Senin, 08 Oktober 2007

LINI DEPAN PERSIB TUMPUL !

Lini depan Persib pada awal putaran kedua dinilai lebih tumpul dibanding putaran pertama. Pada delapan pertandingan awal putaran pertama, sedikitnya Persib mampu mengoleksi 14 gol dan kebobolan delapan gol. Namun, kendati baru kebobolan enam gol pada delapan pertandingan putaran kedua, Persib hanya mengoleksi enam gol.
Menurut mantan striker Persib, Sutiono, kemungkinan besar kondisi ini terjadi karena performa pemain depan Persib yang tidak mengalami peningkatan dibanding putaran sebelumnya. Di sisi lain, tim-tim yang sempat berhadapan dengan Persib pada putaran pertama telah mengenal karakteristik mereka.
"Dengan tidak adanya nilai tambah, otomatis tim lawan yang telah mengetahui karakteristik pemain bisa dengan mudah mematahkan atau menguncinya. Karena itulah, lini depan Persib pada putaran kedua ini lebih tumpul dibanding putaran sebelumnya," kata Sutiono ketika dihubungi "PR", Minggu (7/10) malam.
Sulitnya mencetak gol pada awal putaran kedua ini, lanjut Sutiono, kemungkinan besar berdampak pada psikologis pemain, khususnya lini depan. Terbukti dengan sulitnya Persib mencetak gol walaupun berhadapan dengan tim yang berada beberapa tingkat di bawahnya.
"Sebagai contoh, saat berhadapan dengan UNI. Terlihat dengan jelas, betapa sulitnya pemain Persib mencetak gol. Persib hanya mampu mencetak satu gol. Padahal, UNI jauh berada di bawah Persib. Kalau dengan tim yang berada di bawah saja sudah sulit membuat gol, bagaimana dengan tim-tim yang setara?" tuturnya.
Karena itulah, Sutiono mengimbau agar sisa waktu menjelang awal lanjutan puataran kedua ini dimanfaatkan sebaik mungkin untuk meningkatkan performa lini depan. Hal itu, menurut dia, bukan hanya tugas pelatih, melainkan semua pemain, termasuk yang memperkuat lini tengah maupun depan.
"Kalau pada sisa waktu ini pelatih dengan fokus memperbaiki finishing touch, saya kira masih cukup waktu, sebelum menjajal Sleman. Namun, ini harus diimbangi juga dengan kedisiplinan pemain dalam menjaga kondisi fisik dan meningkatkan skill selama rehat latihan. Dan ingat, satu lagi, gol bukan hanya menjadi tugas seorang striker, melainkan semua pemain," ujarnya.
Sebelum menjalani libur Idulfitri pada 11-14 Oktober, pemain Persib masih menyisakan tiga hari latihan. Tiga hari kesempatan latihan lagi digelar pascalibur, sebelum bertolak ke Sleman pada 18 Oktober. Kesempatan ini, menurut ,Sutiono harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.
"Tidak ada cara lain untuk meningkatkan performa pemain depan, selain latihan yang fokus untuk mencetak gol ke gawang. Jika berhasil mencetak satu saja gol ke gawang lawan, kepercayaan diri pemain yang sebelumnya merosot bisa naik kembali. Pasalnya, inti dari ketajaman lini depan adalah percaya diri," ujarnya.
Apalagi, lanjutnya, jika keberhasilan mencetak gol itu terjadi saat berhadapan dengan tim lain, termasuk saat uji coba. Selain masalah percaya diri, Sutiono juga mengingatkan bahwa untuk mengasah ketajaman tidak boleh bergantung pada satu orang.
"Mulai saat ini tidak boleh lagi ada kata bahwa lini depan Persib tumpul karena tidak adanya Bekamenga. Dia hanya salah satu dari striker Persib. Lini depan bisa tajam jika semua striker-nya tajam dan didukung pemain-pemain lain yang juga memiliki naluri gol tinggi," katanya.

Tidak ada komentar: