menyampaikan jika Persib tidak akan merekrut pemain untuk cadangan.

"Ini penting karena kompetisi yang akan kita hadapi sangat berat. Sistem satu wilayah membuat Persib harus menghadapi perjalanan tandang yang panjang dan melelahkan. Oleh karena itu, Persib butuh pemain yang kualitasnya tidak jauh berbeda. Apalagi, sejumlah pemain diminati untuk bergabung dengan timnas," katanya.

Meratanya kualitas pemain membuat Jaya mengaku cukup mantap tidak memanfaatkan jatah lima pemain asing dan untuk sementara hanya merekrut empat pemain asing. Rencananya, Jaya hanya akan mencari tambahan satu pemain asing lagi, untuk mengisi posisi striker yang baru dihuni Zaenal Arief dan Airlangga. Satu jatah posisi striker lainnya akan diisi pemain lokal.

"Walaupun masih lemah dari segi mental, sebagai pemain muda Airlanga merupakan pemain bagus. Dia punya heading yang baik. Bahkan, kalau kondisinya prima, dia bisa jadi momok untuk pemain belakang lawan. Zaenal Arif pun masih pemain berbahaya. Dia hanya tinggal menghilangkan trauma musim lalu untuk bisa bangkit menjadi striker andal," ungkap Jaya.

Untuk posisi gelandang dan belakang, bisa dikatakan sudah penuh, dengan kualitas asing dan lokal yang nyaris setara. Oleh karena itu juga, Jaya mengaku sulit untuk mengabulkan keinginan Alejandro Tobar yang memiliki gaya permainan seperti Lorenzo Cabanas untuk bergabung dengan Persib.

Namun, menurut dia, jika di tengah perjalanan ternyata berdasarkan hasil evaluasi diperlukan tambahan pemain asing, bukan tidak mungkin Persib akan memaksimalkan kuota yang diizinkan. "Semua tergantung kebutuhan," kata Jaya.

Dengan rencana kembali dibidiknya dua striker baru, artinya Persib akan memiliki lima ujung tombak, termasuk Hilton Moreira, gelandang serang yang juga bisa ditempatkan sebagai striker. "Ini bukan pemborosan. Striker yang banyak diperlukan karena mereka memang rawan cedera. Lagipula, seperti Hilton kan bisa ditempatkan di posisi lain, sebagai gelandang serang," ungkap pelatih kelahiran Medan itu.

Patricio Jimenez

Lama tak terdengar kabarnya, kemarin, pukul 15.00 WIB pemain belakang Persib Patricio Jimenez datang menemui Umuh di Hotel Savoy Homann. Menurut Umuh, Jimenez awalnya hanya sekadar mampir untuk silaturahmi. Namun, Umuh tidak menampik jika Jimenez menanyakan peluangnya untuk bergabung dengan Persib.

"Saya hanya pelaksana, tidak bisa memutuskan sendiri. Kami, manajemen, mencari pemain berdasarkan rekomendasi tim. Namun, jika nanti saat jalan, ternyata ada rekomendasi untuk Jimenez maka bisa saja. Karena soal peluang mah, itu keputusan tim dan harus dibicarakan lagi dengan manajer, Pak Jaja," katanya.

Menurut dia, sepanjang perbincangan tersebut, Jimenez berlapang dada menerima keputusan manajemen. "Alhamdullilah, dia mengerti. Dia sendiri juga bilang ke saya, hingga saat ini dirinya belum mendapatkan klub," ungkapnya.


Sumber : Pikiran Rakyat

Jimenez Masih Rindu Persib

WALAUPUN namanya tidak tercantum di tim Persib Liga Super, Patricio Jimenez ternyata masih rindu Persib. Buktinya di sela liburannya di Kota Kembang, Rabu (5/3), Jimenez menyempatkan diri bertemu dengan Wakil Manajer Persib H Umuh Muhtar di Hotel Homann.

Didampingi istri dan anak tercintanya, Novia Anggraeni dan Kelwin Jeames Jimenez, defender asal Cili ini mengaku tidak bisa melupakan tim Maung Bandung. Lalu klub manakah yang akan dibela Jimenez tahun ini?

"Nanti juga semua akan tahu," elak Jimenez yang tiba di Bandung, Selasa kemarin.

Ketika ditanya Zaenal Arief yang kemarin juga sama-sama hadir di Homann, pemain yang akrab disapa Pato ini tetap menyembunyikan nama klub yang akan dibelanya.

Namun walaupun mengaku hanya 'mampir' ke Homann, diam-diam Jimenez ternyata masih merindukan ingin membela Persib. H Umuh yang kemarin menerima Jimenez menyebutkan, Jimenez sempat menanyakan peluang untuk kembali ke Persib.

"Memang dia sempat menanyakan peluang ke Persib. Tapi soal pemain untuk Persib, jelas ini menjadi hak pelatih. Saya sendiri hanya sebagai pelaksana. Jadi sekali lagi soal pemain, harus didiskusikan dengan tim (pelatih dan manjemen)," ungkap Umuh.

Selain mengaku sedang berlibur, Jimenez tidak banyak komentar tentang dirinya. Jimenez misalnya tidak terbuka soal klub baru dan masa depannya di kancah sepakbola Indonesia. Satu yang pasti, seperti juga dicatat Zaenal Arief, Jimenez masih rindu main untuk Persib.


Sumber Tribun Jabar

Atep, "Hate Mah teu Bisa Dibohongan"

DARAH lebih kental daripada air. Walaupun telah lama malang melintang bersama klub di luar Bandung, Atep Ahmad dan Airlangga Sucipto yang berdarah Sunda memutuskan untuk berlabuh di Persib. Alasan sebagai orang Sunda diusung keduanya.

Bergabungnya Atep dengan "Pangeran Biru" tentu mengagetkan, karena merapatnya gelandang serang Persija itu sempat diwarnai sejumlah kontroversi.

Cap "kacang lupa pada kulitnya" pernah dialamatkan kepada Atep. Saat itu, Atep diberitakan marah karena salah satu media nasional memuat kabar jika dirinya telah resmi bergabung dengan Persib.

Isu ini terus berkembang karena Atep secara pribadi sulit untuk dihubungi. Ketika "PR" sempat menelefonnya, dengan alasan tidak jelas pemain kelahiran Cianjur 5 Juni 1985 itu memutuskan pembicaraan.

Tak lama berselang, nama Atep kian rusak dengan munculnya kabar jika nilai kontrak Rp 1,2 miliar diminta gelandang yang memperkuat Timnas U-20 untuk Pra Piala Asia (PPA) 2003 itu.

Ditemui di Hotel Savoy Homann, Selasa (4/3), Atep membantah semua rumor tersebut. "Itu hanya isu. Saya juga tahu diri. Tidak mungkin minta kontrak sebesar itu. Kalaupun saya sempat sulit dihubungi, karena waktu itu saya lagi ada masalah. Saya ingin menenangkan diri sambil menikmati liburan," katanya.

Lagipula, menurut Atep, keinginan untuk kembali merumput bersama Persib telah dipendamnya cukup lama. Sebenarnya, musim lalu pun ia sudah ingin kembali ke Persib.

"Hate mah teu bisa dibohongan. Dari dulu juga udah pengen main di sini. Mudah-mudahan tahun ini Persib bisa jadi juara. Pelatih bagus, pemain bagus, manajemen juga bagus," tutur pemain yang sudah memperkuat Persija sejak 2005 itu.

Lain Atep lain pula Airlangga. Bergabungnya striker Deltras tiga musim berturut-turut, sejak Liga Indonesia XI, itu bersama skuad Persib terbilang sepi dari pemberitaan. Semula, pemain berjuluk Wayne Rooney dari Deltras itu sempat dikabarkan bergabung dengan Persija.

"Manajemen Persija memang sempat menghubungi saya, tapi sampai saat ini tidak ada kepastian. Lagian saya juga orang Sunda, tentu ingin di Persib. Soal domisili orang tua bukan alasan untuk bergabung dengan Persija," kata pemain kelahiran Jakarta, 22 November 1985 itu.

Airlangga lahir dari ibu dari Babakan Siliwangi dan ayah dari Jawa Tengah. Saat ini kedua orang tuanya tinggal menetap di Jakarta.


Sumber : Pikiran Rakyat

Atep, "Hate Mah teu Bisa Dibohongan"

DARAH lebih kental daripada air. Walaupun telah lama malang melintang bersama klub di luar Bandung, Atep Ahmad dan Airlangga Sucipto yang berdarah Sunda memutuskan untuk berlabuh di Persib. Alasan sebagai orang Sunda diusung keduanya.

Bergabungnya Atep dengan "Pangeran Biru" tentu mengagetkan, karena merapatnya gelandang serang Persija itu sempat diwarnai sejumlah kontroversi.

Cap "kacang lupa pada kulitnya" pernah dialamatkan kepada Atep. Saat itu, Atep diberitakan marah karena salah satu media nasional memuat kabar jika dirinya telah resmi bergabung dengan Persib.

Isu ini terus berkembang karena Atep secara pribadi sulit untuk dihubungi. Ketika "PR" sempat menelefonnya, dengan alasan tidak jelas pemain kelahiran Cianjur 5 Juni 1985 itu memutuskan pembicaraan.

Tak lama berselang, nama Atep kian rusak dengan munculnya kabar jika nilai kontrak Rp 1,2 miliar diminta gelandang yang memperkuat Timnas U-20 untuk Pra Piala Asia (PPA) 2003 itu.

Ditemui di Hotel Savoy Homann, Selasa (4/3), Atep membantah semua rumor tersebut. "Itu hanya isu. Saya juga tahu diri. Tidak mungkin minta kontrak sebesar itu. Kalaupun saya sempat sulit dihubungi, karena waktu itu saya lagi ada masalah. Saya ingin menenangkan diri sambil menikmati liburan," katanya.

Lagipula, menurut Atep, keinginan untuk kembali merumput bersama Persib telah dipendamnya cukup lama. Sebenarnya, musim lalu pun ia sudah ingin kembali ke Persib.

"Hate mah teu bisa dibohongan. Dari dulu juga udah pengen main di sini. Mudah-mudahan tahun ini Persib bisa jadi juara. Pelatih bagus, pemain bagus, manajemen juga bagus," tutur pemain yang sudah memperkuat Persija sejak 2005 itu.

Lain Atep lain pula Airlangga. Bergabungnya striker Deltras tiga musim berturut-turut, sejak Liga Indonesia XI, itu bersama skuad Persib terbilang sepi dari pemberitaan. Semula, pemain berjuluk Wayne Rooney dari Deltras itu sempat dikabarkan bergabung dengan Persija.

"Manajemen Persija memang sempat menghubungi saya, tapi sampai saat ini tidak ada kepastian. Lagian saya juga orang Sunda, tentu ingin di Persib. Soal domisili orang tua bukan alasan untuk bergabung dengan Persija," kata pemain kelahiran Jakarta, 22 November 1985 itu.

Airlangga lahir dari ibu dari Babakan Siliwangi dan ayah dari Jawa Tengah. Saat ini kedua orang tuanya tinggal menetap di Jakarta.

Sumber : Pikiran Rakyat

Atep & Airlangga Gabung ke Persib, Cucu Hidayat Kemungkinan Dilepas

Manajemen Persib kembali memberikan kejutan. Sempat muncul kabar miring nilai kontrak Atep Ahmad melambung tinggi di atas Rp 1 miliar, Persib justru berhasil menggaet pemain asal Cianjur itu bersama striker muda potensial, Airlangga Sucipto.

"Kontrak Atep ternyata jauh di bawah nilai isu-isu yang beredar selama ini. Sangat jauh sekali. Oleh karena itu, setelah melakukan pembicaraan langsung, kami sepakat dengan nilai kontrak yang dia tawarkan," ujar Manajer Persib, H. Jaja Soetardja, didampingi wakilnya, H. Umuh Muchtar, di Hotel Savoy Homann Bandung, Selasa (4/3).

Jaja mengatakan kabar miring soal Atep yang sempat mendapat perhatian bobotoh, ternyata tidak benar. Munculnya kabar itu karena kesalahan informasi belaka. Namun, setelah manajemen bertemu dengan Atep, semuanya menjadi jelas. "Sekarang Atep dan Airlangga sudah resmi milik Persib," ujar Jaja, yang merahasiakan nilai kontrak mereka.

Atep dan Airlangga merupakan dua pemain Timnas U-23 yang berlaga di SEA Games 2007 lalu. Mereka juga ikut dalam pemusatan latihan Timnas U-23 di Argentina.

Jaja mengatakan, perburuan mereka atas rekomendasi pelatih Jaya Hartono. Mereka dikontrak selama 12 bulan. "Alhamdulillah, kita patut berbahagia karena apa yang diharapkan, Atep dan Airlangga sudah masuk. Masalah yang sempat terjadi kemarin anggap saja sebagai pancingan untuk melihat penilaian masyarakat. Toh, pada akhirnya keduanya akan bergabung dengan Persib musim depan," kata Jaja sambil tersenyum.

Dengan bergabungnya Atep, materi lini tengah Persib sebenarnya sudah komplet. Di sana ada Eka Ramdani, Suwita Pata, Hariono, Lorenzo Cabanas, Hilton Moreira, dan Salim Alaydrus. Hal itu membuat Cucu Hidayat terancam tidak diperpanjang kontraknya. Apalagi, hingga kemarin, dia sama sekali tidak memberikan kabar kepada manajemen Persib.

Untuk lini depan, kehadiran Airlangga ini, membuat persaingan lini depan makin ketat. Ia akan berebut tempat dengan seniornya Zaenal Arif. Dua jatah sisa tempat rencananya akan diisi oleh pemain asing.

Setelah Atep dan Airlangga bergabung, kini Persib telah mengantongi 18 pemain. Untuk menggenapkan menjadi 25 pemain, Persib tinggal menyisakan tujuh kursi kosong. Dua atau tiga tempat di antaranya, rencananya akan diisi pemain muda dari Persib U-23.

"Untuk pemain, baik mengenai jumlah, termasuk apakah dia lokal atau asing, dan siapa nama-nama yang akan direkrut akan dibicarakan dengan pelatih. Dia tentu sudah bisa mengukur berapa kemampuan tim saat ini," tutur Jaja.

Berkaitan dengan masalah Cucu Hidayat, hingga Selasa malam kemarin, gelandang bertahan Cucu Hidayat belum memberikan kepastian kepada Persib. Jaja mengaku masih akan memberikan waktu. Namun, Jaja tidak mengatakan dengan pasti sampai kapan tenggat waktu itu akan diberikan.

"Harapan saya, Cucu tetap di Persib. Apalagi, dia pemain asli Bandung. Kalau soal kenaikan nilai kontrak, bisa kita bicarakan," tutur Jaja.

Daftar hitam

Badan Liga Indonesia (BLI), Rabu (5/3) ini, akan mengumumkan daftar hitam pemain asing. Mereka yang masuk kelompok black list itu tidak boleh dikontrak oleh klub yang akan berlaga di kompetisi sepak bola Indonesia.

Ketua BLI Andi Darussalam Tabusalla mengatakan, BLI akan memperketat persyaratan bagi pemain asing yang akan main di Indonesia, dan melakukan pengawasan selama pemain asing tampil di kompetisi. "Soal mentalitas, pemain asing menjadi sorotan utama baik di luar maupun di dalam lapangan. Kami tidak ingin mentalitas pemain yang jelek," kata Andi di Jakarta, Selasa (4/3).

Para pemain asing yang tidak akan diizinkan berlaga di Indonesia ini adalah mereka yang secara kualitas rendah atau memiliki perilaku yang buruk yang tidak mencerminkan nilai-nilai sportivitas baik di luar maupun di dalam lapangan.

Meski BLI akan mengumumkan daftar hitam para pemain asing, BLI tetap memberlakukan setiap klub yang akan berlaga di Kompetisi Liga Super Indonesia, yang mulai bergulir Juli mendatang bisa diperkuat lima pemain asing.


Sumber : Pikiran Rakyat

Empat Pemain Persib Masuk Timnas

Empat pemain Persib, Nova Arianto, Suwita Patha, Hariono, dan Eka Ramdhani bergabung dengan 35 pemain yang masuk dalam skuad timnas Indonesia besutan Benny Dollo. Mereka akan mengikuti pelatnas pada 17 Maret-9 Juni.


Bendol, panggilan Benny Dollo, mengumumkan daftar pemain tersebut di Sekretariat Badan Tim Nasional (BTN) di bilangan Kuningan Jakarta Selatan, Senin (3/3).

Menurut Bendol, para pemain yang masuk pelatnas minimal memiliki fisik yang bagus serta mampu melakukan loncatan dengan kekuatan hingga 76 kali.

Bendol mengatakan vertikal jump diperlukan dalam timnas agar nantinya tidak kesulitan dalam menghalau bola-bola atas. "Jika tidak percuma saja mereka kita panggil ke Pelatnas," ungkapnya seperti dikutip wartawan Persda Netwrok.

Selain itu, kata Bendol, para pemain yang dipanggil harus menyiapkan fisik yang bagus. "Di pelatnas nani, kita tinggal mengasah teknik permainan," katanya.

Para pemain diharapkan sehari sebelum digelarnya pelatnas sudah berkumpul di Jakarta untuk menempa kekompakkan tim dan mengasah teknik.

Pelatih fisik Oktavianus Matakupat yang mendampingi Bendol mengatakan, batasan minimal vo2 max yang ditetapkannya adalah 55 bagi pemain timnas yang saat ini lebih banyak dituntut memainkan power game.

"Kemampuan itu bisa disetarakan dengan berlari 10 kali mengitari lapangan sepakbola selama 15 menit," tuturnya.

Menyinggung masalah Kompetisi, Bendol mengakui menjelang digulirnya kompetisi Liga Super, para pemain nantinya dikembalikan ke klubnya masing-masing. "Saya harapkan program yang didapat dari pelatnas bisa dilanjutkan di klub masing-masing, sehinga begitu pemain berkumpul kembali ke pelatnas, mereka tidak menemui hambatan," urainya.

Program latihan di klub, Bendol mengharapkan sejalan dengan program Pelatnas. "Sebab, jika tak sejalan, percuma saja kita membentuk timnas," ujarnya. (jan)

PEMAIN YANG DIPANGGIL:
PENJAGA GAWANG: Markus Harisson (PSMS Medan); Ferry Rotinsulu (Sriwijaya FC); Dian Agus Prasetyo (Pelita Jaya); Yendri Christian Pitoy (Persipura Jayapura)

BELAKANG: Ortizan Salossa (?); Christian Warobay (Sriwijaya FC); M Nasuha (Persikota); Richardo Salampesy (Persipura Jayapura); Nova Arianto (Persib Bandung); Charis Yulianto (Sriwijaya FC); M Roby (Persik Kediri); M Ridwan (Pelita Jaya); Fandy Mochtar (Persiter Ternate); Usep Munandar (?); Glenn Poluakan (Persibom)

TENGAH: Suwita Patha (Persib Bandung); Syamsul Bachri (PSM Makasar); Eka Ramdhani (Persib Bandung); Ian Louis Kabes (Persipura Jayapura); Arif Suyono (Arema Malang); Mahyadi Pangabehan (PSMS Medan); Ardan Aras (Pelita Jaya); Firman Utina (Pelita Jaya); Paulo Rumere (Persipura Jayapura); Heru Nerli (Persipura Jayapura); Hariono (Persib Bandung); Ade Suhendar (PSPS); Legimin Raharjo (PSMS Medan); Ponaryo Astaman (?); Elie Aiboy (Selangor FC); Boas Salossa (Persipura Jayapura)

DEPAN: Bambang Pamungkas (Persija Jakarta); Aliyudin (Persija Jakarta); Saktiawan Sinaga (Persik Kediri); Budi Sudarsono (Police Raja Malaysia FC)

Sumber : Tribun Jabar

Nyeck Nyobe Back To Persib

Manajemen Persib Liga Super, Jaja Soetardja dan H Umuh kembali membuat kejutan besar. Manajemen Persib berhasil membawa kembali Nyek Nyobe ke Persib.

Nyek Nyobe semalam datang langsung melakukan pertemuan dengan manajemen Persib. Soetardja menyebutkan, kehadiran Nyek ke Bandung sebagai penegasan bahwa dia akan merumput di Persib pada Liga Super mendatang.

"Kalau bukan untuk Persib, untuk apa dia ke Bandung," kata Soetardja, Jumat (29/2).

Nyek yang semalam diantar langsung oleh agensinya, Onana Julet, tak membantah kalau dirinya akan membela Persib. Nyek datang ke Persib langsung dari Kamerun.

"Kalau bukan H Umuh dan Jaja, Nyek tak akan kembali ke Persib," tegas Onana.

Nyek sendiri tidak banyak berkomentar. Ia hanya mengatakan kalau keadaan dirinya sehat dan gembira bisa bergabung lagi dengan Persib.

Sebelumnya, pemain Kamerun ini sempat menolak tawaran memperkuat Persib setelah dilepas ke Persela Lamongan. Namun akhirnya ia berubah pikiran dan bersedia kembali.

Nyek pernah memperkuat lini belakang Persib pada Liga Indonesia 2007 hingga ke tangga atas di putaran pertama. Namun memasuki putaran kedua, Nyek ditendang oleh pelatih Persib Arcan Iurie.

Tragisnya, pasca Nyek ditendang, Persib yang terus-menerus menuai kekalahan di putaran kedua, hingga akhirnya amblas tak mampu masuk ke babak perempat final.

Sumber : Tribun Jabar

Hilton Moreira Sepakati Kontrak

Gelandang asing asal Brasil Hilton Moreira telah mencapai kesepakatan nilai kontrak dengan Persib. Namun, kepastian bergabungnya Moreira dengan skuad "Pangeran Biru" baru akan diperoleh, setelah PSSI mengeluarkan 50 pemain asing penghuni daftar hitam yang rencananya akan dipublikasikan awal Maret.

"Kalau Moreira masuk daftar hitam, dia tidak akan jadi direkrut Persib. Ini sudah disepakati Persib dan Moreira," ujar Manajer Persib H. Jaja Soetardja, ketika dihubungi Kamis (28/2) malam.

Kesepakatan ini dilakukan melalui sambungan telefon internasional, antara manajemen Persib dengan Moreira, Kamis (28/2). Setelah mendapat nomor telefon Moreira di Brasil, manajemen Persib melakukan langkah cepat menghubunginya. Saat ini, Moreira masih berada di Sao Paulo Brasil.

Sayangnya, seperti kasus pemain-pemain sebelumnya, Jaja enggan mengungkapkan nilai kontrak yang disepakati antara dirinya dan gelandang serang yang juga bisa mengisi posisi sebagai striker tersebut. Jaja hanya mengungkapkan, tawar-menawar harga terjadi cukup alot, sebelum akhirnya mencapai kesepakatan.

Selain kualitas, pemain yang juga direkomendasikan pelatih Jaya Hartono itu memang di atas rata-rata. Menurut Jaja, alasan Persib merekrut pemain tersebut, karena sebagai pemain asing dia tidak meminta fasilitas berlebihan. Karena ia akan memboyong istrinya, Moreira akan mendapatkan fasilitas rumah, tiket pulang pergi sekali dalam setahun, dan sebuah sepeda motor.

Dihubungi terpisah, pelatih Jaya Hartono merasa gembira dengan adanya kesepakatan antara manajemen Persib dengan Hilton, sehingga peluang dia memperkuat "Pangeran Biru" cukup besar. "Alhamdulillah, jika dia sudah siap bergabung. Saya butuh pemain seperti dia," ujar Jaya.

Dalam skema pola 4-4-2 yang akan diterapkan Jaya, Hilton akan ditempatkan di gelandang kanan, sedangkan gelandang kirinya Lorenzo Cabanas. Dua posisi kosong di lini tengah, akan diisi pemain lokal, antara Eka Ramdani, Hariono, Cucu Hidayat, Suwita Pata, dan Salim Alaydrus.

Dua striker

Penolakan Tantan untuk bergabung dengan Persib, mendorong tim pelatih kembali membidik dua striker baru dari klub lain. Keduanya disebut-sebut sedang dipantau serius untuk mengisi satu kuota striker lokal yang tersisa di kubu Persib, setelah Zaenal Arif memastikan diri kembali merumput di Bandung.

"Kami akan ambil satu orang, sesuai dengan kuota striker lokal yang tersisa. Selain kemampuan fisik, mental pemain akan menjadi penilaian," ujar Jaya, yang ketika dihubungi "PR" sedang berada di Kediri.

Sayangnya, kendati mau berbagi tentang langkahnya yang terbilang cepat dalam menyikapi penolakan Tantan, Jaya enggan mengungkap identitas striker bidikannya itu, termasuk klub asalnya. "Tunggu saja. Saya tidak akan menyampaikan jika memang belum pasti," tutur pelatih yang sempat menangani Persik Kediri itu.

Dihubungi terpisah, Jaja mengaku kebingungan memilih striker yang direkomendasikan pelatih, karena menurut dia, secara kualitas, semuanya cocok. "Tapi kan kita harus mencari yang sesuai dengan gaya permainan Persib dan untuk itu saya serahkan sepenuhnya kepada pelatih," tuturnya.

Rabu (27/2) malam, Tantan menyampaikan penolakannya bergabung dengan Persib kepada Jaja. Alasannya, karena ia akan kembali dipertahankan Persikab yang musim ini berkompetisi di Divisi Utama. Ia pun mengaku belum siap mental untuk memperkuat Persib yang akan bergelut di Liga Super Indonesia (LSI).

Keputusan itu disampaikan satu malam lebih awal dari yang dijanjikan Tantan akan diungkapkan Kamis ini. Namun, karena belum mencapai kesepakatan dengan Persikab, saat ini Tantan pun masih membuka peluang untuk Persikota. "Pengurus Persikab minta waktu satu hari untuk memastikan. Kalau tidak ada titik temu dengan Persikab, saya akan memilih Persikota," kata Tantan.

Sementara itu, hingga Kamis malam, bek kanan Persija Ismed Sofyan mengaku, belum bisa memberikan jawaban atas penawaran Persib. Kendati mengaku sudah dihubungi Manajemen Persib sejak tiga hari lalu, Ismed belum berencana akan menggelar pertemuan langsung dengan manajemen "Pangeran Biru".

"Saya belum bisa bilang apa-apa, karena memang baru sebatas mendapat tawaran. Kita lihat saja ke depannya bagaimana. Tetapi saya sangat berterima kasih pada Persib, karena telah berminat untuk merekrut saya," kata bek kanan Persija itu, Rabu (27/2) malam.

Kendati demikian, Ismed tidak menampik jika jauh di dalam benaknya, terbersit keinginan untuk bergabung dengan skuad "Pangeran Biru" pada musim depan. Sayangnya, Persib harus bersaing dengan sejumlah klub yang juga berminat meminang Ismed, termasuk klub lamanya, Persija.

"Sebagai pemain profesional, di mana pun bermain, tidak menjadi masalah buat saya, yang penting saya merasa nyaman dan bisa memberikan yang terbaik untuk klub itu. Untuk bergabung dengan Persib pun tidak tertutup kemungkinan. Tetapi, ya, lihat saja nanti, segala sesuatu masih bisa terjadi. Saya kan belum teken kontrak," ujarnya.

Sumber : Pikiran Rakyat

Jumat, 15 Februari 2008

Nova Arianto Diincar Arema & Persebaya

(PR) - Stopper Nova Arianto sedang menunggu jawaban Arema tentang nilai kontrak yang ia tawarkan. Kendati mengaku masih menunggu kepastian status dari Persib untuk musim depan, Nova tidak bisa memberi jaminan untuk menolak pinangan jika "Singo Edan" sepakat dengan nilai yang ia ajukan.

"Kalau Arema setuju, harganya cocok, saya tentu sulit untuk menghindar. Tapi sejauh ini saya belum mengambil keputusan. Saya masih menunggu kepastian dari Persib atau pinangan Persebaya. Saya inginnya kalau enggak di Persib, ya Persebaya," kata Nova, ketika dihubungi "PR", Kamis (14/2).

Karena itulah, menurut Nova, semakin cepat Persib memberi kepastian akan semakin baik. Apalagi, Arema dan Persebaya sudah menyampaikan pinangan melalui agennya. Jika diombang-ambing tanpa kepastian dari Persib, menurut dia, bukan hanya dirinya yang berpeluang untuk hengkang. Sejumlah pemain lain pun berpotensi mencari klub lain sebagai tempat merumput pada musim depan.

"Siapa yang bisa menjamin pemain akan bertahan? Yang penting saat ini adalah kejelasan, apakah akan dipertahankan atau dilepas? Prinsipnya, saya memang masih menunggu, Persib tetap prioritas utama. Kalau memang sudah tidak dibutuhkan lagi, baru saya akan mencari klub lain. Tapi kalau terlalu lama, ya apa mau dikata," kata pemain yang suka ngesot saat selebrasi golnya itu.

Sebelum bergabung dengan Persib, Nova merupakan pemain andalan Persebaya. Walaupun saat ini Persebaya berlaga pada Divisi Utama, satu jenjang di bawah Liga Super Indonesia (LSI), kompetisi yang akan diikuti Persib, tidak menyurutkan Nova untuk bergabung dengan klub asal Surabaya itu jika cocok dengan harga yang ia ajukan.

"Saya sudah dengar kalau Persib memang berniat mempertahankan saya untuk musim depan. Sayangnya, sampai sekarang dari Persib belum ada yang menghubungi saya. Kalau lewat media massa saja kan enggak pasti. Kalau tim-tim lain, langsung menghubungi saya walaupun hanya melalui telefon," tutur Nova.

Kendati menolak untuk menyebutkan harga kontrak yang ia tawarkan, Nova mengaku menginginkan nilai yang lebih besar daripada tahun lalu.

Ikat

Menyikapi banyaknya pemain Persib yang dibidik sejumlah tim lain, mantan pemain Persib Asep Soemantri mengimbau manajemen yang baru terbentuk agar segera bergerak cepat. Walaupun pelatih kepala definitif belum ditentukan, ia mengatakan, tidak ada salahnya jika Persib mulai melakukan pendekatan dan jika diperlukan mengikat pemain yang memang banyak diminati.

"Kan sudah ada asisten pelatih. Kenapa tidak, dengan masukan mereka, Persib di bawah manajer baru mulai mendekati pemain incaran. Memang, masalah pemain akan bergantung pada selera pelatih nanti, tapi kalau memang pemainnya benar-benar berkualitas, tentu hampir semua pelatih menginginkannya," ujar Asep.

Ia mencontohkan Eka Ramdani dan Nova Arianto. Menurut dia, alangkah disayangkan jika kedua pemain ini lepas ke klub lain. Apalagi, jika ternyata mereka bermain maksimal di klub barunya. "Ini tentu akan menjadi kerugian besar bagi Persib," tuturnya.

Hal serupa, lanjut Asep, juga bisa diterapkan pada pemain incaran dari klub lain yang memang banyak diminati. Sebut saja seperti Saktiawan Sinaga atau Markus Hendrawan. Jika memang Persib berminat, menurut Asep, tidak ada salahnya jika dilakukan pendekatan awal.

"Nanti setelah ada pelatih definitif kan bisa ditawarkan. Setidaknya, jika benar-benar berminat, Persib tidak kehabisan peluang. Kalau ditunda-tunda, bagaimana kalau ternyata pemain itu sudah mengikat kontrak dengan klub lain? Jangan kalah langkah. Ini akan sangat menentukan nasib Persib musim depan," kata Asep.

Selasa, 12 Februari 2008

Persib Lirik Jaya Hartono

-(GM)-
Setelah dinilai berat memboyong Rahmad Darmawan karena dikabarkan kontraknya diperpanjang hingga November 2008 oleh Sriwijaya FC, Persib Bandung kini mulai mengalihkan perhatian kepada Jaya Hartono, pelatih yang musim lalu menangani Deltras Sidorjo. Jaya merupakan pelatih bidikan alternatif kedua yang direkomendasikan "Tim 7".

Terkait dengan hal tersebut, Ketua Umum Persib, H. Dada Rosada mengaku telah meminta Manajer Persib Bandung, H. Jaja Soetardja untuk segera menghubungi Jaya. "Kalau Rahmad tidak mau atau tidak bisa, maka alternatif kedua adalah Jaya Hartono. Itu sesuai hasil rekomendasi yang diberikan Tim Tujuh kepada saya," ujar Dada, usai menghadiri acara peresmian Gedung Pengadilan Tinggi Agama Bandung, Jln. Ters. Jakarta, Antapani, Bandung, Senin (11/2).

Mengenai kemungkinan merekrut pelatih di luar dua nama yang sudah direkomendasikan Tim 7, Dada mengatakan, hal itu tidak akan dilakukan Persib. "Buat apa membentuk tim kalau hasilnya tidak digunakan. Ya, kami percaya saja kepada mereka. Kalau tidak Rahmad, maka Jaya Hartono," tegasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, setelah berhasil mempersembahkan double champions, juara Copa Indonesia dan LI XIII/2007, manajemen Sriwijaya FC sudah melontarkan pernyataan untuk tetap mempertahankan Rahmad. Namun Persib masih punya harapan, karena dikabarkan, Rahmad punya opsi untuk pindah ke klub lain jika mampu mengantarkan Sriwijaya FC menjadi juara. Tapi ketika ditanya wartawan di Hotel Savoy Homann, Sabtu (9/2), tentang adanya klausul kontrak, Rahmad mengelak.

Tidak dibubarkan

Ketika ditanyakan tentang pemain yang diincar Persib untuk musim depan, Dada enggan berkomentar. "Ya, kita kontrak pelatih dahulu, baru kemudian pelatih yang memilih pemain," katanya.

Dalam kesempatan itu, Dada juga mengatakan belum membubarkan Tim 7, meski tim bentukannya sudah menyampaikan rekomendasi persiapan pembentukan tim Persib, yang akan terjun di Liga Super Indonesia (LSI) 2008, yang menjadi tugasnya. Dada beralasan, tugas tim ini belum selesai, karena dalam hal perekrutan dan melepas pemain pun, manajemen tim harus melalui rekomendasi Tim 7.

"Dalam memilih dan melepas pemain pun terlebih dahulu melalui rekomendasi Tim Tujuh. Nanti kalau sudah selesai (tugasnya, red) baru saya bubarkan," kata Dada.

Sebelumnya, pada saat pengumuman hasil rekomendasi Tim 7 kepada pengurus harian Persib, Sekretaris Tim 7, H. Yoyo S. Adiredja sempat menyampaikan, tim ini tidak dibubarkan karena akan menjadi mitra kerja manajemen tim yang sudah dibentuk. "Tapi, sifatnya hanya konsultatif," kata Yoyo ketika itu.

Rabu, 16 Januari 2008

Segera Dibahas, Calon Manajer dan Pelatih

Setelah manajemen tim menyampaikan laporan pertanggungjawabannya pada Minggu (13/1), pengurus harian Persib Bandung dikabarkan bakal segera membahas dan mengevaluasi laporan tersebut untuk selanjutnya membahas pembentukan tim yang akan diterjunkan di Liga Super Indonesia (LSI) 2008, termasuk penetapan manajer dan pelatih. Namun, kapan waktu pembahasan tersebut, masih belum diketahui secara pasti.

Paling tidak bakal adanya agenda pembahasan pengurus harian terhadap laporan pertanggungjawaban manajemen tim, termasuk calon pelatih dan manajer, itu disampaikan Manajer Persib, H. Yossi Irianto. "Sebuah panitia katanya akan segera bertemu," jawab Yossi ketika "GM" bertanya soal bursa calon pelatih dan manajer Persib pada LSI 2008 mendatang, Selasa (15/1).

Setelah mengakhiri Liga Indonesia (LI) XIII/2007, dua posisi penting di dalam tim, yaitu pelatih kepala dan manajer tim memang banyak dibicarakan di internal Persib. Siapa nama yang bakal menduduki jabatan itu selalu menjadi bahan perbincangan sehari-hari di Sekretariat Persib, Jln. Gurame Bandung.

Untuk posisi pelatih, meski Badan Liga Indonesia (BLI) hanya memperbolehkan pelatih berlisensi A yang bisa menangani tim peserta BLI, namun sejumlah nama kandidat pelatih Persib mulai diapungkan, baik oleh pengurus sendiri maupun media. Sejumlah nama yang sudah mencuat ke permukaan adalah Rahmad Darmawan, Dejan Gluscevic, Nandar Iskandar, Indra M. Thohir sampai kepada mantan pelatih tim nasional, Ivan Kolev.

Dari komunitas pelatih Persib yang sudah mengadakan pertemuan beberapa waktu lalu, mereka lebih menginginkan pelatih lokal untuk menangani Persib. "Dalam beberapa musim terakhir, pelatih asing terbukti tidak mampu mengangkat prestasi Persib. Karena itu, kita akan mengusung pelatih lokal," kata Risnandar, ketika itu.

Calon manajer

Meski tidak sebanyak nama pelatih yang dimunculkan, bursa calon manajer Persib pun banyak diperbincangkan banyak orang, termasuk bobotoh. Selain manajer lama, H. Yossi Irianto, nama Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, H. Edi Siswadi ada kemungkinan ditunjuk Ketua Umum Persib, H. Dada Rosada sebagai manajer. Selain kedua nama tersebut, ada juga kalangan yang menyebut mantan manajer Persib U-23, Jaja Sutradja dan Direktur Diklat Persib, Dandan Rezawardhana, pantas menjadi manajer Persib mendatang. "Pak Jaja dan Pak Dandan cukup bertangan dingin. Saya kira ia pantas juga dipercaya," kata salah seorang pengurus Persib yang meminta namanya tidak disebutkan.

"Kalau Pak Edi Siswadi yang jadi manajer, saya sangat mendukungnya," ujar salah seorang pemain Persib.

Sementara itu, Yossi lebih memilih tidak terlalu banyak berkomentar soal kemungkinan terpilih atau tidaknya lagi. "Setuju dan tidak setuju adalah hal yang wajar sebagai sebuah dinamika. Dalam dua musim terakhir, saya jadi manajer karena merupakan amanah dari ketua umum," katanya.

LSI dibahas

Sementara itu, BLI rencananya akan membahas rancangan pelaksanaan LSI 2008 dengan berbagai standardisasinya pada 20 Januari mendatang di Surabaya bersama seluruh klub peserta. Pada Selasa (15/1), manajemen Persib sudah mendapatkan undangan resmi agenda pertemuan tersebut. (GM)

Bekamenga Dikagumi Dejan Glusevic

Christian Bekamenga yang bergabung dengan Nantes FC, benar-benar membuat Dejan Glusevic merasa surprise sekaligus kagum. Dejan mengaku surprise setelah mengatahui Bekamenga adalam mantan striker Persib di Liga Indonesia XIII, lepas dari kenyataan Bekamenga 'kabur' dari Persib untuk bergabung dengan klub Prancis tersebut.

Dejan yang mantan bomber sekaligus pemain bintang Bandung Raya menyebutkan, dirinya mengaku Bekamenga dari Persib ketika mengantar Filip Djordjevic, pemain muda asuhannya di Red Star Belgrade, yang juga bergabung dengan Nantes FC.

"Oh ya. Bekamenga musim kemarin baru saja main di Persib. Wah ini hebat," komentar Dejan seperti disampaikan kepada Tribun, Selasa (15/1) kemarin.

Dejan menambahkan, dirinya merasa senang karena ada pemain yang pernah memperkuat Persib bisa unjuk kemampuan di kancah sepakbola Eropa. Terlebih secara kebetulan, bersama dengan salah seorang pemain yang pernah dilatihnya. "Filip adalah pemain muda, dia punya sikap dan kualitas permainan yang baik. Tapi Filip disana dikontrak sebagai pemain pinjaman. Ia tetap adalah pemain Red Star Belgrade meskipun selama enam bulan ke depan main di Nantes," urai Dejan yang kembali menyatakan ketertaarikannya untuk menangani tim Maung Bandung Persib.

Namun Dejan mengakui, saat ini dia tengah sibuk mempersiapkan Red Star Belgrade junior untuk menghadapi kompetisi Liga di Serbia Montenegro.

"Saya sedang melakukan program latihan untuk liga yang akan dimulai Maret mendatang," katanya.

Dengan mengaku akan menyempatkan diri terbang ke Prancis untuk melihat permainan anak buahnya dan Bekamenga di Nantes FC sana.

"Sekitar Bulan Maret-April saya akan ke Nantes Prancis untuk mengikuti turnamen antar tim-tim muda. Dan sekalian saya juga ingin nonton permainan Filip dan Bekemenga di Nantes," tuturnya sambil menegaskan, pemain-pemain muda Indonesia juga punya peluang sama untuk berkiprah di klub-klub besar Eropa.

"Pemain Indonesia ke Eropa, Kenapa tidak. Sangat bisa, mereka punya potensi asal mau kerja serius dan bisa beradaptasi dengan cuaca, sistem kepelatihan, dan bisa adaptasi dengan gaya permainan sepakbola di Eropa," urai Dejan.(TRIBUN)

Tim Lima Kembali ke Habitat

APA saja yang dilakoni Tim Lima sekarang. Apa saja kegiaran Kang Jajang Nurjaman dkk ketika posisi mereka sekarang demisioner sebagai tim pelatih Persib Maung Bandung. Apakah mereka pergi berlibur seperti pelatih-pelatih klub besar Eropa ketika lepas dari kegiatan kompetisi.

Tidak ada pergi berlibur, apalagi sampai terbang ke tempattempat jauh di luar negeri sana. Yang pasti mereka tidak otomatis nganggur. Kami kembali ke habitat semula, kata Anwar Sanusi sambil tertawa.

Anwar yang sehari-hari terbilang irit bicara ini, memang kembali ke habitatnya: kantor Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Bandung. Anwar kembali berseragam PNS di lingkungan Pemkot Bandung. Itulah kesibukan Anwar sang pelatih kiper tim Maung Bandung saat ini.

Beda dengan Anwar, Robby Darwis dan Adeng Hudaya kembali ke kantornya di Bank BNI dan Bank Mandiri. Bila bobotoh rindu kepada 'Si Bima' datanglah ke kantor Bank BNI di bilangan Viaduct sana. Di kantor tersebut Kang Robby punya tugas menangani bagian bisnis. Sementara kantor Kang Adeng, berlokasi di Jl Asia Afrika.

"Bila ada yang menunggak ke Bank Mandiri, harus berhadapan dengan saya," ujar Adeng sambil tertawa lebar. Di kantornya di Bank Mandiri, Adeng memang kebagian menangani legal hukum yang berkaitan dengan kredit macet.

Jajang Nurjaman yang tercatat sebagai karyawan di kantor Area Pelayanan Jawa Barat (APJ) PLN, mengaku masih belum ngantor walaupun sedang rehat dari tugas menangani tim Maung Bandung. "Saya baru akan masuk kantor awal Februari nanti," akunya.

Sementara Dino Sefrianto, mengaku lebih suka menghabiskan waktu dengan membaca buku dan berkumpul dengan istri dan anakanaknya. Dino juga tidak pulang ke kampung halamannya, di Lampung sana.
Selebihnya mereka bungkam ketika ditanya soal peluang untuk kembali masuk tim Persib di Liga Super mendatang. Jangan tanya soal itu, ujar Tim Lima mengelak. Tapi diam-diam mereka memasang kuping menunggu gong dari Pendopo. Nah lho.(daf)

Jajang Nurjaman (Ketua Tim Lima)
Untuk Keluarga
TIM Lima sekarang dalam posisi demisioner. Jelas sekarang saya lebih banyak memiliki waktu luang dibanding ketika masih aktif menangani tim Persib. Saya juga kembali bisa melakoni hobi yang mungkin ditinggal ketika masih menangani tim (Persib).

Hobi saya main bulutangkis dan terkadang main tenis. Lawannya cukup dengan rekan sekantor. Golf? Wah rasanya belum saatnya saya main golf!

Saat ini saya belum masuk kantor, karena saya baru akan masuk pada awal Februari nanti. Jadi waktu luang yang saya miliki sekarang, lebih dimanfaatkan untuk lebih dekat dengan keluarga.

Tidak ada rencana berlibur ke tempat jauh. Sekali lagi, konsentrasi saya sekarang untuk keluarga. Anak-anak yang kembali harus masuk sekolah, membuat saya dan keluarga tidak punya rencana berlibur. Jadi betah di rumah deh.(daf)

Robby Darwis (Asisten Pelatih Persib)
Ngantor Deui
JELAS saya kembali kepada peran semula. Jadi karyawan di tempat kerja saya. Saya kembali disibukkan dengan agenda kerja. Tapi keluarga jelas menjadi perhatian utama saya.

Bila kemarin 'jauh' dari keluarga. Sekarang saatnya untuk kembali kepada keluarga. Memberikan waktu banyak kepada keluarga.
Jalan-jalan, ke mal, menjadi pilihan kami sekeluarga untuk menghabiskan waktu. Untuk dekat dengan keluarga, tidak harus pergi berlibur. Sekarang saya merasakan lebih dekat dengan keluarga.
Kalau bertanya apa kegiatan saya sekarang. Saya ngantor deui (lagi, Red). Banyak pekerjaan menunggu untuk diselesaikan. Jadi jangan tanya dulu soal pelatih Persib ya. Iya deh Kang.(daf)

Anwar Sanusi (Pelatih Kiper Persib)
Menekuni Peran Semula
BISA dikatakan saya sekarang kembali ke habitat lama. Saya menekuni peran semula, jadi karyawan di lingkungan Pemkot Bandung. Jadi kalau mencari saya, datanglah ke kantor saya.

Seperti teman-teman di Tim Lima, selepas ngantor, saya berkumpul dengan keluarga. Bisa dikatakan, saya telah kembali ke tengah keluarga besar saya.

Untuk menjaga kebugaran, saya memilih main bulutangkis. Rasanya saya 'jago' olahraga yang satu ini. Saya jago bila lawan main bulutangkis saya adalah teman-teman sekantor.

Main bulutangkis sudah lama saya tekuni. Jadi selain kembali ke kantor, saya kembali ke lapangan bulutangkis.(daf)

Dino Sefrianto (Pelatih Fisik Persib)
Tidak Pulang Kampung
SAYA sekarang lebih leluasa membaca buku. Hal yang tidak didapat ketika Tim Lima masih menangani Persib. Buku yang saya baca, adalah buku yang ada kaitannya dengan dunia olahraga. Karena olahraga adalah dunia saya. Ibaratnya saya menimba ilmu dari buku.

Saya tidak kemana-mana. Saya tidak pulang kampung. Saya masih di Bandung, menghabiskan waktu dengan keluarga. Kalau ada luang, saya memilih mancing untuk lepas dari kepenatan.

Saya juga masih suntuk mempersiapkan albun saya. Albun saya sudah dikopi banyak lho. Tinggal nunggu waktu di lepar ke pasar. Tapi sepakbola tetap jadi perhatian utama. Beberapa pemain bahkan masih berkonsultasi tentang menjaga kebugaran fisik, dll. Intinya saya masih seperti yang dulu.(daf)

Adeng Hudaya (Asisten Manajer Bidang Teknik)
Konsentrasi di Kantor
ADA banyak tugas kantor yang tertunda ketika saya masih di Persib. Sekarang ketika Tim Lima dalam posisi demisioner, saya manfaatkan untuk menyelesaikan tugas-tugas kantor. Sekarang saya konsentrasi di kantor.

Jadi jangan tanya soal siapa pelatih Persib mendatang. Jangan mancing-mancing. Walaupun kami belum dibubarkan, tapi bukan peran saya untuk meramal siapa pelatih Persib di Liga Super. Tapi mungkin saja dari Tim Lima masih ada yang dipakai.

Lepas dari kantor, saya lebih suka berkumpul dengan keluarga. Tidak ada kegiatan lain. Keluarga nomor satu. Sekarang itulah aktifitas saya. Di kantor dan di rumah saja.(TRIBUN)

Hanya 11 Pelatih Berlisensi A

Menghadapi Kompetisi Liga Super Indonesia, 12 Juli mendatang, stok pelatih Indonesia yang memiliki lisensi A yang diakui AFC sebagai syarat menangani tim di Liga Super sangat minim. Saat ini, berdasarkan data yang ada di PSSI tahun 2006, hanya tercatat 11 pelatih berlisensi A, sedangkan Liga Super akan diikuti 18 tim.

Menurut Direktur Kepelatihan PSSI Yopie Leepel, di luar itu masih ada tiga pelatih yang pernah mengikuti kursus lisensi A tetapi lulus bersyarat karena tes teorinya tidak lulus sedangkan tes praktiknya lulus. Mereka adalah Suimin Diharja, Junaedi, dan Gusnul Yakin.

"Mereka tetap berhak mendapatkan lisensi A, tapi harus ikut lagi tes teori untuk mendapatkan lisensi A secara penuh. Meski belum mendapatkan lisensi A secara penuh, mereka bisa menangani tim untuk Liga Super nanti," ujar Yopie di Kantor Badan Liga Indonesia (BLI) Jakarta, Selasa (15/1).

Dengan terbatasnya pelatih berlisensi A, Yopie mengatakan klub harus mengambil pelatih asing sebagai antisipasi. "Sekarang hanya tercatat 11 pelatih yang memiliki lisensi A, karena tahun 2007 belum ada lagi pelatih yang mengikuti kursus kepelatihan untuk lisensi A. Terakhir PSSI menggelar kursus lisensi A tahun 1997," katanya.

Mengenai lisensi A pro, Yopie mengatakan hal itu salah kaprah karena tidak ada lisensi A pro, yang ada hanya lisensi A dan di atasnya lisensi pro atau profesional. "Yang ngomong ada lisensi A pro itu ngaco, tidak tahu apa-apa. Di Indonesia, pelatih tertinggi hanya lisensi A dan tidak ada yang berlisensi profesional. Jadi, enggak ada itu nama lisensi A pro, ngawur itu," ujar Yopie.

Yopie mencontohkan, beberapa pelatih asing yang menangani klub di Indonesia memiliki lisensi profesional, di antaranya Fandi Ahmad (Singapura) dan Miroslav Janu (Cheska). "Untuk mendapatkan lisensi profesional itu tidak mudah karena harus mengikuti pelatihan selama tiga bulan dengan tempat yang berbeda-beda. Misalnya bulan pertama di Inggris, bulan kedua di Jerman, dan bulan ketiga di Malaysia. Itu sangat melelahkan dan memakan biaya yang besar," ujarnya.

Dikatakan Yopie, ke-11 pelatih berlisensi A ini merupakan pelatih yang selama ini aktif menangani klub. "Mungkin ada pelatih lain yang berlisensi A, tapi dia tidak aktif dalam melatih di klub. Kalau selama empat tahun pelatih tersebut tidak juga menangani tim, otomatis lisensi A dengan sendirinya gugur," ujar Yopie.

Sementara itu, Direktur Badan Liga Indonesia (BLI) Joko Driyono, mengatakan, pelatih berlisensi A menjadi syarat wajib untuk menangani tim di Liga Super nanti. "Ini sudah ketentuan yang mutlak harus diikuti peserta Liga Super, di luar lisensi itu tidak berlaku," kata Joko.

Untuk bisa menangani tim, Joko mengatakan, pelatih lisensi A harus bisa menunjukkan surat lisensinya sebelum menangani klub. Dengan adanya aturan tersebut, beberapa pelatih yang selama ini memiliki prestasi bagus dalam menangani tim, terpaksa tidak bisa menangani tim di Liga Super nanti. Sebut saja seperti Daniel Roekito yang memiliki lisensi S1, Widodo C. Putro (C), Herry Kiswanto (B), Sofyan Hadi (S1), Jaya Hartono (C), Joko Malis (S1), Subangkit (C).

Mengenai Risnandar, Yopie belum mengetahui kalau mantan pelatih Persib ini memiliki lisensi A. "Masa sih dia punya lisensi A. Setahu saya, dia tidak pernah mengikuti kursus kepelatihan untuk lisensi A, karena database di sini juga tidak ada Risnandar berlisensi A. Yang saya tahu, dia pernah mengikuti kursus kepelatihan bersama Suhatman tahun 1985, untuk lisensi S1, pelaksanaannya di Kuningan sini (wilayah Jakarta-red.)," kata Yopie. (PR)

Selasa, 15 Januari 2008

Rekomendasi Pemain Bukan Harga Mati

Kendati sudah disampaikan kepada Ketua Umum Persib, H. Dada Rosada, namun manajemen dan tim pelatih Persib tetap menutup rapat nama-nama pemain yang direkomendasikan untuk dipertahankan pada musim depan. Alasannya, nama-nama pemain dalam rekomendasi itu hanya sebatas penilaian tim pelatih dan keputusan pasti dipertahankan atau tidaknya ada di tangan pelatih terpilih Persib pada Liga Super Indonesia (LSI) 2008.

"Betul, semalam (Minggu malam, red), rekomendasi tim pelatih itu sudah disampaikan kepada pengurus harian. Tapi, itu hanya usulan kepada pengurus, untuk menjadi bahan pertimbangan pelatih Persib nanti," kata Manajer Persib, Yossi Irianto di Hotel Royal Palace, Jln. Lembong, Senin (14/1).

Mengenai pemain dan bahkan seluruh ofisial tim yang bakal menangani Persib pada musim depan, Yossi meminta kepada publik sepak bola Bandung untuk menunggu keputusan dari pengurus harian Persib. "Soal pemain, pelatih, manajer, dan ofisial lain yang akan menangani Persib tahun depan, sebaiknya kita serahkan saja kepada ketua umum karena manajemen sudah memberikan rapor baik buruknya dalam pertanggungjawaban. Soal suara-suara dan tekanan dari luar, termasuk bobotoh, itu wajar dan merupakan bagian dari dinamika di Persib," katanya.

Seperti halnya Yossi, Asisten Manajer Bidang Teknik, Adeng Hudaya dan Koordinator Pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman pun tetap tutup mulut. "Sekarang, status kami sudah demisioner. Kami sudah tidak punya hak bicara lagi soal tim. Tapi betul kalau rekomendasi itu sudah disampaikan kepada ketua umum," kata Djadjang.

Prediksi benar

Meski demikian, sejumlah sumber di internal tim Persib menyatakan, nama-nama pemain yang direkomendasikan tim pelatih untuk dipertahankan pada musim depan, sama dengan 13 nama pemain yang pernah diprediksikan "GM" edisi Minggu, 13 Januari 2008. Hanya saja, dari 13 nama pemain tersebut, masih ada dua nama pemain yang dalam status dipertimbangkan, karena faktor usia.

Ke-13 nama pemain yang pernah diprediksikan "GM" tetap direkomendasikan untuk dipertahankan itu adalah Tema Mursadat, Cecep Supriatna (kiper), Edi Hafid Murtado, Nova Arianto, Erik Setiawan, Gilang Angga Kusuma (belakang), Salim Alaydrus, Cucu Hidayat, Suwita Pata, Eka Ramdani, Lorenzo Cabanas (tengah), Zaenal Arief, dan Redouane Barkaoui (depan).

Jika alasannya soal usia, kemungkinan besar, dua pemain yang masih dalam status dipertimbangkan itu adalah Cecep Supriatna dan Suwita Pata yang umurnya sudah kepala tiga.

Untuk Persib, Semua Angkat Bicara

Sejumlah tokoh dan para pengamat angkat bicara soal masa depan Persib Bandung di kancah Liga Super Indonesia (LSI) 2008 pada acara penyampaian laporan pertanggungjawaban manajemen tim Persib di Pendopo Alun-alun Bandung, Minggu (13/1). Mereka menyatakan, sejumlah kesalahan yang menyebabkan Persib gagal lolos ke babak "8 Besar", seperti soal perekrutan pemain, pelatih maupun masalah kontrak pemain, tidak boleh terulang.

Sesepuh Persib, R. Ading Affandie atau biasa disapa RAF mengusulkan agar kontrak pemain jangan hanya satu tahun. Ia mengatakan, manajemen harus paling tidak mengikat pemain selama tiga tahun. "Tentu saja yang direkrut adalah pemain muda hasil binaan Persib. Jika pada tahun pertama gagal, pemain yang bersangkutan dapat dipersiapkan untuk berlaga di musim berikutnya," ujar RAF.

Ia mengatakan penunjukan pelatih serta pemain tidak perlu memerlukan proses yang panjang, seperti dengan pembentukan tim 11 seperti pada LI XIII/2007. "Ketua Umum dapat menunjuk manajer dan selanjutnya manajer memilih pelatih, seterusnya merekrut pemain. Jangan banyak lika-liku yang nantinya malah terjadi banyak pertentangan," ungkanya.

RAF berharap pada liga musim depan, materi pemain lokal dapat mendominasi dibandingkan pilar asing. "Maksimalnya dalam satu tim itu hanya ada tiga pemain asing. Terserah tim-tim lain mau pakai berapa pemain asing, tetapi di Persib sendiri paling banyak menggunakan 3 pemain asing," tegasnya. Ia juga berharap, Persib pada LSI 2008, dapat menggunakan pelatih lokal asli Bandung. "Pelatih lokal di sini yaitu pelatih asli orang Bandung," tambahnya.

Jangan saling tunjuk

Tokoh Persib lainnya, Zaenuri Hasyim berharap, kegagalan Persib menembus babak "8 Besar", tidak membuat semua orang saling menyalahkan. "Sebaiknya, saat ini kita harus memikirkan prestasi Persib di 2008 dan jangan terjadi sikap saling menyalahkan," ujarnya.

Sementara itu pendapat berbeda dilontarkan penasihat Persib lainnya, Nanang Sugiri. Menurutnya, setelah gagal, Persib jangan begitu saja melupakan target. "Kenapa pada putaran kedua Persib hanya menempati ranking 5, mestinya dengan anggaran yang telah dipakai Rp 23,89 miliar itu Persib dapat mencapai target," katanya.

Soal banyaknya kalangan yang hadir dan angkat bicara dalam acara tersebut, Manajer Persib, H. Yossi Irianto mengaku sangat terkejut. "Awalnya, saya pikir yang hadir cuma manajemen tim dan pimpinan pengurus harian saja. Tapi, ternyata hampir semua tokoh hadir. Ini membuat saya grogi," katanya.

Pemain Baru Serahkan ke Pelatih

Mendapatkan pelatih baru harus jadi agenda utama Persib, dibanding agenda lainnya termasuk berburu pemain dan menunjuk manajer baru. Dengan didampingi pelatih baru, tugas mencari pemain dinilai akan lebih mudah. Idealnya, pemain baru bahkan diserahkan kepada pelatih terpilih.

Dalam perburuan pemain, Persib juga diharapkan tidak mengulang metode yang selama ini dipakai, yaitu dengan membentuk tim. Pelatih dan Ketua Umum Persib, harus memegang hak prerogatif dalam menentukan pemain.

"Jangan seperti selama ini, pelatih disediakan pemain. Ini sangat berisiko. Pasalnya bisa jadi, pemain yang ada tidak cocok dengan keinginan pelatih," tutur mantan Ketua Umum Persib, Wahyu Hamijaya, Minggu (13/1) malam.

Mantan Walikota Bandung yang sekarang jadi salah satu penasehat Persib, itu menambahkan, setiap pelatih memiliki pola dan strategi yang berbeda dalam membentuk sebuah tim. Kenyataan ini seperti ditegaskan Wahyu, harus menjadi perhatian Persib yang tidak ingin mengulang kegagalan di Liga Indonesia XIII pada Liga Super mendatang.

"Jadi sekarang kuncinya, buru-buru mencari dan tentukan pelatih Persib untuk Liga Super," ujar Wahyu di akhir acara evaluasi Persib yang digelar di Pendopo Bandung, Minggu malam kemarin.

Dalam acara di Pendopo tersebut, Ketua Umum Persib H Dada Rosada menyatakan kesiapan untuk memberi keleluasaan berburu pemain kepada pelatih terpilih. Dada hanya berharap, pemain Persib mendatang, termasuk pemain asingnya, harus benar-benar berkualitas dan memberikan kontribusi nyata kepada tim Maung Bandung.

"Kalau pelatih nanti menilai Persib hanya satu pelatih asing, kita ambil satu pemain asing yang kualitasnya bagus," ujar Dada.

Mantan pemain Persib, Himendra Wargahadibrata, mengungkatkan, selain harus berkualitas, pelatih yang dibutuhkan Persib haruslah pelatih yang punya wibawa. "Persib butuh pelatih yang tegas dan punya wibawa. Selama ini pelatih Persib seperti tidak diturut oleh para pemain. Pemain era Iurie seperti takut kepada pelatih. Ini juga harus dipecahkan oleh Persib," ucap Himendra yang juga mantan rektor Unpad ini.

Persib juga harus mewaspadai kemungkinan adanya percaloan pemain. Selama ini seperti ditegaskan H Umuh Muhtar, ada pihak-pihak yang bermain sebagai makelar pemain. "Kalau ini sampai terjadi percaloan, akan sangat merugikan Persib. Pasalnya pemain-pemain bagus yang berminat ke Persib, bisa gagal masuk karena harganya dinaikkan berlipat oleh mereka-mereka yang mencari keuntungan untuk pribadi," ungkap H Umuh yang selama ini dikenal getol memberi bonus kepada Tim Maung Bandung ini.

"Jadi memilih pemain harus ditentukan pelatih dan ketua umum. Kalau terpaksa, pelatih dan ketua umum dibantu oleh orang-orang yang tahu pemain dan tidak berniat merugikan Persib," tandas H Umuh.(TRIBUN)

Striker Persib Kurang Ngotot

Jika ingin mengejar target juara Liga Super Indonesia (LSI) 2008, tim pelatih nanti harus mengganti seluruh pemain lini depan yang memperkuat "Pangeran Biru" sepanjang Liga Indonesia XIII/2007. Kendati sempat menghantarkan Persib menjadi juara paruh musim, produktivitas lini depan dinilai masih lemah, khususnya pada putaran kedua.

"Produktif atau tidaknya lini depan bisa langsung diukur dari jumlah gol yang dicetak. Kalau melihat hasil yang diraih pada liga kemarin, sebaiknya Persib merombak formasi lini depan dan menggantinya dengan seratus persen pemain baru," kata mantan striker Persib, Sutiono, yang dihubungi "PR" Senin (14/1).

Sutiono menilai, lini depan Persib kurang tajam karena dihuni striker-striker yang kurang ngotot. Ketika kehilangan bola, tidak jarang mereka menyerah dan tidak mengejarnya kembali. Naluri gol pemain pun dinilainya masih kurang, terbukti dengan banyaknya peluang emas yang kerap terbuang selama pertandingan.

"Putaran kedua misalnya. Berapa banyak pertandingan yang harus berakhir dengan kekalahan Persib atau hasil imbang. Padahal, kalau dilihat dari statistik dan jumlah peluang yang tercipta, Persib jauh lebih unggul. Sayang, striker yang ada tidak mampu memanfaatkannya. Main terburu-buru, kurang ngotot, itulah hasilnya. Pada putaran kedua, prestasi Persib merosot," tuturnya.

Menurut dia, kalau memang hasilnya kurang memuaskan, untuk apa Persib memaksakan mempertahankan formasi lini depan yang sama dalam menghadapi LSI 2008. "Kalau ada pemain baru, kan setidaknya ada harapan baru untuk mencetak hasil yang lebih baik," ujarnya.

Untuk pemain lokal, Sutiono mengaku lebih condong pada Bambang Pamungkas dan Aliyudin. Dia menilai, di Indonesia belum ada striker lokal yang mampu melebihi kemampuan keduanya dalam memorak-porandakan pertahanan lawan.

Sementara untuk pemain asing, dia menyarankan untuk merekrut striker Keith Kayamba yang saat ini masih merumput di Sriwijaya FC. Striker asing lainnya adalah Ernest Jeremiah Chukwuma. Kedua striker tersebut di mata Sutiono cukup ideal karena memiliki mental dan naluri gol tinggi.

"Tipe-tipe striker seperti itulah yang diperlukan Persib untuk bisa menjuarai LSI 2008. Tidak gampang menyerah, kuat, ngotot, dan naluri gol tinggi. Sangat berbeda dengan yang ada di Persib musim lalu. Mungkin di luar sana masih banyak striker lain yang setara atau bahkan lebih, tapi di mata saya mereka cukup ideal. Jangan takut untuk mengeluarkan uang sedikit lebih mahal untuk mendapatkan kualitas," katanya.

Sisipkan pemain muda

Kendati mematok target juara, Sutiono mengimbau agar Persib tidak takut untuk menyisipkan beberapa pemain muda dari Diklat atau Persib U-23 di lini depan. Hal itu penting untuk memberikan pengalaman terhadap pemain muda, sekaligus untuk regenerasi pemain di Kota Bandung.

"Persib jangan takut. Memang benar, menggunakan pemain muda artinya Persib harus memberikan kesempatan secara bertahap dan tidak bisa langsung diberikan tanggung jawab penuh. Namun, jika kesempatan itu telah diberikan, tidak tertutup kemungkinan pemain muda akan tampil sangat baik. Mereka hanya perlu kesempatan," kata Sutiono. (PR)

Gilang Jadi Agen Sekaligus Pelatih

LIBUR panjang Liga Indonesia, tak lantas membuat para pemain bertopang dagu. Begitu pun pemain sayap Gilang Angga Kusumah. Selain menjadi pemain, Gilang selalu disibukan dengan kiprahnya sebagai pelatih dan agen pemain pada Turnamen Sepak Bola Yon Zipur 3 Cup.

Keikutsertaan Gilang pada turnamen tahunan ini, telah dimulai sejak ia duduk di bangku kelas dua SMA pada 1996. Empat tahun kemudian, ia mulai memberanikan diri merambah kursi pelatih. Baru pada 2002, Gilang memulai debutnya memainkan tiga peranan, yaitu sebagai pemain, pelatih, dan agen.

Di luar dugaan, pada debutnya itu Gilang sukses membawa klub Putra 11 menjadi juara. Bahkan, kesuksesan itu ia ulangi hingga tiga tahun berturut-turut, walaupun dengan membawa bendera yang berbeda. Pada 2003, ia membawa Ceres menjadi kampiun dan satu tahun kemudian giliran mengantarkan JE ke posisi juara.

Kendati memainkan lebih dari satu peran dalam waktu bersamaan, Gilang mengaku tidak kerepotan. Ia justru sangat menikmati perannya. Oleh karena itu, hingga tahun ini pun ia masih tetap bertahan menjadi pemain, pelatih, sekaligus agen dari turnamen yang berlangsung di Kab. Bandung itu.

"Kalau menjadi pelatih memang cita-cita Gilang dari kecil. Seenggaknya profesi itu yang bakal digeluti kalau sudah pensiun jadi pemain. Kalau masalah agen, mungkin karena Gilang banyak kenal pemain, jadi banyak yang minta tolong dicariin pemain," kata Gilang, Sabtu (12/1).

Beberapa pemain yang sempat dibawanya untuk tampil pada kompetisi Zipur antara lain Edi Hafid, Cucu Hidayat, dll. "Rata-rata semua pemain sepak bola di Bandung, baik yang tampil pada divisi utama, divisi satu, maupun divisi dua, ikut ambil bagian di Zipur. Jadi, turnamen ini udah kayak reuni pemain-pemain Bandung," kata Gilang.

Untuk masalah honor, sebagai pemain divisi utama yang bermain di turnamen itu, ia dan pemain yang dibawanya rata-rata bisa mengantongi Rp 200.000,00 sampai dengan Rp 500.000,00 per pertandingan. Sementara itu, untuk pemain kompetisi intern Persib rata-rata dihargai Rp 100.000,00-Rp 150.000,00 untuk sekali bertanding.

Lain halnya dengan honor sebagai agen. Gilang mengaku, tidak pernah meminta atau mematok harga tertentu. "Saya cuma bawain pemain aja, enggak pernah minta imbalan. Tapi biasanya dari pengurus suka ngasih. Besarnya sih bervariasi, tergantung kemampuan pengurus klub masing-masing," tuturnya.

Bagi Gilang, keberadaannya sebagai pemain gacong, pelatih, hingga agen pada turnamen Zipur, bukan berorientasi pada materi. Ia memandangnya sebagai turnamen selingan yang bisa membantu pemain untuk menjaga agar performanya tidak turun akibat absen terlalu lama dari kompetisi.

"Kalau sebagai pemain, jelas untuk menjaga performa. Kebayang aja kalau selama libur liga enggak ada kompetisi. Jangankan lima bulan, enggak latihan satu minggu aja badan bakal kerasa berat," katanya.

Untuk peran pelatih dijalaninya sebagai latihan menghadapi masa tua. "Saya kan enggak muda terus. Usia pemain waktunya terbatas. Pada usia tertentu harus pensiun karena stamina yang mulai menurun. Turnamen Zipur ini bisa jadi ajang latihan buat saya dalam menapaki kursi pelatih," katanya.

Karena itulah, hingga saat ini Gilang masih betah bermain di turnamen Zipur. Tahun ini ia bergabung dengan tim Pemkot Bandung. Sementara itu, untuk posisi pelatih, ia mengaku belum menentukan tim mana yang akan dilatihnya. "Yang jelas, kemungkinan besar bukan tim Pemda," tuturnya.

Ya, Gilang memang benar, masa kejayaan pemain sepak bola memang terbatas karena usia. Ia cukup jeli menggunakan turnamen Zipur untuk mulai merintis pengalaman guna mengisi hari depannya. Jadi, siapa bilang libur kompetisi tidak baik untuk pemain? (Rika/"PR")

Senin, 14 Januari 2008

80 Persen Pemain Dipertahankan

Berdasarkan masukan dari tim pelatih Persib, manajer Yossi Irianto merekomendasikan untuk mempertahankan sekitar delapan puluh persen pemain Persib yang tampil di Liga Indonesia (LI) 2007. Namun Yossi menolak menyebutkan nama-nama pemain yang direkomendasikan untuk tetap berada di tim Maung Bandung tersebut.

"Tapi ini juga sebatas masukan. Berdasarkan evaluasi kami selama musim liga tahun lalu, kita memberikan daftar acuan sebagai masukan. Keputusan untuk melaksanakan rekomendasi dari kami atau tidak, ya terserah pelatih dan manajer baru nanti," kata Yossi kepada Tribun Jabar saat menghadiri perayaan sunatan anak salah seorang bobotoh Persib, Yana di Melong Kidul, Bandung, Sabtu (12/1).

Pada putaran pertama LI 2007, Persib berkekuatan 22 pemain, yang terdiri dari 17 pemain asing dan 5 pemain lokal. Namun perubahan terjadi saat masuk putaran kedua. Nyeck Nyobe ke Persela Lamongan dan Arcan Iurie memasukkan Leo Chitescu. Selain itu, Persib juga memasukkan Sandi Pribadi. Status keduanya di tim Persib sama-sama merupakan pemain pinjaman.

Anggap saja pemain Persib yang lama adalah 22 pemain. Di posisi kiper ada Tema Mursadat, Cecep Supriyatna, dan Edi Kurnia. Di posisi bek ada Patricio Jimenez, (Nyelk Nyobe), Nova Arianto, Aji Nurpijal, Bayusutha, dan Edi Hafid. Di posisi tengah ada Suwita Patha, Gilang Angga, Cucu Hidayat, Eka Ramdani, Salim Alaydrus, Sonny Kurniawan, Yaris Riyadi, Erik Setiawan, Lorenzo Cabanas. Dan di depan ada Zaenal Arief, Redouane Barkawi, Christian Bekamenga, Dicky Firasat.

Terlepas dari sudah dikontraknya Bekamenga selama empat tahun oleh klub Prancis Nantes, berdasarkan pernyataan Yossi, sekitar 18 pemain lama akan tetap menghuni Persib. Sisanya adalah pemain-pemain baru.
"Proses pembentukan tim itu harus berkesinambungan. Walaupun kami ingin sebagian besar pemain dipertahankan, kami tidak ingin persentase itu menjadi sebuah polemik. Rekomendasi itu juga maksudnya adalah bentuk laporan sebagai acuan masukan kebijakan bagi pelatih dan manajer selanjutnya." katanya. (mba)


Hak Pemain Takkan Hilang
BANDUNG, TRIBUN - Manajer Persib Liga 2007, Yossi Irianto, menjamin bahwa hak-hak pemain berupa gaji dan bonus di dua pertandingan terakhir tidak akan hilang. Setelah selesai memberikan laporan pertanggungjawaban kepada Ketua Umum Persib, Dada Rosada, manajemen Persib akan membayar sisa pembayaran gaji dan bonus.

Mengenai pernyataan Sonny Kurniawan yang menagih gaji bulan terakhir dan bonus di dua pertandingan, Jumat lalu, Yossi menegaskan hal itu akan segera diselesaikan. "Hak-hak pemain tidak akan hilang. Pokoknya saya garansi dua ratus persen bahwa masalah itu bisa segera diselesaikan setelah kita memberikan laporan. Kalau sekarang kan posisinya sedang demisioner. Dalam waktu dekat, setelah kita serahkan laporan tim, semua bisa diselesaikan," tegas Yossi di Melong Kidul, Bandung, Sabtu (12/1).

Yossi mengatakan, kepengurusan Persib sedang dalam masa demisioner. Tidak hanya di tim Persib, di jajaran pegawai di lingkungan Pemerintahan Kota Bandung pun, menurut Yossi, saat ini juga sedang dalam masa demisioner.

Pada masa demisioner ini, masa kepengurusan manajemen Liga 2007 sudah berakhir, tapi di sisi lain kepengurusan baru belum terbentuk. Menurut Yossi, pada masa demisioner ini, rapat dan pertemuan pengurus cukup sering digelar.

Namun Yossi tidak menyebutkan tanggal berapa gaji dan bonus akan dibayarkan. "Kita sedang menyiapkan laporan. Kita tunggu momen yang tepat. Kalau laporan itu selesai, masalah gaji dan bonus dan hak-hak pemain lainnya akan segera diselesaikan." katanya (TRIBUN)

Stadion Baru Apa Kabarmu

SUKSES Persib merebut tiket Liga Super, jelas disambut gembira bobotoh. Bagaimanapun sukses Persib masuk Liga Super, sedikit mampu mengobati duka bobotoh, yang tahun ini, kembali harus menunda mimpi melihat tim Maung Bandung juara. Bobotoh yang merasakan sakitnya Persib gagal di Liga Indonesia XIII, berharap Persib bisa jaya di Liga Super. Artinya Persib ke Liga Super tidak sendirian. Ada asa bobotoh mengikuti langkah Persib ke Liga Super yang tahun ini akan digelar untuk yang pertama kali.

Tidak ada salahnya bobotoh kembali bermimpi Persib merengkuh gelar juara. Pasalnya kita semua yakin, Persib tentu tidak ingin hanya jadi penggembira di Liga Super.

Untuk jadi yang terbaik, jelas Persib harus berbenah. Dan yang satu ini sudah dilakukan kubu Maung Bandung. Menimbang-nimbang pelatih dan pemain yang pas, kini sedang dilakukan para petinggi Persib. Dan Persib jelas tidak berhenti hanya pada berburu pelatih dan pemain, ada tugas lain yang harus dipenuhi Persib sebagai peserta Liga Super.

Stadion yang representatif, menjadi salah-satu syarat, yang harus dipenuhi klub-klub peserta Liga Super. Tak terkecuali Persib. Dan Persib tentunya sudah sadar tentang syarat yang satu ini.
"Menghadirkan stadion baru untuk Persib, menjadi agenda prioritas pembangunan pemerintah kota Bandung," tutur Walikota Bandung yang juga Ketua Umum Persib, H Dada Rosada.

Dan Dada tentunya tidak sekedar umbar janji. Buktinya Pemkot Bandung, sudah menandatangani surat kerja sama dengan Pemprov Jawa Barat, untuk segera mewujudkan stadion baru untuk tim Maung Bandung. Ini sebuah langkah maju yang pantas disambut gembira. Kita pantas gembira karena akan punya stadion baru.

Namun kita semua, nampaknya masih harus bersabar dan menunggu dalam waktu yang cukup lama. Padahal Liga Super sudah di depan mata. Kalau sudah begini, bukan tidak mungkin, Persib akan kembali ber-hombe base di Stadion Siliwangi. Ironisnya Stadion Siliwangi, seperti dilansir Badan Liga Indonesia, tidak masuk daftar stadion yang dinilai layak untuk Liga Super.

Pada titik ini, rasanya pesan singkat bobotoh ke rubrik 'Apa Bobotoh' Tribun, bisa mewakili pertanyaan kita semua... Pa Dada bade iraha stadion teh? Sedengkeun "super liga" sakedap deui.. Piraku wae ari mes PERSIB sae,ari stadion teu gaduh.. Omat muat..Pelanggan 3bun+bobotoh sajati..KIRCON.(085222955xxx). (daf)


Sempat Melirik Jalak Harupat
AKHIR Desember 2007, H Dada Rosada mewakili Pemkot Bandung dan H Danny Setiawan mewakili Pemprov Jawa Barat, melakukan penandatanganan kerjasama (MoU) pembangunan Stadion Gedebage. Penandatanganan kerjasama pembangunan stadion untuk tim Persib tersebut dilakukan Walikota Bandung dan Gubernur Jabar di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga).

Seperti dipaparkan Kapala Bapeda Jabar, Deni Juanda, stadion untuk Persib tersebut, akan dibangun dengan kelas internasional dan akan lebih besar dari stadion Jalak Harupat. Rencananya stadion itu akan diberi nama Stadion Olahraga Jabar atau West Java Stadium.

Namun nampaknya untuk Liga Super mendatang, Persib belum bisa tampil di stadion yang baru ditandatangani soal kerjasama pembangunannya tersebut. Sementara Liga Super sudah mendengarkan gaungnya dari sekarang. Kenyataan ini membuat kubu Persib sempat, melirik banyak stadion untuk menjadi home base tim Maung Bandung. Stadion Jalak Harupat, termasuk yang disebut-sebut akan jadi kandang Persib di Liga Super.

Bupati Bandung, H Obar Sobarna, pada satu kesempatan menyebutkan manajemen Persib sudah mengajukan permohonan untuk bisa memakai Stadion Jalak Harupat pada 2008.
"Kami membuka pintu lebar-lebar bagi siapa pun tim yang ingin memakai stadion ini (Jalak Harupat, Red)," kata Obar sambil menyebutkan Persib mengajukan permohonan untuk bermarkas di Jalak Harupat, menyusul penilaian BLI yang menilai Stadion Siliwangi tidak layak untuk menggelar pertandingan Liga Super.

Obar juga menyebut Pelita Jaya Purwakarta juga berniat sama dengan Persib. Jadi bila benar, Persib dan Pelita Jaya akan memakai stadion yang sama di Liga Super. Bila ini terjadi, jelas bukan aib karena AC Milan dan Inter Milan juga menggunakan stadion yang sama. Siapa tahu nanti nama dan prestasi Persib sebesar AC Milan. Amin!(daf/ddh/tor)


H Dada Rosada - Ketua Umum Persib
Stadion Tanpa Diskriminasi
MEMBANGUN stadion baru untuk Persib, bukan hanya sebatas obsesi pribadi seorang H Dada Rosada. Membangun kandang baru yang megah untuk tim Maung Bandung, seperti diungkapkan Dada di beberapa kesempatan, sudah masuk agenda kerjanya sebagai Walikota Bandung dan Ketua Umum Persib. Namun memang bobotoh masih harus bersabar untuk yang satu ini.
Studi banding yang dilakukan Dada ke kota-kota di Eropa yang memiliki stadion modern sekaligus megah, mengentalkan keseriusan Dada untuk membangun stadion baru untuk Persib.

"Saya ingin stadion Persib nanti modelnya seperti Stade de France di Paris dan Stadion Wesfallen Dortmund," kata Dada sepulang dari lawatannya ke Jerman.
Kelak stadion baru Persib di Gedebage sana, seperti diucapkan Dada kepada Tribun, akan memiliki atap dengan model tepung gelang. Dengan atap seperti ini bobotoh akan nyaman menikmati aksi pemain-pemain Persib tanpa takut diserang hujan. "Saya tidak ingin ada diskriminasi di stadion. Artinya tidak hanya penonton di VIP saja yang dinaungi atap. Dengan model atap tepung gelang, bobotoh bisa menonton Persib tanpa takut kepanasan atau kehujanan," papar Dada sambil menegaskan pendukung fanatik Persib bukan hanya mereka yang duduk di bangku VIP.(daf)


Tonny Aprilani - Ketua PSSI Jabar
Segera Direalisasikan
WALAUPUN masih harus menunggu, pembangunan stadion baru untuk Persib Bandung mendekati mendekati kenyataan. Proposal pembangunan stadion dan sarana olahraga (SOR) di Gedebage, sudah disampaikan ke pemerintah pusat. Dan peletakan batu pertama pembangunan stadion untuk Persib diagendakan tahun ini.

Pembangunan stadion dan sarana olahraga lainnya di Gedebage, segera direalisasikan pada tahun 2008. Untuk ini, pemerintah provinsi Jawa Barat dan pemerintah kota Bandung sudah mengirim proposal kepada pemerintah pusat.
Soal pembangunan stadion Persib dan SOR Gedebage ini bahkan sudah dibahas oleh Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bapenas) dan menteri olahraga.

Sesusai proposal yang disodorkan ke pemerintah pusat, pembangunan stadion dan SOR di Gedebage, akan menelan biaya tidak kurang dari 800 miliar rupiah. Rencananya pemerintah Provinsi Jabar akan menyediakan dana sebesar 300 miliar rupiah dan pemerintah Kota Bandung sebesar 150 miliar rupiah. Untuk sisanya, kita akan perjuangkan untuk mendapatkan bantuan dari APBN. Tentunya dengan cara yang lebih elegan.(daf)


Bambang Sukowiyono - Ketua Panpel Persib LI XIII
Bukan Hanya Persib
SAYA kira untuk Liga Super, bukan stadion yang berkapasitas besar yang harus dimiliki setiap klub peserta. Tapi yang dimaksud Badan Liga Indonesia (BLI), adalah stadion-stadion yang memiliki berbagai sarana dan prasana yang lengkap. Jujur saja, dengan syarat ini saja, bukan hanya Persib yang tidak bisa menghadapi masalah. Saya kira hanya satu-dua, peserta Liga Super yang memiliki stadion seperti disyaratkan BLI.

Bila syarat yang satu ini dipegang teguh BLI, Liga Super tidak bisa digelar. Artinya, menurut saya, BLI akan menurunkan ketentuan susulan agar semua klub peserta bisa memenuhinya termasuk Persib.

Bila sudah melakukan pembenahan serta penambahan berbagai sarana, Stadion Siliwangi bisa digunakan Liga Super. Sayangnya bobotoh, pada satu sisi, belum bisa berlaku tertib. Ini jadi kendala Persib untuk menggunakan Stadion Siliwangi. Jelas sudah, dari sini bukan hanya persoalan daya tampung. Bila bobotoh sudah bisa lebih sportif, soal daya tampung stadion tidak jadi masalah.
Saya berharap bobotoh untuk bisa lebih santun dan sportif. Karena tindakan yang merugikan pada gilirannya akan menghambat prestasi Persib.(TRIBUN)

Merekrut Chitescu Kegagalan Persib

Keputusan Pelatih Kepala Persib, Arcan Iurie Anatolievici merekrut Leontin Chitescu pada putaran kedua Liga Indonesia (LI) XIII/2007 menjadi salah satu faktor kegagalan Persib lolos ke "8 Besar". Hal itu diutarakan Manajer Persib Bandung, H. Yossi Irianto pada rapat evaluasi dengan ketua umum di Pendopo Bandung, Jln. Dalem Kaum, Minggu (13/1) malam.

Dalam pemaparannya, Yossi mengungkapkan, saat itu jika manajemen tidak mengabulkan permintaan Iurie untuk merekrut Leo, maka Iurie mengancam mundur. Sehingga, manajemen akhirnya meluluskan perekrutan Leo yang diharapkan mampu menggantikan peran Eka Ramdani yang dipanggil timnas. Apalagi Zaenal Arief pun saat itu diprediksi akan sering absen karena panggilan timnas.

"Saat itu, Iurie sempat mengancam mundur jika manajemen tidak merekrut Leo. Tetapi kehadiran Leo tidak mampu menggantikan Eka Ramdani. Terlebih lagi pelatih terlalu memaksakan untuk tetap menurunkan Leo, kadang di posisi striker, bek sayap, dan itu yang menggangu iklim kondusif tim atau posisi pemain lainnya," papar Yossi di hadapan jajaran pengurus Persib maupun para sesepuh dan tokoh-tokoh Persib lainnya.

Yossi menepis tudingan kegagalan Persib pada putaran kedua kemarin disebabkan masalah finansial. Justru benang merah lainnya penyebab kegagalan Persib adalah masalah psikologi pemain.

Ia menjelaskan, setelah merajai klasemen Wilayah Barat pada putaran pertama, kepercayaan diri pemain terlalu berlebihan. Hal tersebut berbalik menjadi beban psikologis, terutama saat bermain di kandang. Tuntutan dari bobotoh untuk menang di kandang pun akhirnya menjadi beban psikologis, bukan sebuah motivasi. Sehingga, akhirnya Persib kehilangan banyak poin di partai kandang. Dari delapan kali pertandingan kandang, Persib hanya mampu mencatat 2 kali kemenangan, yaitu di dua partai pamungkas melawan Persiraja Banda Aceh dan PSDS Deli Serdang.

Lebih lanjut disampaikannya, saat ini "Tim Lima" telah mengantongi daftar pemain yang akan direkomendasikan pada musim depan. Sederet nama pemain yang memiliki rapor terbaik di antaranya kiper Tema Mursadat, Nova Arianto, Zaenal Arief, dan Eka Ramdani.

Selama musim kompetisi LI XIII, Persib telah menggunakan bantuan hibah dari APBD sebesar Rp 23,89 miliar. Dalam penggunaannya, belanja pemain adalah yang paling besar, yaitu Rp 15,6 miliar atau sebesar 61% dari dana yang dikucurkan APBD tersebut.

Pada kesempatan yang sama, kordinator Tim Lima, Djadjang Nurdjaman menyerahkan daftar nama-nama pemain yang direkomendasikan pada Liga Super Indonesia (LSI) 2008. "Kami bersikap objektif dalam memberikan penilaian terhadap pemain. Terutama dari teknik, taktik, dan loyalitas kepada Persib. Namun, daftar pemain yang direkomendasikan ini tidak mutlak masuk dalam skuad Persib 2008. Nanti akan diputuskan oleh pelatih yang terpilih. Kami hanya memberikan rekomendasi saja," tegasnya kepada peserta rapat kemarin malam.

Sementara itu, Ketua Umum Persib, H. Dada Rosada mengatakan, selama ini jajaran pengurus tidak melakukan intervensi terhadap keputusan pelatih, termasuk dalam perekrutan pemain. Kegagalan musim lalu harus dijadikan pelajaran dengan melakukan efektivitas dan efesiensi pada LSI 2008. "Pada liga yang akan datang apakah kita akan mengejar gelar juara atau hanya berpartisipasi saja. Melihat kegagalan kemarin, untuk ke depannya harus ada harmonisasi pemain dengan manajemen maupun pemain dengan pemain lagi. Karena, pada saat kita ingin maju, ada rupiah yang harus dipertanggungjawabkan. Sehingga untuk kedepann depannya, efektivitas dan efisiensi harus dilakukan," kata Dada. (GM)