Rabu, 16 Januari 2008

Segera Dibahas, Calon Manajer dan Pelatih

Setelah manajemen tim menyampaikan laporan pertanggungjawabannya pada Minggu (13/1), pengurus harian Persib Bandung dikabarkan bakal segera membahas dan mengevaluasi laporan tersebut untuk selanjutnya membahas pembentukan tim yang akan diterjunkan di Liga Super Indonesia (LSI) 2008, termasuk penetapan manajer dan pelatih. Namun, kapan waktu pembahasan tersebut, masih belum diketahui secara pasti.

Paling tidak bakal adanya agenda pembahasan pengurus harian terhadap laporan pertanggungjawaban manajemen tim, termasuk calon pelatih dan manajer, itu disampaikan Manajer Persib, H. Yossi Irianto. "Sebuah panitia katanya akan segera bertemu," jawab Yossi ketika "GM" bertanya soal bursa calon pelatih dan manajer Persib pada LSI 2008 mendatang, Selasa (15/1).

Setelah mengakhiri Liga Indonesia (LI) XIII/2007, dua posisi penting di dalam tim, yaitu pelatih kepala dan manajer tim memang banyak dibicarakan di internal Persib. Siapa nama yang bakal menduduki jabatan itu selalu menjadi bahan perbincangan sehari-hari di Sekretariat Persib, Jln. Gurame Bandung.

Untuk posisi pelatih, meski Badan Liga Indonesia (BLI) hanya memperbolehkan pelatih berlisensi A yang bisa menangani tim peserta BLI, namun sejumlah nama kandidat pelatih Persib mulai diapungkan, baik oleh pengurus sendiri maupun media. Sejumlah nama yang sudah mencuat ke permukaan adalah Rahmad Darmawan, Dejan Gluscevic, Nandar Iskandar, Indra M. Thohir sampai kepada mantan pelatih tim nasional, Ivan Kolev.

Dari komunitas pelatih Persib yang sudah mengadakan pertemuan beberapa waktu lalu, mereka lebih menginginkan pelatih lokal untuk menangani Persib. "Dalam beberapa musim terakhir, pelatih asing terbukti tidak mampu mengangkat prestasi Persib. Karena itu, kita akan mengusung pelatih lokal," kata Risnandar, ketika itu.

Calon manajer

Meski tidak sebanyak nama pelatih yang dimunculkan, bursa calon manajer Persib pun banyak diperbincangkan banyak orang, termasuk bobotoh. Selain manajer lama, H. Yossi Irianto, nama Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, H. Edi Siswadi ada kemungkinan ditunjuk Ketua Umum Persib, H. Dada Rosada sebagai manajer. Selain kedua nama tersebut, ada juga kalangan yang menyebut mantan manajer Persib U-23, Jaja Sutradja dan Direktur Diklat Persib, Dandan Rezawardhana, pantas menjadi manajer Persib mendatang. "Pak Jaja dan Pak Dandan cukup bertangan dingin. Saya kira ia pantas juga dipercaya," kata salah seorang pengurus Persib yang meminta namanya tidak disebutkan.

"Kalau Pak Edi Siswadi yang jadi manajer, saya sangat mendukungnya," ujar salah seorang pemain Persib.

Sementara itu, Yossi lebih memilih tidak terlalu banyak berkomentar soal kemungkinan terpilih atau tidaknya lagi. "Setuju dan tidak setuju adalah hal yang wajar sebagai sebuah dinamika. Dalam dua musim terakhir, saya jadi manajer karena merupakan amanah dari ketua umum," katanya.

LSI dibahas

Sementara itu, BLI rencananya akan membahas rancangan pelaksanaan LSI 2008 dengan berbagai standardisasinya pada 20 Januari mendatang di Surabaya bersama seluruh klub peserta. Pada Selasa (15/1), manajemen Persib sudah mendapatkan undangan resmi agenda pertemuan tersebut. (GM)

Bekamenga Dikagumi Dejan Glusevic

Christian Bekamenga yang bergabung dengan Nantes FC, benar-benar membuat Dejan Glusevic merasa surprise sekaligus kagum. Dejan mengaku surprise setelah mengatahui Bekamenga adalam mantan striker Persib di Liga Indonesia XIII, lepas dari kenyataan Bekamenga 'kabur' dari Persib untuk bergabung dengan klub Prancis tersebut.

Dejan yang mantan bomber sekaligus pemain bintang Bandung Raya menyebutkan, dirinya mengaku Bekamenga dari Persib ketika mengantar Filip Djordjevic, pemain muda asuhannya di Red Star Belgrade, yang juga bergabung dengan Nantes FC.

"Oh ya. Bekamenga musim kemarin baru saja main di Persib. Wah ini hebat," komentar Dejan seperti disampaikan kepada Tribun, Selasa (15/1) kemarin.

Dejan menambahkan, dirinya merasa senang karena ada pemain yang pernah memperkuat Persib bisa unjuk kemampuan di kancah sepakbola Eropa. Terlebih secara kebetulan, bersama dengan salah seorang pemain yang pernah dilatihnya. "Filip adalah pemain muda, dia punya sikap dan kualitas permainan yang baik. Tapi Filip disana dikontrak sebagai pemain pinjaman. Ia tetap adalah pemain Red Star Belgrade meskipun selama enam bulan ke depan main di Nantes," urai Dejan yang kembali menyatakan ketertaarikannya untuk menangani tim Maung Bandung Persib.

Namun Dejan mengakui, saat ini dia tengah sibuk mempersiapkan Red Star Belgrade junior untuk menghadapi kompetisi Liga di Serbia Montenegro.

"Saya sedang melakukan program latihan untuk liga yang akan dimulai Maret mendatang," katanya.

Dengan mengaku akan menyempatkan diri terbang ke Prancis untuk melihat permainan anak buahnya dan Bekamenga di Nantes FC sana.

"Sekitar Bulan Maret-April saya akan ke Nantes Prancis untuk mengikuti turnamen antar tim-tim muda. Dan sekalian saya juga ingin nonton permainan Filip dan Bekemenga di Nantes," tuturnya sambil menegaskan, pemain-pemain muda Indonesia juga punya peluang sama untuk berkiprah di klub-klub besar Eropa.

"Pemain Indonesia ke Eropa, Kenapa tidak. Sangat bisa, mereka punya potensi asal mau kerja serius dan bisa beradaptasi dengan cuaca, sistem kepelatihan, dan bisa adaptasi dengan gaya permainan sepakbola di Eropa," urai Dejan.(TRIBUN)

Tim Lima Kembali ke Habitat

APA saja yang dilakoni Tim Lima sekarang. Apa saja kegiaran Kang Jajang Nurjaman dkk ketika posisi mereka sekarang demisioner sebagai tim pelatih Persib Maung Bandung. Apakah mereka pergi berlibur seperti pelatih-pelatih klub besar Eropa ketika lepas dari kegiatan kompetisi.

Tidak ada pergi berlibur, apalagi sampai terbang ke tempattempat jauh di luar negeri sana. Yang pasti mereka tidak otomatis nganggur. Kami kembali ke habitat semula, kata Anwar Sanusi sambil tertawa.

Anwar yang sehari-hari terbilang irit bicara ini, memang kembali ke habitatnya: kantor Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Bandung. Anwar kembali berseragam PNS di lingkungan Pemkot Bandung. Itulah kesibukan Anwar sang pelatih kiper tim Maung Bandung saat ini.

Beda dengan Anwar, Robby Darwis dan Adeng Hudaya kembali ke kantornya di Bank BNI dan Bank Mandiri. Bila bobotoh rindu kepada 'Si Bima' datanglah ke kantor Bank BNI di bilangan Viaduct sana. Di kantor tersebut Kang Robby punya tugas menangani bagian bisnis. Sementara kantor Kang Adeng, berlokasi di Jl Asia Afrika.

"Bila ada yang menunggak ke Bank Mandiri, harus berhadapan dengan saya," ujar Adeng sambil tertawa lebar. Di kantornya di Bank Mandiri, Adeng memang kebagian menangani legal hukum yang berkaitan dengan kredit macet.

Jajang Nurjaman yang tercatat sebagai karyawan di kantor Area Pelayanan Jawa Barat (APJ) PLN, mengaku masih belum ngantor walaupun sedang rehat dari tugas menangani tim Maung Bandung. "Saya baru akan masuk kantor awal Februari nanti," akunya.

Sementara Dino Sefrianto, mengaku lebih suka menghabiskan waktu dengan membaca buku dan berkumpul dengan istri dan anakanaknya. Dino juga tidak pulang ke kampung halamannya, di Lampung sana.
Selebihnya mereka bungkam ketika ditanya soal peluang untuk kembali masuk tim Persib di Liga Super mendatang. Jangan tanya soal itu, ujar Tim Lima mengelak. Tapi diam-diam mereka memasang kuping menunggu gong dari Pendopo. Nah lho.(daf)

Jajang Nurjaman (Ketua Tim Lima)
Untuk Keluarga
TIM Lima sekarang dalam posisi demisioner. Jelas sekarang saya lebih banyak memiliki waktu luang dibanding ketika masih aktif menangani tim Persib. Saya juga kembali bisa melakoni hobi yang mungkin ditinggal ketika masih menangani tim (Persib).

Hobi saya main bulutangkis dan terkadang main tenis. Lawannya cukup dengan rekan sekantor. Golf? Wah rasanya belum saatnya saya main golf!

Saat ini saya belum masuk kantor, karena saya baru akan masuk pada awal Februari nanti. Jadi waktu luang yang saya miliki sekarang, lebih dimanfaatkan untuk lebih dekat dengan keluarga.

Tidak ada rencana berlibur ke tempat jauh. Sekali lagi, konsentrasi saya sekarang untuk keluarga. Anak-anak yang kembali harus masuk sekolah, membuat saya dan keluarga tidak punya rencana berlibur. Jadi betah di rumah deh.(daf)

Robby Darwis (Asisten Pelatih Persib)
Ngantor Deui
JELAS saya kembali kepada peran semula. Jadi karyawan di tempat kerja saya. Saya kembali disibukkan dengan agenda kerja. Tapi keluarga jelas menjadi perhatian utama saya.

Bila kemarin 'jauh' dari keluarga. Sekarang saatnya untuk kembali kepada keluarga. Memberikan waktu banyak kepada keluarga.
Jalan-jalan, ke mal, menjadi pilihan kami sekeluarga untuk menghabiskan waktu. Untuk dekat dengan keluarga, tidak harus pergi berlibur. Sekarang saya merasakan lebih dekat dengan keluarga.
Kalau bertanya apa kegiatan saya sekarang. Saya ngantor deui (lagi, Red). Banyak pekerjaan menunggu untuk diselesaikan. Jadi jangan tanya dulu soal pelatih Persib ya. Iya deh Kang.(daf)

Anwar Sanusi (Pelatih Kiper Persib)
Menekuni Peran Semula
BISA dikatakan saya sekarang kembali ke habitat lama. Saya menekuni peran semula, jadi karyawan di lingkungan Pemkot Bandung. Jadi kalau mencari saya, datanglah ke kantor saya.

Seperti teman-teman di Tim Lima, selepas ngantor, saya berkumpul dengan keluarga. Bisa dikatakan, saya telah kembali ke tengah keluarga besar saya.

Untuk menjaga kebugaran, saya memilih main bulutangkis. Rasanya saya 'jago' olahraga yang satu ini. Saya jago bila lawan main bulutangkis saya adalah teman-teman sekantor.

Main bulutangkis sudah lama saya tekuni. Jadi selain kembali ke kantor, saya kembali ke lapangan bulutangkis.(daf)

Dino Sefrianto (Pelatih Fisik Persib)
Tidak Pulang Kampung
SAYA sekarang lebih leluasa membaca buku. Hal yang tidak didapat ketika Tim Lima masih menangani Persib. Buku yang saya baca, adalah buku yang ada kaitannya dengan dunia olahraga. Karena olahraga adalah dunia saya. Ibaratnya saya menimba ilmu dari buku.

Saya tidak kemana-mana. Saya tidak pulang kampung. Saya masih di Bandung, menghabiskan waktu dengan keluarga. Kalau ada luang, saya memilih mancing untuk lepas dari kepenatan.

Saya juga masih suntuk mempersiapkan albun saya. Albun saya sudah dikopi banyak lho. Tinggal nunggu waktu di lepar ke pasar. Tapi sepakbola tetap jadi perhatian utama. Beberapa pemain bahkan masih berkonsultasi tentang menjaga kebugaran fisik, dll. Intinya saya masih seperti yang dulu.(daf)

Adeng Hudaya (Asisten Manajer Bidang Teknik)
Konsentrasi di Kantor
ADA banyak tugas kantor yang tertunda ketika saya masih di Persib. Sekarang ketika Tim Lima dalam posisi demisioner, saya manfaatkan untuk menyelesaikan tugas-tugas kantor. Sekarang saya konsentrasi di kantor.

Jadi jangan tanya soal siapa pelatih Persib mendatang. Jangan mancing-mancing. Walaupun kami belum dibubarkan, tapi bukan peran saya untuk meramal siapa pelatih Persib di Liga Super. Tapi mungkin saja dari Tim Lima masih ada yang dipakai.

Lepas dari kantor, saya lebih suka berkumpul dengan keluarga. Tidak ada kegiatan lain. Keluarga nomor satu. Sekarang itulah aktifitas saya. Di kantor dan di rumah saja.(TRIBUN)

Hanya 11 Pelatih Berlisensi A

Menghadapi Kompetisi Liga Super Indonesia, 12 Juli mendatang, stok pelatih Indonesia yang memiliki lisensi A yang diakui AFC sebagai syarat menangani tim di Liga Super sangat minim. Saat ini, berdasarkan data yang ada di PSSI tahun 2006, hanya tercatat 11 pelatih berlisensi A, sedangkan Liga Super akan diikuti 18 tim.

Menurut Direktur Kepelatihan PSSI Yopie Leepel, di luar itu masih ada tiga pelatih yang pernah mengikuti kursus lisensi A tetapi lulus bersyarat karena tes teorinya tidak lulus sedangkan tes praktiknya lulus. Mereka adalah Suimin Diharja, Junaedi, dan Gusnul Yakin.

"Mereka tetap berhak mendapatkan lisensi A, tapi harus ikut lagi tes teori untuk mendapatkan lisensi A secara penuh. Meski belum mendapatkan lisensi A secara penuh, mereka bisa menangani tim untuk Liga Super nanti," ujar Yopie di Kantor Badan Liga Indonesia (BLI) Jakarta, Selasa (15/1).

Dengan terbatasnya pelatih berlisensi A, Yopie mengatakan klub harus mengambil pelatih asing sebagai antisipasi. "Sekarang hanya tercatat 11 pelatih yang memiliki lisensi A, karena tahun 2007 belum ada lagi pelatih yang mengikuti kursus kepelatihan untuk lisensi A. Terakhir PSSI menggelar kursus lisensi A tahun 1997," katanya.

Mengenai lisensi A pro, Yopie mengatakan hal itu salah kaprah karena tidak ada lisensi A pro, yang ada hanya lisensi A dan di atasnya lisensi pro atau profesional. "Yang ngomong ada lisensi A pro itu ngaco, tidak tahu apa-apa. Di Indonesia, pelatih tertinggi hanya lisensi A dan tidak ada yang berlisensi profesional. Jadi, enggak ada itu nama lisensi A pro, ngawur itu," ujar Yopie.

Yopie mencontohkan, beberapa pelatih asing yang menangani klub di Indonesia memiliki lisensi profesional, di antaranya Fandi Ahmad (Singapura) dan Miroslav Janu (Cheska). "Untuk mendapatkan lisensi profesional itu tidak mudah karena harus mengikuti pelatihan selama tiga bulan dengan tempat yang berbeda-beda. Misalnya bulan pertama di Inggris, bulan kedua di Jerman, dan bulan ketiga di Malaysia. Itu sangat melelahkan dan memakan biaya yang besar," ujarnya.

Dikatakan Yopie, ke-11 pelatih berlisensi A ini merupakan pelatih yang selama ini aktif menangani klub. "Mungkin ada pelatih lain yang berlisensi A, tapi dia tidak aktif dalam melatih di klub. Kalau selama empat tahun pelatih tersebut tidak juga menangani tim, otomatis lisensi A dengan sendirinya gugur," ujar Yopie.

Sementara itu, Direktur Badan Liga Indonesia (BLI) Joko Driyono, mengatakan, pelatih berlisensi A menjadi syarat wajib untuk menangani tim di Liga Super nanti. "Ini sudah ketentuan yang mutlak harus diikuti peserta Liga Super, di luar lisensi itu tidak berlaku," kata Joko.

Untuk bisa menangani tim, Joko mengatakan, pelatih lisensi A harus bisa menunjukkan surat lisensinya sebelum menangani klub. Dengan adanya aturan tersebut, beberapa pelatih yang selama ini memiliki prestasi bagus dalam menangani tim, terpaksa tidak bisa menangani tim di Liga Super nanti. Sebut saja seperti Daniel Roekito yang memiliki lisensi S1, Widodo C. Putro (C), Herry Kiswanto (B), Sofyan Hadi (S1), Jaya Hartono (C), Joko Malis (S1), Subangkit (C).

Mengenai Risnandar, Yopie belum mengetahui kalau mantan pelatih Persib ini memiliki lisensi A. "Masa sih dia punya lisensi A. Setahu saya, dia tidak pernah mengikuti kursus kepelatihan untuk lisensi A, karena database di sini juga tidak ada Risnandar berlisensi A. Yang saya tahu, dia pernah mengikuti kursus kepelatihan bersama Suhatman tahun 1985, untuk lisensi S1, pelaksanaannya di Kuningan sini (wilayah Jakarta-red.)," kata Yopie. (PR)

Selasa, 15 Januari 2008

Rekomendasi Pemain Bukan Harga Mati

Kendati sudah disampaikan kepada Ketua Umum Persib, H. Dada Rosada, namun manajemen dan tim pelatih Persib tetap menutup rapat nama-nama pemain yang direkomendasikan untuk dipertahankan pada musim depan. Alasannya, nama-nama pemain dalam rekomendasi itu hanya sebatas penilaian tim pelatih dan keputusan pasti dipertahankan atau tidaknya ada di tangan pelatih terpilih Persib pada Liga Super Indonesia (LSI) 2008.

"Betul, semalam (Minggu malam, red), rekomendasi tim pelatih itu sudah disampaikan kepada pengurus harian. Tapi, itu hanya usulan kepada pengurus, untuk menjadi bahan pertimbangan pelatih Persib nanti," kata Manajer Persib, Yossi Irianto di Hotel Royal Palace, Jln. Lembong, Senin (14/1).

Mengenai pemain dan bahkan seluruh ofisial tim yang bakal menangani Persib pada musim depan, Yossi meminta kepada publik sepak bola Bandung untuk menunggu keputusan dari pengurus harian Persib. "Soal pemain, pelatih, manajer, dan ofisial lain yang akan menangani Persib tahun depan, sebaiknya kita serahkan saja kepada ketua umum karena manajemen sudah memberikan rapor baik buruknya dalam pertanggungjawaban. Soal suara-suara dan tekanan dari luar, termasuk bobotoh, itu wajar dan merupakan bagian dari dinamika di Persib," katanya.

Seperti halnya Yossi, Asisten Manajer Bidang Teknik, Adeng Hudaya dan Koordinator Pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman pun tetap tutup mulut. "Sekarang, status kami sudah demisioner. Kami sudah tidak punya hak bicara lagi soal tim. Tapi betul kalau rekomendasi itu sudah disampaikan kepada ketua umum," kata Djadjang.

Prediksi benar

Meski demikian, sejumlah sumber di internal tim Persib menyatakan, nama-nama pemain yang direkomendasikan tim pelatih untuk dipertahankan pada musim depan, sama dengan 13 nama pemain yang pernah diprediksikan "GM" edisi Minggu, 13 Januari 2008. Hanya saja, dari 13 nama pemain tersebut, masih ada dua nama pemain yang dalam status dipertimbangkan, karena faktor usia.

Ke-13 nama pemain yang pernah diprediksikan "GM" tetap direkomendasikan untuk dipertahankan itu adalah Tema Mursadat, Cecep Supriatna (kiper), Edi Hafid Murtado, Nova Arianto, Erik Setiawan, Gilang Angga Kusuma (belakang), Salim Alaydrus, Cucu Hidayat, Suwita Pata, Eka Ramdani, Lorenzo Cabanas (tengah), Zaenal Arief, dan Redouane Barkaoui (depan).

Jika alasannya soal usia, kemungkinan besar, dua pemain yang masih dalam status dipertimbangkan itu adalah Cecep Supriatna dan Suwita Pata yang umurnya sudah kepala tiga.

Untuk Persib, Semua Angkat Bicara

Sejumlah tokoh dan para pengamat angkat bicara soal masa depan Persib Bandung di kancah Liga Super Indonesia (LSI) 2008 pada acara penyampaian laporan pertanggungjawaban manajemen tim Persib di Pendopo Alun-alun Bandung, Minggu (13/1). Mereka menyatakan, sejumlah kesalahan yang menyebabkan Persib gagal lolos ke babak "8 Besar", seperti soal perekrutan pemain, pelatih maupun masalah kontrak pemain, tidak boleh terulang.

Sesepuh Persib, R. Ading Affandie atau biasa disapa RAF mengusulkan agar kontrak pemain jangan hanya satu tahun. Ia mengatakan, manajemen harus paling tidak mengikat pemain selama tiga tahun. "Tentu saja yang direkrut adalah pemain muda hasil binaan Persib. Jika pada tahun pertama gagal, pemain yang bersangkutan dapat dipersiapkan untuk berlaga di musim berikutnya," ujar RAF.

Ia mengatakan penunjukan pelatih serta pemain tidak perlu memerlukan proses yang panjang, seperti dengan pembentukan tim 11 seperti pada LI XIII/2007. "Ketua Umum dapat menunjuk manajer dan selanjutnya manajer memilih pelatih, seterusnya merekrut pemain. Jangan banyak lika-liku yang nantinya malah terjadi banyak pertentangan," ungkanya.

RAF berharap pada liga musim depan, materi pemain lokal dapat mendominasi dibandingkan pilar asing. "Maksimalnya dalam satu tim itu hanya ada tiga pemain asing. Terserah tim-tim lain mau pakai berapa pemain asing, tetapi di Persib sendiri paling banyak menggunakan 3 pemain asing," tegasnya. Ia juga berharap, Persib pada LSI 2008, dapat menggunakan pelatih lokal asli Bandung. "Pelatih lokal di sini yaitu pelatih asli orang Bandung," tambahnya.

Jangan saling tunjuk

Tokoh Persib lainnya, Zaenuri Hasyim berharap, kegagalan Persib menembus babak "8 Besar", tidak membuat semua orang saling menyalahkan. "Sebaiknya, saat ini kita harus memikirkan prestasi Persib di 2008 dan jangan terjadi sikap saling menyalahkan," ujarnya.

Sementara itu pendapat berbeda dilontarkan penasihat Persib lainnya, Nanang Sugiri. Menurutnya, setelah gagal, Persib jangan begitu saja melupakan target. "Kenapa pada putaran kedua Persib hanya menempati ranking 5, mestinya dengan anggaran yang telah dipakai Rp 23,89 miliar itu Persib dapat mencapai target," katanya.

Soal banyaknya kalangan yang hadir dan angkat bicara dalam acara tersebut, Manajer Persib, H. Yossi Irianto mengaku sangat terkejut. "Awalnya, saya pikir yang hadir cuma manajemen tim dan pimpinan pengurus harian saja. Tapi, ternyata hampir semua tokoh hadir. Ini membuat saya grogi," katanya.

Pemain Baru Serahkan ke Pelatih

Mendapatkan pelatih baru harus jadi agenda utama Persib, dibanding agenda lainnya termasuk berburu pemain dan menunjuk manajer baru. Dengan didampingi pelatih baru, tugas mencari pemain dinilai akan lebih mudah. Idealnya, pemain baru bahkan diserahkan kepada pelatih terpilih.

Dalam perburuan pemain, Persib juga diharapkan tidak mengulang metode yang selama ini dipakai, yaitu dengan membentuk tim. Pelatih dan Ketua Umum Persib, harus memegang hak prerogatif dalam menentukan pemain.

"Jangan seperti selama ini, pelatih disediakan pemain. Ini sangat berisiko. Pasalnya bisa jadi, pemain yang ada tidak cocok dengan keinginan pelatih," tutur mantan Ketua Umum Persib, Wahyu Hamijaya, Minggu (13/1) malam.

Mantan Walikota Bandung yang sekarang jadi salah satu penasehat Persib, itu menambahkan, setiap pelatih memiliki pola dan strategi yang berbeda dalam membentuk sebuah tim. Kenyataan ini seperti ditegaskan Wahyu, harus menjadi perhatian Persib yang tidak ingin mengulang kegagalan di Liga Indonesia XIII pada Liga Super mendatang.

"Jadi sekarang kuncinya, buru-buru mencari dan tentukan pelatih Persib untuk Liga Super," ujar Wahyu di akhir acara evaluasi Persib yang digelar di Pendopo Bandung, Minggu malam kemarin.

Dalam acara di Pendopo tersebut, Ketua Umum Persib H Dada Rosada menyatakan kesiapan untuk memberi keleluasaan berburu pemain kepada pelatih terpilih. Dada hanya berharap, pemain Persib mendatang, termasuk pemain asingnya, harus benar-benar berkualitas dan memberikan kontribusi nyata kepada tim Maung Bandung.

"Kalau pelatih nanti menilai Persib hanya satu pelatih asing, kita ambil satu pemain asing yang kualitasnya bagus," ujar Dada.

Mantan pemain Persib, Himendra Wargahadibrata, mengungkatkan, selain harus berkualitas, pelatih yang dibutuhkan Persib haruslah pelatih yang punya wibawa. "Persib butuh pelatih yang tegas dan punya wibawa. Selama ini pelatih Persib seperti tidak diturut oleh para pemain. Pemain era Iurie seperti takut kepada pelatih. Ini juga harus dipecahkan oleh Persib," ucap Himendra yang juga mantan rektor Unpad ini.

Persib juga harus mewaspadai kemungkinan adanya percaloan pemain. Selama ini seperti ditegaskan H Umuh Muhtar, ada pihak-pihak yang bermain sebagai makelar pemain. "Kalau ini sampai terjadi percaloan, akan sangat merugikan Persib. Pasalnya pemain-pemain bagus yang berminat ke Persib, bisa gagal masuk karena harganya dinaikkan berlipat oleh mereka-mereka yang mencari keuntungan untuk pribadi," ungkap H Umuh yang selama ini dikenal getol memberi bonus kepada Tim Maung Bandung ini.

"Jadi memilih pemain harus ditentukan pelatih dan ketua umum. Kalau terpaksa, pelatih dan ketua umum dibantu oleh orang-orang yang tahu pemain dan tidak berniat merugikan Persib," tandas H Umuh.(TRIBUN)

Striker Persib Kurang Ngotot

Jika ingin mengejar target juara Liga Super Indonesia (LSI) 2008, tim pelatih nanti harus mengganti seluruh pemain lini depan yang memperkuat "Pangeran Biru" sepanjang Liga Indonesia XIII/2007. Kendati sempat menghantarkan Persib menjadi juara paruh musim, produktivitas lini depan dinilai masih lemah, khususnya pada putaran kedua.

"Produktif atau tidaknya lini depan bisa langsung diukur dari jumlah gol yang dicetak. Kalau melihat hasil yang diraih pada liga kemarin, sebaiknya Persib merombak formasi lini depan dan menggantinya dengan seratus persen pemain baru," kata mantan striker Persib, Sutiono, yang dihubungi "PR" Senin (14/1).

Sutiono menilai, lini depan Persib kurang tajam karena dihuni striker-striker yang kurang ngotot. Ketika kehilangan bola, tidak jarang mereka menyerah dan tidak mengejarnya kembali. Naluri gol pemain pun dinilainya masih kurang, terbukti dengan banyaknya peluang emas yang kerap terbuang selama pertandingan.

"Putaran kedua misalnya. Berapa banyak pertandingan yang harus berakhir dengan kekalahan Persib atau hasil imbang. Padahal, kalau dilihat dari statistik dan jumlah peluang yang tercipta, Persib jauh lebih unggul. Sayang, striker yang ada tidak mampu memanfaatkannya. Main terburu-buru, kurang ngotot, itulah hasilnya. Pada putaran kedua, prestasi Persib merosot," tuturnya.

Menurut dia, kalau memang hasilnya kurang memuaskan, untuk apa Persib memaksakan mempertahankan formasi lini depan yang sama dalam menghadapi LSI 2008. "Kalau ada pemain baru, kan setidaknya ada harapan baru untuk mencetak hasil yang lebih baik," ujarnya.

Untuk pemain lokal, Sutiono mengaku lebih condong pada Bambang Pamungkas dan Aliyudin. Dia menilai, di Indonesia belum ada striker lokal yang mampu melebihi kemampuan keduanya dalam memorak-porandakan pertahanan lawan.

Sementara untuk pemain asing, dia menyarankan untuk merekrut striker Keith Kayamba yang saat ini masih merumput di Sriwijaya FC. Striker asing lainnya adalah Ernest Jeremiah Chukwuma. Kedua striker tersebut di mata Sutiono cukup ideal karena memiliki mental dan naluri gol tinggi.

"Tipe-tipe striker seperti itulah yang diperlukan Persib untuk bisa menjuarai LSI 2008. Tidak gampang menyerah, kuat, ngotot, dan naluri gol tinggi. Sangat berbeda dengan yang ada di Persib musim lalu. Mungkin di luar sana masih banyak striker lain yang setara atau bahkan lebih, tapi di mata saya mereka cukup ideal. Jangan takut untuk mengeluarkan uang sedikit lebih mahal untuk mendapatkan kualitas," katanya.

Sisipkan pemain muda

Kendati mematok target juara, Sutiono mengimbau agar Persib tidak takut untuk menyisipkan beberapa pemain muda dari Diklat atau Persib U-23 di lini depan. Hal itu penting untuk memberikan pengalaman terhadap pemain muda, sekaligus untuk regenerasi pemain di Kota Bandung.

"Persib jangan takut. Memang benar, menggunakan pemain muda artinya Persib harus memberikan kesempatan secara bertahap dan tidak bisa langsung diberikan tanggung jawab penuh. Namun, jika kesempatan itu telah diberikan, tidak tertutup kemungkinan pemain muda akan tampil sangat baik. Mereka hanya perlu kesempatan," kata Sutiono. (PR)

Gilang Jadi Agen Sekaligus Pelatih

LIBUR panjang Liga Indonesia, tak lantas membuat para pemain bertopang dagu. Begitu pun pemain sayap Gilang Angga Kusumah. Selain menjadi pemain, Gilang selalu disibukan dengan kiprahnya sebagai pelatih dan agen pemain pada Turnamen Sepak Bola Yon Zipur 3 Cup.

Keikutsertaan Gilang pada turnamen tahunan ini, telah dimulai sejak ia duduk di bangku kelas dua SMA pada 1996. Empat tahun kemudian, ia mulai memberanikan diri merambah kursi pelatih. Baru pada 2002, Gilang memulai debutnya memainkan tiga peranan, yaitu sebagai pemain, pelatih, dan agen.

Di luar dugaan, pada debutnya itu Gilang sukses membawa klub Putra 11 menjadi juara. Bahkan, kesuksesan itu ia ulangi hingga tiga tahun berturut-turut, walaupun dengan membawa bendera yang berbeda. Pada 2003, ia membawa Ceres menjadi kampiun dan satu tahun kemudian giliran mengantarkan JE ke posisi juara.

Kendati memainkan lebih dari satu peran dalam waktu bersamaan, Gilang mengaku tidak kerepotan. Ia justru sangat menikmati perannya. Oleh karena itu, hingga tahun ini pun ia masih tetap bertahan menjadi pemain, pelatih, sekaligus agen dari turnamen yang berlangsung di Kab. Bandung itu.

"Kalau menjadi pelatih memang cita-cita Gilang dari kecil. Seenggaknya profesi itu yang bakal digeluti kalau sudah pensiun jadi pemain. Kalau masalah agen, mungkin karena Gilang banyak kenal pemain, jadi banyak yang minta tolong dicariin pemain," kata Gilang, Sabtu (12/1).

Beberapa pemain yang sempat dibawanya untuk tampil pada kompetisi Zipur antara lain Edi Hafid, Cucu Hidayat, dll. "Rata-rata semua pemain sepak bola di Bandung, baik yang tampil pada divisi utama, divisi satu, maupun divisi dua, ikut ambil bagian di Zipur. Jadi, turnamen ini udah kayak reuni pemain-pemain Bandung," kata Gilang.

Untuk masalah honor, sebagai pemain divisi utama yang bermain di turnamen itu, ia dan pemain yang dibawanya rata-rata bisa mengantongi Rp 200.000,00 sampai dengan Rp 500.000,00 per pertandingan. Sementara itu, untuk pemain kompetisi intern Persib rata-rata dihargai Rp 100.000,00-Rp 150.000,00 untuk sekali bertanding.

Lain halnya dengan honor sebagai agen. Gilang mengaku, tidak pernah meminta atau mematok harga tertentu. "Saya cuma bawain pemain aja, enggak pernah minta imbalan. Tapi biasanya dari pengurus suka ngasih. Besarnya sih bervariasi, tergantung kemampuan pengurus klub masing-masing," tuturnya.

Bagi Gilang, keberadaannya sebagai pemain gacong, pelatih, hingga agen pada turnamen Zipur, bukan berorientasi pada materi. Ia memandangnya sebagai turnamen selingan yang bisa membantu pemain untuk menjaga agar performanya tidak turun akibat absen terlalu lama dari kompetisi.

"Kalau sebagai pemain, jelas untuk menjaga performa. Kebayang aja kalau selama libur liga enggak ada kompetisi. Jangankan lima bulan, enggak latihan satu minggu aja badan bakal kerasa berat," katanya.

Untuk peran pelatih dijalaninya sebagai latihan menghadapi masa tua. "Saya kan enggak muda terus. Usia pemain waktunya terbatas. Pada usia tertentu harus pensiun karena stamina yang mulai menurun. Turnamen Zipur ini bisa jadi ajang latihan buat saya dalam menapaki kursi pelatih," katanya.

Karena itulah, hingga saat ini Gilang masih betah bermain di turnamen Zipur. Tahun ini ia bergabung dengan tim Pemkot Bandung. Sementara itu, untuk posisi pelatih, ia mengaku belum menentukan tim mana yang akan dilatihnya. "Yang jelas, kemungkinan besar bukan tim Pemda," tuturnya.

Ya, Gilang memang benar, masa kejayaan pemain sepak bola memang terbatas karena usia. Ia cukup jeli menggunakan turnamen Zipur untuk mulai merintis pengalaman guna mengisi hari depannya. Jadi, siapa bilang libur kompetisi tidak baik untuk pemain? (Rika/"PR")

Senin, 14 Januari 2008

80 Persen Pemain Dipertahankan

Berdasarkan masukan dari tim pelatih Persib, manajer Yossi Irianto merekomendasikan untuk mempertahankan sekitar delapan puluh persen pemain Persib yang tampil di Liga Indonesia (LI) 2007. Namun Yossi menolak menyebutkan nama-nama pemain yang direkomendasikan untuk tetap berada di tim Maung Bandung tersebut.

"Tapi ini juga sebatas masukan. Berdasarkan evaluasi kami selama musim liga tahun lalu, kita memberikan daftar acuan sebagai masukan. Keputusan untuk melaksanakan rekomendasi dari kami atau tidak, ya terserah pelatih dan manajer baru nanti," kata Yossi kepada Tribun Jabar saat menghadiri perayaan sunatan anak salah seorang bobotoh Persib, Yana di Melong Kidul, Bandung, Sabtu (12/1).

Pada putaran pertama LI 2007, Persib berkekuatan 22 pemain, yang terdiri dari 17 pemain asing dan 5 pemain lokal. Namun perubahan terjadi saat masuk putaran kedua. Nyeck Nyobe ke Persela Lamongan dan Arcan Iurie memasukkan Leo Chitescu. Selain itu, Persib juga memasukkan Sandi Pribadi. Status keduanya di tim Persib sama-sama merupakan pemain pinjaman.

Anggap saja pemain Persib yang lama adalah 22 pemain. Di posisi kiper ada Tema Mursadat, Cecep Supriyatna, dan Edi Kurnia. Di posisi bek ada Patricio Jimenez, (Nyelk Nyobe), Nova Arianto, Aji Nurpijal, Bayusutha, dan Edi Hafid. Di posisi tengah ada Suwita Patha, Gilang Angga, Cucu Hidayat, Eka Ramdani, Salim Alaydrus, Sonny Kurniawan, Yaris Riyadi, Erik Setiawan, Lorenzo Cabanas. Dan di depan ada Zaenal Arief, Redouane Barkawi, Christian Bekamenga, Dicky Firasat.

Terlepas dari sudah dikontraknya Bekamenga selama empat tahun oleh klub Prancis Nantes, berdasarkan pernyataan Yossi, sekitar 18 pemain lama akan tetap menghuni Persib. Sisanya adalah pemain-pemain baru.
"Proses pembentukan tim itu harus berkesinambungan. Walaupun kami ingin sebagian besar pemain dipertahankan, kami tidak ingin persentase itu menjadi sebuah polemik. Rekomendasi itu juga maksudnya adalah bentuk laporan sebagai acuan masukan kebijakan bagi pelatih dan manajer selanjutnya." katanya. (mba)


Hak Pemain Takkan Hilang
BANDUNG, TRIBUN - Manajer Persib Liga 2007, Yossi Irianto, menjamin bahwa hak-hak pemain berupa gaji dan bonus di dua pertandingan terakhir tidak akan hilang. Setelah selesai memberikan laporan pertanggungjawaban kepada Ketua Umum Persib, Dada Rosada, manajemen Persib akan membayar sisa pembayaran gaji dan bonus.

Mengenai pernyataan Sonny Kurniawan yang menagih gaji bulan terakhir dan bonus di dua pertandingan, Jumat lalu, Yossi menegaskan hal itu akan segera diselesaikan. "Hak-hak pemain tidak akan hilang. Pokoknya saya garansi dua ratus persen bahwa masalah itu bisa segera diselesaikan setelah kita memberikan laporan. Kalau sekarang kan posisinya sedang demisioner. Dalam waktu dekat, setelah kita serahkan laporan tim, semua bisa diselesaikan," tegas Yossi di Melong Kidul, Bandung, Sabtu (12/1).

Yossi mengatakan, kepengurusan Persib sedang dalam masa demisioner. Tidak hanya di tim Persib, di jajaran pegawai di lingkungan Pemerintahan Kota Bandung pun, menurut Yossi, saat ini juga sedang dalam masa demisioner.

Pada masa demisioner ini, masa kepengurusan manajemen Liga 2007 sudah berakhir, tapi di sisi lain kepengurusan baru belum terbentuk. Menurut Yossi, pada masa demisioner ini, rapat dan pertemuan pengurus cukup sering digelar.

Namun Yossi tidak menyebutkan tanggal berapa gaji dan bonus akan dibayarkan. "Kita sedang menyiapkan laporan. Kita tunggu momen yang tepat. Kalau laporan itu selesai, masalah gaji dan bonus dan hak-hak pemain lainnya akan segera diselesaikan." katanya (TRIBUN)

Stadion Baru Apa Kabarmu

SUKSES Persib merebut tiket Liga Super, jelas disambut gembira bobotoh. Bagaimanapun sukses Persib masuk Liga Super, sedikit mampu mengobati duka bobotoh, yang tahun ini, kembali harus menunda mimpi melihat tim Maung Bandung juara. Bobotoh yang merasakan sakitnya Persib gagal di Liga Indonesia XIII, berharap Persib bisa jaya di Liga Super. Artinya Persib ke Liga Super tidak sendirian. Ada asa bobotoh mengikuti langkah Persib ke Liga Super yang tahun ini akan digelar untuk yang pertama kali.

Tidak ada salahnya bobotoh kembali bermimpi Persib merengkuh gelar juara. Pasalnya kita semua yakin, Persib tentu tidak ingin hanya jadi penggembira di Liga Super.

Untuk jadi yang terbaik, jelas Persib harus berbenah. Dan yang satu ini sudah dilakukan kubu Maung Bandung. Menimbang-nimbang pelatih dan pemain yang pas, kini sedang dilakukan para petinggi Persib. Dan Persib jelas tidak berhenti hanya pada berburu pelatih dan pemain, ada tugas lain yang harus dipenuhi Persib sebagai peserta Liga Super.

Stadion yang representatif, menjadi salah-satu syarat, yang harus dipenuhi klub-klub peserta Liga Super. Tak terkecuali Persib. Dan Persib tentunya sudah sadar tentang syarat yang satu ini.
"Menghadirkan stadion baru untuk Persib, menjadi agenda prioritas pembangunan pemerintah kota Bandung," tutur Walikota Bandung yang juga Ketua Umum Persib, H Dada Rosada.

Dan Dada tentunya tidak sekedar umbar janji. Buktinya Pemkot Bandung, sudah menandatangani surat kerja sama dengan Pemprov Jawa Barat, untuk segera mewujudkan stadion baru untuk tim Maung Bandung. Ini sebuah langkah maju yang pantas disambut gembira. Kita pantas gembira karena akan punya stadion baru.

Namun kita semua, nampaknya masih harus bersabar dan menunggu dalam waktu yang cukup lama. Padahal Liga Super sudah di depan mata. Kalau sudah begini, bukan tidak mungkin, Persib akan kembali ber-hombe base di Stadion Siliwangi. Ironisnya Stadion Siliwangi, seperti dilansir Badan Liga Indonesia, tidak masuk daftar stadion yang dinilai layak untuk Liga Super.

Pada titik ini, rasanya pesan singkat bobotoh ke rubrik 'Apa Bobotoh' Tribun, bisa mewakili pertanyaan kita semua... Pa Dada bade iraha stadion teh? Sedengkeun "super liga" sakedap deui.. Piraku wae ari mes PERSIB sae,ari stadion teu gaduh.. Omat muat..Pelanggan 3bun+bobotoh sajati..KIRCON.(085222955xxx). (daf)


Sempat Melirik Jalak Harupat
AKHIR Desember 2007, H Dada Rosada mewakili Pemkot Bandung dan H Danny Setiawan mewakili Pemprov Jawa Barat, melakukan penandatanganan kerjasama (MoU) pembangunan Stadion Gedebage. Penandatanganan kerjasama pembangunan stadion untuk tim Persib tersebut dilakukan Walikota Bandung dan Gubernur Jabar di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga).

Seperti dipaparkan Kapala Bapeda Jabar, Deni Juanda, stadion untuk Persib tersebut, akan dibangun dengan kelas internasional dan akan lebih besar dari stadion Jalak Harupat. Rencananya stadion itu akan diberi nama Stadion Olahraga Jabar atau West Java Stadium.

Namun nampaknya untuk Liga Super mendatang, Persib belum bisa tampil di stadion yang baru ditandatangani soal kerjasama pembangunannya tersebut. Sementara Liga Super sudah mendengarkan gaungnya dari sekarang. Kenyataan ini membuat kubu Persib sempat, melirik banyak stadion untuk menjadi home base tim Maung Bandung. Stadion Jalak Harupat, termasuk yang disebut-sebut akan jadi kandang Persib di Liga Super.

Bupati Bandung, H Obar Sobarna, pada satu kesempatan menyebutkan manajemen Persib sudah mengajukan permohonan untuk bisa memakai Stadion Jalak Harupat pada 2008.
"Kami membuka pintu lebar-lebar bagi siapa pun tim yang ingin memakai stadion ini (Jalak Harupat, Red)," kata Obar sambil menyebutkan Persib mengajukan permohonan untuk bermarkas di Jalak Harupat, menyusul penilaian BLI yang menilai Stadion Siliwangi tidak layak untuk menggelar pertandingan Liga Super.

Obar juga menyebut Pelita Jaya Purwakarta juga berniat sama dengan Persib. Jadi bila benar, Persib dan Pelita Jaya akan memakai stadion yang sama di Liga Super. Bila ini terjadi, jelas bukan aib karena AC Milan dan Inter Milan juga menggunakan stadion yang sama. Siapa tahu nanti nama dan prestasi Persib sebesar AC Milan. Amin!(daf/ddh/tor)


H Dada Rosada - Ketua Umum Persib
Stadion Tanpa Diskriminasi
MEMBANGUN stadion baru untuk Persib, bukan hanya sebatas obsesi pribadi seorang H Dada Rosada. Membangun kandang baru yang megah untuk tim Maung Bandung, seperti diungkapkan Dada di beberapa kesempatan, sudah masuk agenda kerjanya sebagai Walikota Bandung dan Ketua Umum Persib. Namun memang bobotoh masih harus bersabar untuk yang satu ini.
Studi banding yang dilakukan Dada ke kota-kota di Eropa yang memiliki stadion modern sekaligus megah, mengentalkan keseriusan Dada untuk membangun stadion baru untuk Persib.

"Saya ingin stadion Persib nanti modelnya seperti Stade de France di Paris dan Stadion Wesfallen Dortmund," kata Dada sepulang dari lawatannya ke Jerman.
Kelak stadion baru Persib di Gedebage sana, seperti diucapkan Dada kepada Tribun, akan memiliki atap dengan model tepung gelang. Dengan atap seperti ini bobotoh akan nyaman menikmati aksi pemain-pemain Persib tanpa takut diserang hujan. "Saya tidak ingin ada diskriminasi di stadion. Artinya tidak hanya penonton di VIP saja yang dinaungi atap. Dengan model atap tepung gelang, bobotoh bisa menonton Persib tanpa takut kepanasan atau kehujanan," papar Dada sambil menegaskan pendukung fanatik Persib bukan hanya mereka yang duduk di bangku VIP.(daf)


Tonny Aprilani - Ketua PSSI Jabar
Segera Direalisasikan
WALAUPUN masih harus menunggu, pembangunan stadion baru untuk Persib Bandung mendekati mendekati kenyataan. Proposal pembangunan stadion dan sarana olahraga (SOR) di Gedebage, sudah disampaikan ke pemerintah pusat. Dan peletakan batu pertama pembangunan stadion untuk Persib diagendakan tahun ini.

Pembangunan stadion dan sarana olahraga lainnya di Gedebage, segera direalisasikan pada tahun 2008. Untuk ini, pemerintah provinsi Jawa Barat dan pemerintah kota Bandung sudah mengirim proposal kepada pemerintah pusat.
Soal pembangunan stadion Persib dan SOR Gedebage ini bahkan sudah dibahas oleh Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bapenas) dan menteri olahraga.

Sesusai proposal yang disodorkan ke pemerintah pusat, pembangunan stadion dan SOR di Gedebage, akan menelan biaya tidak kurang dari 800 miliar rupiah. Rencananya pemerintah Provinsi Jabar akan menyediakan dana sebesar 300 miliar rupiah dan pemerintah Kota Bandung sebesar 150 miliar rupiah. Untuk sisanya, kita akan perjuangkan untuk mendapatkan bantuan dari APBN. Tentunya dengan cara yang lebih elegan.(daf)


Bambang Sukowiyono - Ketua Panpel Persib LI XIII
Bukan Hanya Persib
SAYA kira untuk Liga Super, bukan stadion yang berkapasitas besar yang harus dimiliki setiap klub peserta. Tapi yang dimaksud Badan Liga Indonesia (BLI), adalah stadion-stadion yang memiliki berbagai sarana dan prasana yang lengkap. Jujur saja, dengan syarat ini saja, bukan hanya Persib yang tidak bisa menghadapi masalah. Saya kira hanya satu-dua, peserta Liga Super yang memiliki stadion seperti disyaratkan BLI.

Bila syarat yang satu ini dipegang teguh BLI, Liga Super tidak bisa digelar. Artinya, menurut saya, BLI akan menurunkan ketentuan susulan agar semua klub peserta bisa memenuhinya termasuk Persib.

Bila sudah melakukan pembenahan serta penambahan berbagai sarana, Stadion Siliwangi bisa digunakan Liga Super. Sayangnya bobotoh, pada satu sisi, belum bisa berlaku tertib. Ini jadi kendala Persib untuk menggunakan Stadion Siliwangi. Jelas sudah, dari sini bukan hanya persoalan daya tampung. Bila bobotoh sudah bisa lebih sportif, soal daya tampung stadion tidak jadi masalah.
Saya berharap bobotoh untuk bisa lebih santun dan sportif. Karena tindakan yang merugikan pada gilirannya akan menghambat prestasi Persib.(TRIBUN)

Merekrut Chitescu Kegagalan Persib

Keputusan Pelatih Kepala Persib, Arcan Iurie Anatolievici merekrut Leontin Chitescu pada putaran kedua Liga Indonesia (LI) XIII/2007 menjadi salah satu faktor kegagalan Persib lolos ke "8 Besar". Hal itu diutarakan Manajer Persib Bandung, H. Yossi Irianto pada rapat evaluasi dengan ketua umum di Pendopo Bandung, Jln. Dalem Kaum, Minggu (13/1) malam.

Dalam pemaparannya, Yossi mengungkapkan, saat itu jika manajemen tidak mengabulkan permintaan Iurie untuk merekrut Leo, maka Iurie mengancam mundur. Sehingga, manajemen akhirnya meluluskan perekrutan Leo yang diharapkan mampu menggantikan peran Eka Ramdani yang dipanggil timnas. Apalagi Zaenal Arief pun saat itu diprediksi akan sering absen karena panggilan timnas.

"Saat itu, Iurie sempat mengancam mundur jika manajemen tidak merekrut Leo. Tetapi kehadiran Leo tidak mampu menggantikan Eka Ramdani. Terlebih lagi pelatih terlalu memaksakan untuk tetap menurunkan Leo, kadang di posisi striker, bek sayap, dan itu yang menggangu iklim kondusif tim atau posisi pemain lainnya," papar Yossi di hadapan jajaran pengurus Persib maupun para sesepuh dan tokoh-tokoh Persib lainnya.

Yossi menepis tudingan kegagalan Persib pada putaran kedua kemarin disebabkan masalah finansial. Justru benang merah lainnya penyebab kegagalan Persib adalah masalah psikologi pemain.

Ia menjelaskan, setelah merajai klasemen Wilayah Barat pada putaran pertama, kepercayaan diri pemain terlalu berlebihan. Hal tersebut berbalik menjadi beban psikologis, terutama saat bermain di kandang. Tuntutan dari bobotoh untuk menang di kandang pun akhirnya menjadi beban psikologis, bukan sebuah motivasi. Sehingga, akhirnya Persib kehilangan banyak poin di partai kandang. Dari delapan kali pertandingan kandang, Persib hanya mampu mencatat 2 kali kemenangan, yaitu di dua partai pamungkas melawan Persiraja Banda Aceh dan PSDS Deli Serdang.

Lebih lanjut disampaikannya, saat ini "Tim Lima" telah mengantongi daftar pemain yang akan direkomendasikan pada musim depan. Sederet nama pemain yang memiliki rapor terbaik di antaranya kiper Tema Mursadat, Nova Arianto, Zaenal Arief, dan Eka Ramdani.

Selama musim kompetisi LI XIII, Persib telah menggunakan bantuan hibah dari APBD sebesar Rp 23,89 miliar. Dalam penggunaannya, belanja pemain adalah yang paling besar, yaitu Rp 15,6 miliar atau sebesar 61% dari dana yang dikucurkan APBD tersebut.

Pada kesempatan yang sama, kordinator Tim Lima, Djadjang Nurdjaman menyerahkan daftar nama-nama pemain yang direkomendasikan pada Liga Super Indonesia (LSI) 2008. "Kami bersikap objektif dalam memberikan penilaian terhadap pemain. Terutama dari teknik, taktik, dan loyalitas kepada Persib. Namun, daftar pemain yang direkomendasikan ini tidak mutlak masuk dalam skuad Persib 2008. Nanti akan diputuskan oleh pelatih yang terpilih. Kami hanya memberikan rekomendasi saja," tegasnya kepada peserta rapat kemarin malam.

Sementara itu, Ketua Umum Persib, H. Dada Rosada mengatakan, selama ini jajaran pengurus tidak melakukan intervensi terhadap keputusan pelatih, termasuk dalam perekrutan pemain. Kegagalan musim lalu harus dijadikan pelajaran dengan melakukan efektivitas dan efesiensi pada LSI 2008. "Pada liga yang akan datang apakah kita akan mengejar gelar juara atau hanya berpartisipasi saja. Melihat kegagalan kemarin, untuk ke depannya harus ada harmonisasi pemain dengan manajemen maupun pemain dengan pemain lagi. Karena, pada saat kita ingin maju, ada rupiah yang harus dipertanggungjawabkan. Sehingga untuk kedepann depannya, efektivitas dan efisiensi harus dilakukan," kata Dada. (GM)

Pemain Harus Miliki Kualitas dan Fanatisme

TIDAK hanya memiliki kualitas teknik yang bagus, seorang pemain pun patut memiliki fanatisme dan profesionalisme yang tinggi saat membela timnya. Karena itu, tidak salah jika Tim Lima merekomendasikan sejumlah pilar lokal yang mendominasi skuad Persib menjelang Liga Super Indonesia (LSI) 2008.

Demikian disampaikan mantan pemain Persib, Sutiono Lamso saat dihubungi "GM", Minggu (13/1). Meski hanya sebagai rekomendasi awal, namun kerangka tim tersebut merupakan pilihan terbaik dan berdasarkan penilaian objektif berdasarkan rapor dari setiap pertandingan. Terlebih lagi, Tim Lima diisi mantan pemain yang pastinya mengetahui pasti soal kualitas pemain yang dipilihnya.

"Rekomendasi awal dari Tim Lima ini merupakan penilaian yang objektif selama pemain yang bersangkutan membela Persib. Dengan dominasi pemain lokal asal Bandung, pastinya para pemain memiliki fanatisme yang tinggi saat membela Persib. Para pemain juga sangat memahami karakteristik dan kultur sepak bola di Bandung," papar striker Persib di era '90-an ini.

Sutiono menilai, sejumlah pilar lokal Bandung yang dipertahankan, seperti Cecep Supriatna, Edi Hafid Murtado, Gilang Angga Kusuma, Erik Setiawan, Cucu Hidayat, Suwita Pata, dan Eka Ramdani memiliki kualitas serta fanatisme yang tinggi. "Mereka pemain hebat dan memiliki pengalaman bertanding serta fanatisme untuk membela Persib. Mereka memang layak dipertahankan," puji asisten Pelatih Persib U-23 ini.

Selain itu, nama pemain lokal lainnya yang bukan asli Bandung, seperti Tema Mursadat, Nova Arianto, dan Salim Alaydrus juga layak direkomendasikan. Di samping pemain asing, yaitu Lorenzo Cabanas dan Redouane Barkaoui.

Meskipun masuk dalam rekomendasi Tim Lima, tetapi untuk saat ini belum menjadi jaminan pemain tersebut direkrut Persib musim depan. Pasalnya, kepastian siapa saja pemain Persib pada LSI 2008 akan tergantung pilihan pelatih terpilih. "Ini hanya rekomendasi dari pelatih yang menangani Persib sebelumnya, bukan pilihan pelatih terpilih. Karena belum tentu jika nanti terjadi pergantian pelatih, pemain yang telah direkomendasikan Tim Lima akan dipakai oleh pelatih terpilih," sambung Sutiono. (GM)

Bayusutha Terdepak

FIRASAT yang datang seringkali menjadi kenyataan. Hal itu dirasakan stoper Persib, Bayusutha yang tidak direkomendasikan masuk dalam skuad Persib Bandung pada Liga Super Indonesia (LSI) 2008. Sebelum liga usai, Bayu mengaku sudah mempunyai feeling dirinya bakal terdepak pada musim depan.

"Sebelum ada pengumuman, saya sudah memprediksi kalau saya tidak akan dipertahankan lagi di Persib. Bagi saya itu tidak masalah karena semuanya merupakan kewenangan manajemen," ujarnya saat dihubungi "GM", Minggu (13/1).

Wajar saja jika Bayu memiliki pemikiran seperti itu. Saat direkrut Persib musim lalu, stoper yang memiliki tinggi 180 cm itu bertitel sebagai pemain tim nasional (timnas). Ironisnya, Bayu sering duduk di bangku cadangan saat Persib masih diarsiteki Arcan Iurie maupun "Tim Lima".

Bahkan, pada laga terakhir Persib melawan PSDS Deli Serdang, Minggu (30/12), di Stadion Siliwangi, pemain bernomor punggung 4 ini tidak diturunkan satu menit pun. Esok harinya, Senin (31/12), ia pun memilih pulang ke Bali tanpa menaruh harapan lebih untuk membela Persib di LSI 2008.

"Kalau saya tidak direkomendasikan masuk dalam tim Persib, saya nilai wajar dan tidak perlu dibesar-besarkan. Karena sebagai pemain, kondisi seperti ini memang sudah menjadi konsekuensi di klub mana pun bermain," tambahnya.

Meski tidak lagi direkomendasikan, paling tidak selama membela Persib, Bayu mengaku sangat tersanjung dengan antusiasme bobotoh. "Selama ini saya senang bermain di Persib. Setiap kali dipasang sebagai starter, saya berusaha memberikan yang terbaik untuk Persib. Dan jika saya tidak direkomendasikan lagi, mungkin karena saya kurang dipercaya di sini (Persib, red)," tutur mantan pemain Persema Malang ini.

Menyinggung soal rencananya musim depan, pastinya Bayu sedang mengincar maupun diincar tim lain. "Pastinya saya harus mencari klub baru. Saat ini saya tidak berani bilang klub yang akan saya bela musim depan," lanjutnya.

"Paling tidak, saya ingin tetap bermain di klub peserta LSI, dan pertimbangan lainnya yaitu keluarga. Sekarang saya sudah berkeluarga dan akan memiliki anak, sehingga keluarga menjadi salah satu bahan pertimbangan saya memilih klub pada musim depan," ungkap Bayu. (GM)

Sabtu, 12 Januari 2008

Sonny Tagih Gaji dan Bonus

TRIBUN -
Pemain Persib, Sonny Kurniawan, mengaku belum menerima gaji terakhir dan bonus kemenangan yang diraih Persib pada dua pertandingan terakhir.

"Saya harus bayar untuk keperluan ini itu, cicilan mobil harus dibayar tanggal dua belas sekarang, belum lagi untuk membayar keperluan lain." ungkap Sonny kepada Tribun Online, Jumat (11/1).

Menurut Sonny, pada awalnya para pemain selalu tutup mulut jika ditanyakan masalah ini. Namun lama kelamaan karena terdesak dengan kebutuhan hidup sehari-hari, beberapa pemain mulai berani untuk mengungkapkannya. "Pemain yang lain juga banyak yang nanyain," katanya.

Namun, Manajer Persib, Yossi Irianto, mengatakan, para pemain sudah menerima gaji pada Desember. "Kalau yang Januari, semua pengurus demisioner. Di bulan itu kan pemain tidak main dan tidak latihan," katanya saat dihubungi Tribun, kemarin.

Menurut Kepala Dispenda Kota Bandung ini, gaji Januari akan dibayarkan kalau pemain yang bersangkutan diperpanjang kontraknya. "Semoga dalam waktu cepat semua persoalan yang berkaitan dengan keuangan akan bisa diselesaikan," katanya.

Teka-Teki Manajer Persib

TRIBUN -
BELAKANGAN ini sudah cukup banyak spekulasi untuk menebak-nebak siapa manajer Persib Liga Super 2008. Sejumlah nama cukup hangat disebut-sebut sebagai calon manajer Maung Bandung untuk kompetisi mendatang.

Dalam beberapa musim kompetisi, kendali manajemen Persib lebih sering dipegang oleh kalangan birokrat ketimbang kalangan swasta atau profesional. Pendanaan yang sebagian besar masih bergantung pada APBD mungkin menjadi salah satu faktor yang membuat pengelolaan tim seperti Persib selalu dipegang oleh kalangan birokrat.

Beberapa nama seperti Edi Siswadi, Yossi Irianto, Dandan Riza Wardana, Jaja Sutarja, Chandra Solehan, Tri Goestoro, hingga H Mumuh Muhtar sempat disebut-sebut sebagai calon manajer.

Format kompetisi yang berubah dari format Kompetisi Divisi Utama menjadi Liga Super tentu akan memberikan prestise tersendiri bagi kompetisi sepakbola di Indonesia. Kualitas persaingan antartim pun menjadi semakin kuat dengan tim-tim pesaing yang lebih terseleksi.
Siapa pun manajernya tentunya diharapkan dapat membawa tim yang dikelolanya bisa unggul bersaing menjadi tim yang terbaik.

Kalangan bobotoh sendiri tidak mempermasalahkan status seorang manajer. H Mumuh Muhtar, misalnya, tidak terlalu mempermasalahkan apakah manajer itu datang dari kalangan birokrat atau kalangan profesional.

"Yang penting, manajer harus bisa mencari dana anggaran tambahan buat Persib karena anggaran dari APBD kan terbatas," kata Mumuh kepada Tribun beberapa waktu lalu. Mumuh sendiri mengaku menolak dicalonkan menjadi manajer Persib meskipun ada suara dari bobotoh yang menginginkan.

Kriteria lain seorang manajer, menurut Mumuh, adalah harus bisa mengelola tim sesuai dengan jobnya. "Misalnya dia tetap melaksanakan tugasnya mencari dana tambahan klub sedangkan urusan teknis melatih diserahkan kepada pelatih." katanya. (mba)

Antara Birokrat dan Swasta Profesional
SIAPA yang pantas untuk memegang jabatan sebagai manajer Persib di Liga Super mendatang? Jawabannya tentu akan terungkap dalam beberapa hari ke depan. Pertemuan untuk pemilihan manajer dan pelatih ini diagendakan digelar dalam waktu-waktu dekat ini.

Birokrat ataukah kalangan profesional kadang selalu ditafsirkan dalam posisi berbeda. PSSI sendiri telah menentukan berbagai aturan untuk diterapkan dalam musim kompetisi dengan format Liga Super.

Salah satunya adalah setiap tim memiliki manajemen kepengurusan yang profesional, dan wajib membina atau memiliki tim junior dari kategori U-21 dan U-18 tahun.

Bertalian dengan kepengurusan yang profesional itu juga dijelaskan kewajiban klub-klub Liga Super. Pada awal dicetuskannya aturan Liga Super sempat disyaratkan bahwa klub-klub peserta harus mampu "menyewa" seorang manajer yang benar-benar profesional.

Kategori manajer yang profesional ini sebelumnya sempat ditafsirkan adalah orang tersebut bukan berlatar belakang birokrat, misalnya seorang kepala dinas. Dalam konteks ini, klub-klub sah-sah saja mendasarkan keuangannya pada anggaran dari Pemda atau Pemkab. Namun dalam pelaksanaannya klub harus mampu merangkul seorang profesional sehingga pengelolaannya juga akan profesional.

Kriteria lain di samping manajemen kepengurusan yang profesional adalah memiliki home-ground atau stadion sendiri, memiliki home-base atau markas/sekretariat utama, memiliki deposito di bank, mampu mengontrak penuh pemain-pemain yang sepenuhnya bersifat non-amatir, mampu membuat jaminan tersendiri untuk pemain-pemain yang dimilikinya.

Ketentuan lain yang berhak untuk ikut Liga Super masih sama dengan yang ada di Manual Liga, yaitu peringkat 1-9 tiap wilayah, dan mereka juga harus memenuhi persyaratan infrastruktur, legal status, administrasi klub, finansial, dsb.

BLI dan PSSI sudah menetapkan bahwa Liga Super akan dimulai bulan Juli. Namun prasarana dan sarana untuk mengarah sesuai dengan peraturan yang dibuat masih belum sepenuhnya siap. Aturan-aturan tersebut masih mungkin untuk diubah atau disesuaikan kembali. (mba)

Tantangan Menggandeng Sponsor
BANYAK hal yang mesti diurusi oleh seorang manajer. Seringkali masalah klasik, pendanaan hadir dalam pengelolaan klub-klub sepakbola. Sekalipun masih didukung oleh bantuan dari APBD, tak ada jaminan bahwa anggaran dari APBD itu cukup untuk membiayai klub hingga akhir kompetisi.

Sebagai contoh, Persib di Liga 2007 disebut-sebut membutuhkan dana sebesar Rp 26 miliar. Sementara itu, APBD Kota Bandung yang telah disahkan di musim kompetisi 2008 sebesar Rp 15 miliar. Dengan hitung-hitungan kasar, sisa kebutuhan klub di luar APBD tetap masih harus dicari oleh manajemen klub Persib musim depan.

"Cukup banyak perusahaan-perusahaan yang potensial memberikan sponsor. Banyak perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi, produk-produknya saat ini cukup bersaing ketat," ujar Ganjar Nugraha, mantan pemain Persib yang kini bekerja sebagai General Affair PT Telkom.

Ganjar mengatakan, Persib harus bisa mengupayakan agar menggandeng kalangan dunia usaha untuk menjadi sponsor. "Di tim-tim lain saja sudah banyak yang dapat menggandeng beberapa bank di daerahnya. Sriwijaya FC dengan Bank Sumsel, Persipura dengan Bank Papua, Persija dengan Bank DKI, kenapa di Persib tidak bisa?" katanya.

Menggandeng sponsor ini tentu akan menjadi tantangan tersendiri bagi manajer Persib musim depan. Mampu atau tidak untuk dapat merangkul kepercayaan dan menggandeng sponsor.

Suara Pemain Tentang Pelatih

TRIBUN -
Beberapa pemain Persib disinyalir akan dipertahankan untuk memperkuat Persib di Liga Super musim depan. Menurut rumor yang berkembang di tim Persib, Sonny Kurniawan adalah salah satu pemain yang akan dipertahankan Persib.

Saat ditanyakan hal ini kepada Sonny langsung, Sonny yang ketika dihubungi sedang berada di rumahnya Kota Madiun ini mengaku tidak mengetahuinya.

Yang jelas, menurut Sonny untuk kemajuan Persib musim depan maka Persib harus didukung oleh pelatih yang memiliki karakter dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain.

"Saya tidak peduli pelatihnya lokal atau asing, mau lokal asli Bandung atau bukan. Yang jelas kalau Persib ingin maju ya pelatihnya harus punya sikap tegas," katanya.

Senada dengan Sonny, Salim Alaydrus menilai siapa pun pelatihnya, orang asing atau lokal tak ada masalah baginya. "Saya mah teu masalah. Yang penting pelatihna tegas. Lamun latihan teu maen-maen. Ivan Kolev saja menurut saya mah masih bisa diatur-atur keneh ku batur," katanya.

Selain itu, katan Salim, antara pemain inti dan pemain cadangan harus memiliki kesempatan yang sama untuk tampil. Meskipun ia diposisikan sebagai pemain cadangan menurutnya hal itu tidak jadi soal.

"Pemain harus dirotasi agar setiap pemain siap tampil. Tidak apa-apa saya dijadikan pemain cadangan asal antara pemain cadangan dan pemain inti tidak hanya diturunkan pada saat ada pemain di posisinya mengalami cedera atau terkena akumulasi kartu kuning." katanya.

Nyeck Masih Milik Persib

(PR)-
Manajer Persib Yossi Irianto menegaskan, meski kontrak Nyeck Nyobe George Clement dengan Persib telah berakhir pada 11 Januari, stopper asal Kamerun itu masih milik Persib Bandung.

Berdasarkan peraturan Badan Liga Indonesia (BLI), Nyeck memang masih dalam "penguasaan" Persib. Nyeck bisa berpindah ke klub lain asalkan ada transfer ke klub lama, yaitu Persib. Jumlahnya tidak dibatasi, bisa Rp 1.000,00, Rp 10.000,00 atau berapa pun.

"Persib akan tetap berpegang pada ketentuan BLI kecuali jika BLI sudah tidak konsisten. Jadi, walaupun kontrak Nyeck telah berakhir hari ini, dia masih tetap milik Persib. Nyeck berstatus bebas transfer jika dia pindah ke klub luar negeri. Jika itu terjadi, Persib tidak berhak atas transfer," tuturnya ketika dihubungi Jumat (11/1).

Secara pribadi, Yossi mengaku sangat berharap Nyeck bisa kembali memperkuat Persib pada Liga Super Indonesia (LSI) 2008. Kedisiplinan Nyeck sangat diperlukan untuk menjaga lini pertahanan Persib yang dinilai mulai melemah sepeninggal Nyeck.

"Tapi semua itu bergantung keputusan manajemen dan pelatih baru terpilih nanti. Kalau soal Nyeck apakah termasuk dalam rekomendasi atau tidak, saya belum bisa jawab. Satu atau dua hari ini semua akan terjawab pada rapat evaluasi," tutur Yossi.

Menurut Yossi, tertundanya rapat evaluasi tersebut karena kesulitan dalam mencocokkan jadwal dengan ketua umum yang juga Wali Kota Bandung, Dada Rosada. "Saat ini, agenda ketua umum sangat padat. Mudah-mudahan minggu ini hasil evaluasi, termasuk apakah Nyeck akan direkomendasikan atau tidak, sudah bisa diketahui," kata Yossi.

Didekati banyak klub?

Menurut agen Onana Julies Denis, sejumlah klub papan atas sudah melakukan pendekatan untuk merekrut Nyeck. "Status Nyeck saat ini adalah free transfer. Dia bebas menerima pinangan klub mana pun. Tidak ada lagi ikatan dengan Persib. Kalau Persib mau kembali merekrut Nyeck, harus melalui kontrak baru dan siap dengan nilai kontrak yang kemungkinan jauh lebih besar," kata Onana.

Hal itu, menurut Onana, tidak terlepas dari kiprah Nyeck yang mulai mencuri perhatian sejumlah klub, termasuk salah satu klub yang berlaga di partai semifinal Copa Indonesia pada 10 Januari. Kendati belum ada tawaran berupa nominal kontrak, Onana mengaku optimistis jika nilai kontraknya akan melambung.

"Waktu Persib mengontrak Nyeck, nilainya di bawah mayoritas pemain asing yang berlaga di Liga Indonesia. Itu karena Nyeck masih baru. Tapi sekarang nilai jual Nyeck jauh lebih tinggi karena dia sudah bisa menunjukkan kualitasnya sebagai pemain andal," tutur Onana.

Agen pemain berdarah Afrika itu mengibaratkan Nyeck seperti Abanda Herman ketika pertama kali berkarier di Indonesia. "Saat pertama masuk Liga Indonesia, harga Abanda cukup murah. Tapi karena telah menunjukkan kualitasnya, harga pun naik. Itulah Nyeck sekarang," katanya.

Walaupun Onana masih enggan membuka klub mana saja yang sedang mendekati Nyeck, namun ia berani memastikan jika Persib belum menyampaikan minatnya. "Persib belum ada kabar. Kalau Persib mau, sebagai pemain profesional Nyeck pasti bersedia. Tidak benar kalau Nyeck tidak mau kembali ke Persib," tutur Onana.

Persib Harus Gerak Cepat

(PR) -
Persib harus bergerak cepat melakukan persiapan perburuan pemain agar kejadian tahun-tahun sebelumnya yang kehilangan bidikan tidak terulang. Sementara itu, Persib harus sudah memiliki pelatih kepala agar nama-nama pemain yang direkrut sesuai dengan seleranya.

"Kalau bisa secepatnya, itu lebih bagus. Tentu saja, lebih baik menunjuk pelatih kepala dulu agar secepatnya bisa melakukan perburuan pemain. Jadi tidak terlambat," ujar mantan pemain Persib, Asep Somantri, Jumat (11/1).

Asep menilai, rehat liga yang panjang sekitar enam bulan tidak bisa digunakan untuk tenang-tenang saja. Apalagi, banyak isu bergulir jika sejumlah klub telah melakukan pendekatan dengan beberapa pemain, termasuk yang musim lalu merumput bersama Persib. Padahal, menurut Asep, mayoritas di antara pemain tersebut, khususnya lokal, layak dipertahankan.

"Di mata saya, pemain lokal yang memperkuat Persib kemarin banyak yang bagus. Lebih baik mereka dipertahankan. Sebelum diambil orang, Persib harus sesegera mungkin melakukan perjanjian prakontrak. Jangan sampai Persib baru riweuh kalau pemainnya sudah direkrut batur," katanya.

Pemain belakang misalnya, Asep menilai, Edi Hafid dan Nova Arianto yang diisukan telah dilirik Sriwijaya FC harus dipertahankan. Keduanya dinilai disiplin menjaga daerah pertahanan dan tidak terlalu loba gaya. Namun, khusus untuk Bayusutha, Asep menyarankan untuk dilepas.

"Kalau ada pemain muda dari Persib U-23 yang memiliki kemampuan setara dengan Bayusutha, menurut saya lebih baik diambil, misalnya Ildansyah. Saya lebih condong seperti itu daripada harus mempertahankan Bayu yang performanya sudah mulai menurun," tuturnya.

Mengenai profil pemain asing di lini belakang, Asep menilai masih diperlukan. Jika memungkinkan ia menyarankan agar Persib melakukan pendekatan personal dengan Nyeck Nyobe George Clement agar dia mau kembali memperkuat Persib.

"Kalau masih menyimpan rasa sakit hati jelas tidak baik untuk tim. Hati pemain harus benar-benar bersama Persib. Jika Nyeck tetap memendam rasa sakit hati, lebih baik dilepas saja. Masih banyak pemain asing yang baik di lini belakang. Misalnya Carlos Renato Elias dari Sriwijaya FC dan Boubacar Keita yang sekarang di Pelita Jaya," katanya.

Menurut Asep, kedua pemain itu memiliki karakter permainan yang sederhana. "Itulah karakter pemain belakang yang diperlukan. Tidak loba gaya. Prinsipnya, tidak banyak main bola di daerah pertahanan sendiri, jangan ambil risiko. Karakter itu ada di Renato dan Boubacar," tuturnya.

Senada dengan Asep, mantan pemain belakang Persib, Suryamin juga menilai agar Persib segera melakukan perekrutan pemain. Jika terlambat, Persib akan kembali mendapatkan pemain sisa yang kualitasnya rendah sehingga peluang untuk melakukan seleksi di tengah perjalanan kompetisi sangat besar.

"Sebagai contoh pada musim lalu. Persib dengan 25 populasi pemain, ternyata di lapangan hanya 11 pemain yang memiliki persyaratan pemain yang siap pakai. Kualitas pemain inti dan pelapis pun jauh. Itu akan kembali terjadi jika waktu perekrutan terlalu mendesak," tuturnya.

Dia menilai, saat ini yang terpenting, meskipun nantinya hanya memiliki 17 atau 18 pemain, Persib harus memiliki pelapis yang baik. "Namanya juga Liga Super, jika mau bersaing ya pemainnya harus super juga, harus membangun tim terbaik," ujarnya.

Tak mau terburu-buru

Sementara itu, Ketua Harian Persib Edi Siswadi mengatakan, pihaknya tidak ingin terburu-buru melirik pemain. Alasannya, karena selain waktu kompetisi masih jauh, evaluasi manajemen pun hingga sekarang belum masuk laporannya.

Baru setelah manajemen menyampaikan laporan menyeluruh, melihat hambatan dan kendala, rekomendasi pemain akan disampaikan, kemudian Persib akan menentukan sikap. "Setelah proses itu semua, baru Persib menentukan sikap yang harus dilakukan hingga menjelang Liga Super," tuturnya.

Menurut dia, Persib sendiri belum menentukan tenggat waktu untuk perekrutan pemain dan Persib juga tidak terlalu khawatir akan kehilangan banyak pemain. Karena, Edi melihat Persib memiliki sesuatu yang menjual sehingga banyak pemain yang berminat untuk bergabung di Persib.

"Prinsipnya, LSI ini hanya liga kecil yang diikuti oleh 18 klub terpilih, tidak seperti LI, yang diikuti 39 klub, dan secara mekanisme pasar, otomatis pemain-pemain yang klubnya tidak masuk ke LSI pasti berbondong-bondong ingin bermain di klub yang masuk ke LSI ini. Jadi, bukan lagi Persib yang mencari pemain, namun pemain yang mencari Persib," katanya.

Jumat, 11 Januari 2008

Gilang dan Cucu Diincar Persikab

(TRIBUN0 - Persib benar-benar harus bergerak cepat dan tidak ketinggalan start untuk bisa mengikat pemain-pemain andalannya. Bila tidak, Persib akan gigit jari, pasalnya pemain-pemain Persib diincar banyak klub, tak terkecuali Persikab Kabupaten Bandung.

Diam-diam klub Kabupaten Bandung berjuluk 'Si Jalak Harupat' ini mengincar dua pemain pilar Persib, Gilang Angga Kusumah dan Cucu Hidayat. Kubu Persib secara terbuka mengaku, Gilang dan Cucu diincar untuk memperkokoh tim yang akan berjuang di Divisi Utama tersebut.
Rencana Persikab 'menculik' Gilang dan Cucu dari Persib tersebut, terungkap lewat pernyataan penasehat Persikab yang sekaligus Ketua DPRD Kabupaten Bandung, H Agus Yasmin MSI.

"Sudah saatnya tahun ini Persikab diperkuat oleh pemain-pemain yang berasal dari daerah Kabupaten Bandung, seperti Gilang Angga dan Cucu Hidayat. Saatnya mereka memperkuat kembali daerahnya sendiri," kata Agus di sela-sela peringatan 1 Muharram 1429, Rabu (9/1).

Agus mendesak agar manajemen Persikab serius merekrut kedua Gilag dan dan Cucu. Alasannya seperti ditegaskan Agus, selain Gilang dan Cucu punya kualitas teknik bermain yang bagus, kedua pemain sama-sama tercatat sebagai warga Kabupaten Bandung.

"Banyak pemain dari Kabupaten Bandung yang mempunyai skill yang cukup baik yang kini bermain di klub lain. Kami (wakil rakyat, Red) meminta Persikab diperkuat oleh pemain-pemain asli daerah," kata Agus menegaskan.

Jika hal tersebut bisa dilakukan, kata Agus, pihak legislatif akan mempertimbangkan penambahan anggaran Persikab yang kini hanya Rp 5 miliar untuk Persikab. Bahkan Rp 14,3 miliar dana yang diajukan kubu Persikab, tambah Agus, bukan tidak mungkin disetujui kalau Persikab ingin mendapat pemain bagus milik Kabupaten Bandung yang sekarang membela tim lain, termasuk Gilang dan Cucu di tim Maung Bandung.
"Dari sekian juta warga Kabupaten Bandung, saya yakin ada 23 orang yang bisa menjadi pemain Persikab," jelasnya.

Sedangkan Manajer dan Ketua Umum Persikab, Drs Abubakar MSI, tidak mau berkomentar tentang keinginan yang dilontarkan Agus. Abubakar beralasan, perekrutan pelatih dan pemain sudah diserahkan kepada tim perumus yang sudah dibentuk. "Kami serahkan sepenuhnya kepada tim perumus untuk menyeleksi pelatih dan pemain yang dibutuhkan Persikab," katanya.

Nova Merasa Dicemarkan Nama Baiknya

(PR) - DUGAAN adanya makelar pemain menyongsong kompetisi baru bergulir, ternyata memang ada. Nova Arianto, stopper Persib asal Semarang, menjadi korbannya. Ia merasa gundah dengan isu yang merebak di Bandung seputar keinginan nilai kontraknya dinaikkan menjadi Rp 1 miliar jika Persib ingin mempertahankannya untuk Liga Super Indonesia (LSI) 2008.

Nova sengaja menelepon "PR", Rabu (9/1) siang. Dalam percakapan dengan "PR", Nova membantah keras soal munculnya nilai kontrak Rp 1 miliar. "Saya masih tahu dirilah. Kemampuan saya tidak sampai sebesar itu," ujar Nova menegaskan.

Nova mengaku dihubungi oleh seseorang yang mengaku dari menajemen Persib. Ia meminta Nova untuk tetap bersama Persib pada LSI 2008. Sebagai pemain profesional, Nova bersedia. Selain itu, dia juga sudah merasa betah dengan suasana di Bandung. Namun, dalam pembicaraan itu tidak menyebutkan harga nilai kontrak yang disebut-sebut sekarang mencapai Rp 1 miliar.

"Terus terang nama baik saya merasa dicemarkan, karena bobotoh bisa berprasangka jelek kepada saya. Padahal, isu itu tidak benar. Saya juga heran kenapa ada orang seperti itu. Selama ini, dengan siapapun saya berhubungan baik," ujarnya.

Dampak dari pengalaman itu, Nova mengaku akan lebih hati-hati menerima ajakan bergabung dengan klub yang akan berlaga di kompetisi 2008. "Dengan Persib, saya hanya akan negosiasi dengan Pak Wali (Dada Rosada) dan Pak Edi Siswadi saja," ujarnya.

Dihubungi terpisah, Ketua Harian Persib H. Edi Siswadi mengatakan, sampai saat ini belum ada kebijakan melakukan perburuan pemain untuk LSI 2008. Pengurus belum menentukan siapa orang yang bertanggung jawab melakukan perburuan pemain. Selain itu, pengurus juga masih akan mengkaji hasil evaluasi teknis manajemen Persib 2007. "Dalam perburuan pemain, kami yang akan melakukan negosiasi langsung," ujarnya.

Berkaitan dengan kasus Nova, mudah ditebak. Oknum makelar itu akan mencari keuntungan. Ia akan memaksakan Nova masuk ke Persib, tapi dengan nilai kontrak yang ditawarkan dia. Bisa jadi, baru Nova yang berani buka suara. Mungkin banyak pemain yang menjadi korban, tapi pilih tutup mulut. Makelar seperti ini harus diberantas karena membuat dana klub juga menjadi terkuras karena mengajukan nilai kontrak cukup mahal.

Untuk itu, belajar dari kasus Nova, ini sebuah peringatan bagi pemain, jangan berani umbar nilai kontrak kepada siapa pun, kecuali kepada unsur pimpinan pengurus. Jika tidak, bersiaplah menjadi korban seperti Nova. Waspadalah...waspadalah...

Hanya Risnandar yang Memiliki Lisensi A

(PR) - Hanya Risnandar Soendoro, pelatih dari Bandung yang mengantongi sertifikat (lisensi) A Pro. Dengan demikian, tidak ada lagi pelatih Bandung yang bisa menangani klub peserta Liga Super Indonesia (LSI) 2008, kecuali Risnandar. Risnandar memenuhi persyaratan normatif pelatih klub LSI yang berdasarkan ketentuan Badan Liga Indonesia (BLI) pelatih LSI harus berlisensi A.

"Pelatih muda di Bandung belum ada yang memiliki lisensi A. Mungkin pelatih-pelatih senior sudah ada yang memiliknya," ujar Ketua Korps Pelatih Persib (KPP), Deny Syamsudin, ketika dihubungi Rabu (10/1).

Tiga pelatih senior di Bandung, yakni Drs. Indra Thohir, Nandar Iskandar, dan Risnandar. Risnandar mengatakan, lisensi A Pro yang diterimanya pada penataran pelatih oleh FIFA di Kuala Lumpur Malaysia pada 1989. Dengan lisensi A Pro, dia sebenarnya sudah bisa menangani klub-klub elite Eropa di Liga Inggris, Spanyol, Italia, dll. "Saat itu, yang dikirim resmi oleh PSSI, saya dan Suhatman (mantan pelatih Semen Padang dan Persebaya). Ada juga pelatih lain yang ikut, tapi atas biaya klub. Penatarannya selama tiga minggu," ujarnya.

Thohir dan Nandar masih mengantongi lisensi S1 yang didapatnya pada tahun 90-an. Menurut Thohir, saat dirinya melatih Persikabo, sebenarnya ada penataran lisensi A. Namun, karena saat itu sedang sibuk di liga, dia melewatkan penataran tersebut.

"Saya masih memegang sertifikat kepelatihan lama. Sayangnya, saya tidak mengetahui apakah sertifikat tersebut masih diakui atau tidak oleh PSSI, karena PSSI sudah menghilangkannya dan diganti dengan sertifikat baru. Apakah sertifikat lama itu disetarakan dengan yang baru atau tidak, itu yang saya tidak tahu," ujarnya.

Nandar menilai kebijakan tersebut perlu dikeluarkan. Namun, sebaiknya PSSI atau BLI memberikan toleransi dan kemudahan kepada pelatih mengikuti penataran, mengingat masih ada waktu sebelum LSI 2008 digelar.

"Saya sendiri belum memiliki lisensi A, hanya sebatas sertifikat kepelatihan lama, namun plus dengan tiga coaching clinic di luar negeri yang digelar FIFA melalui AFC pada tahun 1990-an. Saya pun belum sempat mengikuti penataran untuk mengambil lisensi kepelatihan baru," ujarnya.

Menurut Nandar, dirinya sebagai pelatih sepak bola sendiri tidak mengetahui apa dasar kebijakan yang dikeluarkan oleh Badan Liga Indonesia (BLI). Namun, dirinya menghargai jika memang diharuskan seperti itu pada kompetisi mendatang.

Pelatih-pelatih muda potensi di Bandung saat ini baru memiliki tingatan tertinggi lisensi B yaitu Deny Syamsudin dan Yusuf Bachtiar. Pelatih lain lebih banyak berlisensi C, seperti Bambang Sukowiyono, Robby Darwis (lisensi C AFC), dll.

Sekjen PSSI, Nugraha Besoes, mengatakan lisensi pelatih lama S1, S2, dan S3 sudah tidak bisa disetarakan lagi dengan yang baru. "Dulu pernah ada yang dikonversikan. Namun, pelatih-pelatih tua banyak yang tidak mengurus, sehingga tetap lisensinya yang lama. Jika ingin dapat lisensi yang baru, harus ikut penataran lagi. Untuk lisensi A ada pembatasan maksimal usia," ujar Nugraha.

Barkaoui Bisa Perkuat Pahang

(PR) - Setelah sempat tertahan, akhirnya ITC (international transfer certificate) untuk Redouane Barkaoui, turun pada Rabu (9/1). Dengan demikian, ia sudah bisa tampil memperkuat klub barunya, Pahang saat berhadapan dengan klub Brunei DPMM pada Super League Malaysia, Sabtu (12/1).

"Alhamdulillah, kemarin ITC saya sudah turun. Terima kasih untuk semua yang telah membantu hingga saya bisa mendapatkan ITC dengan lancar," kata Barkaoui melalui surat elektronik yang diterima "PR", Kamis (10/1).

Dihubungi melalui sambungan internasional semalam, Barkaoui mengaku bahwa ITC tersebut turun setelah ia memberikan komitmen akan tetap bersama Persib pada liga musim depan jika masih dibutuhkan. Jadwal Super League Malaysia akan berakhir Juni, sehingga dia memiliki kesempatan ikut Liga Super Indonesia (LSI) 2008 yang akan bergulir Juli.

"Saya ditelefon Nugraha Besoes. Dia memastikan supaya saya kembali ke Persib musim depan. Karena liga di Indonesia baru mulai 21 Juli. Saya bilang siap kalau memang Persib masih mempercayai saya. Segera setelah liga di Malaysia selesai, saya akan ke Indonesia," ujarnya.

Tidak lama setelah pembicaraan tersebut, menurut Barkaoui, ITC-nya pun turun tanpa kesulitan berarti. Padahal, sebelumnya dia sempat dilanda ketakutan karena ITC-nya tak kunjung diturunkan PSSI.

"Sebelumnya saya memang sempat khawatir, jangan-jangan ITC saya tidak bisa turun karena sudah lama di Malaysia belum ada kabar. Alhamdulillah sekarang masalahnya sudah selesai," katanya seraya menitipkan salam untuk semua bobotoh di Bandung dan berjanji akan kembali musim depan.

Sebelumnya, ITC Barkaoui sempat tertahan karena terganjal surat rekomendasi dari Persib yang belum sampai ke tangan PSSI. Hal itu terjadi karena pihak manajemen Persib menunggu komitmen pemain asal Maroko yang rencananya akan direkomendasikan untuk memperkuat Persib musim depan.

"Rekomendasi untuk Barkaoui memang sempat dipending karena kami menunggu komitmen dari Barkaoui. Dia sempat mengatakan akan memprioritaskan Persib untuk musim depan dan pergi ke Malaysia hanya untuk mengisi waktu. Namun, kami perlu memastikan jangan sampai perkataan itu hanya lip service belaka," tutur manajer Yossi Irianto.

Menurut sebuah sumber, alasan penahanan ITC tersebut karena pihak Manajemen Persib Liga XIII/2007 sudah melakukan prakontrak dengan Barkaoui untuk LSI 2008, dengan memberikan uang muka sebesar USD 3.000. Uang tersebut untuk mengganti panjar yang diterima Barkaoui dari klub Pahang. Dengan begitu, Barkaoui usai memperkuat Pahang, harus kembali ke Persib.

Tindakan manajemen Persib tersebut dilakukan agar Barkaoui yang habis kontraknya pada akhir November masih bisa memperkuat "Pangeran Biru" pada sisa pertandingan Liga Indonesia XIII. Barkaoui pun bisa menyelesaikan sisa pertandingan Persib dan baru bertolak ke Malaysia awal Januari lalu.

Sayangnya, hal itu bisa menuai kerugian finansial bagi Persib. Jika pelatih terpilih tidak tertarik merekrut Barkaoui, uang yang dijadikan panjar bisa hangus.

Soal Pelatih Persib, Dada Masih Bungkam

(GM) - Ketua Umum Persib Bandung, H. Dada Rosada memastikan, penetapan nama pelatih yang akan menangani tim kebanggaan Kota Bandung pada Liga Super 2008 baru akan diputuskan setelah menerima laporan lengkap dari manajemen tim dan menggelar evaluasi menyeluruh. Karena itu, meski berbagai spekulasi mengenai kandidat pelatih Persib sudah ramai, Dada tetap bungkam dan tidak mau mengomentari hal itu.

"Saya tidak mau berkomentar dulu soal Persib. Tidak ada yang harus saya jawab karena belum ada rapat pengurus," jawab Dada, ketika ditanya wartawan soal sejumlah nama calon pelatih Persib yang sudah santer diberitakan berbagai media massa, usai membuka Kejuaraan Catur "Piala Kang Dada 2007" di Gedung Wiyataguna, Jln. Pajajaran Bandung, Kamis (10/1).

Ketika didesak menyebutkan apakah Persib akan menggunakan jasa pelatih asing atau lokal pada LSI 2008, Dada mengatakan, hal tersebut akan dibahas dalam rapat evaluasi. "Nanti akan ada rapat. Sekarang, saya belum menerima laporan. Jadi, saya tidak akan menjawab dulu soal Persib," tegasnya.

Sejauh ini, pemberitaan soal calon nama pelatih Persib pada musim depan semakin gencar di berbagai media. Sejumlah nama pelatih, dari mulai Ivan Kolev, Dejan Gluscevic, Sutan Harhara, Rachmad Darmawan, dan beberapa nama lokal seperti Robby Darwis, Indra M. Thohir, Nandar Iskandar mulai bermunculan, meski baru sebatas spekulasi.

Berbeda dengan isu pelatih Persib menjelang LSI, Dada dengan semangat menyampaikan pada Februari atau Maret nanti, akan melakukan peletakan batu pertama stadion megah di kawasan. "Pada Februari nanti, kami akan melakukan peletakan batu pertama stadion di Gedebage. Di sana akan dibangun pula gedung olahraga lainnya yang representatif," tukas Dada.

Hingga saat ini, manajemen Persib masih terus menggodok laporan pertanggungjawabannya dan belum punya agenda pasti evaluasi dengan pengurus harian. "Sejauh ini, belum ada agenda evaluasi," kata Asisten Manajer Bidang Teknik Persib, Adeng Hudaya yang dibenarkan Sekretaris Tim, Edi Djukardi.

Panpel dipanggil

Sementara itu, meski pertandingan terakhir Persib pada Liga Indonesia (LI) XIII/2007 sudah digelar pada 30 Desember lalu, namun tugas Panitia Pelaksana (Panpel) Pertandingan Persib belum selesai. Gara-gara ribuan penonton tumpah ruah hingga ke pinggir lapangan dan bahkan sempat menghentikan jalannya pertandingan pada saat Persib menjamu PSDS Deli Serdang itu, Panpel Persib harus kembali berurusan dengan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.

"Ya, kita memang mendapatkan panggilan sidang dari Komdis PSSI untuk insiden pada pertandingan terakhir itu. Rencananya, sidang Komdis akan dilaksanakan besok (hari ini, red)," kata Ketua Panpel Persib, Bambang Sukowiyono ketika dihubungi "GM", Kamis (10/1).

Dikatakan Suko, menghadiri sidang Komdis ini akan menjadi tugas terakhir Panpel Persib. "Ini tugas terakhir yang harus kita tuntaskan dengan baik. Kalau tidak, kita khawatir akan berdampak pada Persib musim depan," ujarnya.

Persib Jajaki Rahmad Darmawan

(TRIBUN) - Sosok pelatih yang diincar untuk memandu tim Maung Bandung di Liga Super mendatang, nampaknya sudah menemui titik terang. Rahmad Darmawan disebut-sebut menempati posisi teratas sebagai pelatih yang diminati kubu Maung Bandung. Bahkan diam-diam pihak Persib sudah melakukan kontak komunikasi dengan pelatih Sriwijaya FC

Langkah Persib yang sudah melakukan pembicaraan dengan Rahmad, bisa jadi kejutan bagi semua pihak yang tengah sibuk menimbang-nimbang sosok yang paling cocok untuk mengarsiteki Persib.
"Persib memang mengincar Rahmad. Bahkan pihak Persib sudah melakukan kontak dengan Rahmad," kata sumber di lingkungan Persib, Rabu (9/1).

Menurut sumber yang sama, Rahmad sendiri mengakui kalau dirinya sudah dihubungi pihak Persib. Rahmad disebutkan sangat gembira ditawari jabatan pelatih Persib.
"Namun Rahmad belum memberi kepastikan kepada Persib. Alasannya Rahmad masih terikat kontrak dengan Sriwijaya FC. Apalagi Rahmad kini ditawari jadi pelatih Timnas. Namun kalau pihak Persib telah mengontak Rahmad, itu benar adanya," tutur sumber tersebut kepada Tribun.

Walaupun belum disebut-sebut soal nilai kontrak, Rahmad berpeluang masuk Persib, kuncinya pelatih yang disebut-sebut bertangan dingin punya kans besar menukangi Persib di Liga Super nanti.

"Memang Rahmad masih terikat kontrak dengan Sriwijaya FC. Tapi dia mengaku bisa saja meninggalkan Sriwijaya, asal Persib bersedia menutup harga sisa kontrak dengan tim Palembang tersebut," kata sumber yang meminta namanya tak ditulis ini.

Sementara kubu Persib masih tetap merahasiakan nama-nama pelatih yang masuk daftar buruan. Manajer Persib Liga Indonesia XIII, H Yossi Irianto, hanya mengakui bahwa pihaknya sudah mengantongi nama pelatih dan pemain yang direkomendasikan untuk diikat kontrak.
"Itu sudah ada dan akan segera saya laporan kepada pengurus harian. Bukan wewenang saya mengungkap nama-nama yang direkomendasikan, apalagi menentukan pemain dan pelatih," elak Yossi terpisah.

Ketua Harian Persib, H Edi Siswadi, bahkan menolak kalau pihaknya sudah memiliki daftar nama pelatih dan pemain yang jadi incaran Persib. Edi juga menolak memastikan, Persib akan memakai pelatih lokal di Liga Super.
"Pelatih lokal dan pelatih asing sama-sama punya p

Kenyataan Persib sudah mendekati Rahmad, bisa jadi mengejutkan Korps Pelatih Persib (KPP). Senin malam, KPP yang diprakarsai Risnandar Soendoro, melakukan diskusi yang hasilnya menyodorkan usulan agar Persib memakai pelatih lokal dari lingkungan Persib sendiri. Secara terbuka KPP juga menyatakan, Persib lebih baik tidak memakai pemain asing.

Tentang nama Rahmad Darmawan yang kemudian menyeruak ke permukaan, mungkin tidak masuk hitungan KPP. "Kita tidak menyodorkan nama. Tapi hanya menampung usulan soal teknik yang mungkin bisa jadi bahan pertimbangan siapa pun yang diberi wewenang untuk memilih pelatih," ujar Risnandar seperti disampaikan kepada Tribun.