Jumat, 11 Januari 2008

Hanya Risnandar yang Memiliki Lisensi A

(PR) - Hanya Risnandar Soendoro, pelatih dari Bandung yang mengantongi sertifikat (lisensi) A Pro. Dengan demikian, tidak ada lagi pelatih Bandung yang bisa menangani klub peserta Liga Super Indonesia (LSI) 2008, kecuali Risnandar. Risnandar memenuhi persyaratan normatif pelatih klub LSI yang berdasarkan ketentuan Badan Liga Indonesia (BLI) pelatih LSI harus berlisensi A.

"Pelatih muda di Bandung belum ada yang memiliki lisensi A. Mungkin pelatih-pelatih senior sudah ada yang memiliknya," ujar Ketua Korps Pelatih Persib (KPP), Deny Syamsudin, ketika dihubungi Rabu (10/1).

Tiga pelatih senior di Bandung, yakni Drs. Indra Thohir, Nandar Iskandar, dan Risnandar. Risnandar mengatakan, lisensi A Pro yang diterimanya pada penataran pelatih oleh FIFA di Kuala Lumpur Malaysia pada 1989. Dengan lisensi A Pro, dia sebenarnya sudah bisa menangani klub-klub elite Eropa di Liga Inggris, Spanyol, Italia, dll. "Saat itu, yang dikirim resmi oleh PSSI, saya dan Suhatman (mantan pelatih Semen Padang dan Persebaya). Ada juga pelatih lain yang ikut, tapi atas biaya klub. Penatarannya selama tiga minggu," ujarnya.

Thohir dan Nandar masih mengantongi lisensi S1 yang didapatnya pada tahun 90-an. Menurut Thohir, saat dirinya melatih Persikabo, sebenarnya ada penataran lisensi A. Namun, karena saat itu sedang sibuk di liga, dia melewatkan penataran tersebut.

"Saya masih memegang sertifikat kepelatihan lama. Sayangnya, saya tidak mengetahui apakah sertifikat tersebut masih diakui atau tidak oleh PSSI, karena PSSI sudah menghilangkannya dan diganti dengan sertifikat baru. Apakah sertifikat lama itu disetarakan dengan yang baru atau tidak, itu yang saya tidak tahu," ujarnya.

Nandar menilai kebijakan tersebut perlu dikeluarkan. Namun, sebaiknya PSSI atau BLI memberikan toleransi dan kemudahan kepada pelatih mengikuti penataran, mengingat masih ada waktu sebelum LSI 2008 digelar.

"Saya sendiri belum memiliki lisensi A, hanya sebatas sertifikat kepelatihan lama, namun plus dengan tiga coaching clinic di luar negeri yang digelar FIFA melalui AFC pada tahun 1990-an. Saya pun belum sempat mengikuti penataran untuk mengambil lisensi kepelatihan baru," ujarnya.

Menurut Nandar, dirinya sebagai pelatih sepak bola sendiri tidak mengetahui apa dasar kebijakan yang dikeluarkan oleh Badan Liga Indonesia (BLI). Namun, dirinya menghargai jika memang diharuskan seperti itu pada kompetisi mendatang.

Pelatih-pelatih muda potensi di Bandung saat ini baru memiliki tingatan tertinggi lisensi B yaitu Deny Syamsudin dan Yusuf Bachtiar. Pelatih lain lebih banyak berlisensi C, seperti Bambang Sukowiyono, Robby Darwis (lisensi C AFC), dll.

Sekjen PSSI, Nugraha Besoes, mengatakan lisensi pelatih lama S1, S2, dan S3 sudah tidak bisa disetarakan lagi dengan yang baru. "Dulu pernah ada yang dikonversikan. Namun, pelatih-pelatih tua banyak yang tidak mengurus, sehingga tetap lisensinya yang lama. Jika ingin dapat lisensi yang baru, harus ikut penataran lagi. Untuk lisensi A ada pembatasan maksimal usia," ujar Nugraha.

Tidak ada komentar: