Sabtu, 08 Maret 2008

Atep, "Hate Mah teu Bisa Dibohongan"

DARAH lebih kental daripada air. Walaupun telah lama malang melintang bersama klub di luar Bandung, Atep Ahmad dan Airlangga Sucipto yang berdarah Sunda memutuskan untuk berlabuh di Persib. Alasan sebagai orang Sunda diusung keduanya.

Bergabungnya Atep dengan "Pangeran Biru" tentu mengagetkan, karena merapatnya gelandang serang Persija itu sempat diwarnai sejumlah kontroversi.

Cap "kacang lupa pada kulitnya" pernah dialamatkan kepada Atep. Saat itu, Atep diberitakan marah karena salah satu media nasional memuat kabar jika dirinya telah resmi bergabung dengan Persib.

Isu ini terus berkembang karena Atep secara pribadi sulit untuk dihubungi. Ketika "PR" sempat menelefonnya, dengan alasan tidak jelas pemain kelahiran Cianjur 5 Juni 1985 itu memutuskan pembicaraan.

Tak lama berselang, nama Atep kian rusak dengan munculnya kabar jika nilai kontrak Rp 1,2 miliar diminta gelandang yang memperkuat Timnas U-20 untuk Pra Piala Asia (PPA) 2003 itu.

Ditemui di Hotel Savoy Homann, Selasa (4/3), Atep membantah semua rumor tersebut. "Itu hanya isu. Saya juga tahu diri. Tidak mungkin minta kontrak sebesar itu. Kalaupun saya sempat sulit dihubungi, karena waktu itu saya lagi ada masalah. Saya ingin menenangkan diri sambil menikmati liburan," katanya.

Lagipula, menurut Atep, keinginan untuk kembali merumput bersama Persib telah dipendamnya cukup lama. Sebenarnya, musim lalu pun ia sudah ingin kembali ke Persib.

"Hate mah teu bisa dibohongan. Dari dulu juga udah pengen main di sini. Mudah-mudahan tahun ini Persib bisa jadi juara. Pelatih bagus, pemain bagus, manajemen juga bagus," tutur pemain yang sudah memperkuat Persija sejak 2005 itu.

Lain Atep lain pula Airlangga. Bergabungnya striker Deltras tiga musim berturut-turut, sejak Liga Indonesia XI, itu bersama skuad Persib terbilang sepi dari pemberitaan. Semula, pemain berjuluk Wayne Rooney dari Deltras itu sempat dikabarkan bergabung dengan Persija.

"Manajemen Persija memang sempat menghubungi saya, tapi sampai saat ini tidak ada kepastian. Lagian saya juga orang Sunda, tentu ingin di Persib. Soal domisili orang tua bukan alasan untuk bergabung dengan Persija," kata pemain kelahiran Jakarta, 22 November 1985 itu.

Airlangga lahir dari ibu dari Babakan Siliwangi dan ayah dari Jawa Tengah. Saat ini kedua orang tuanya tinggal menetap di Jakarta.


Sumber : Pikiran Rakyat

Tidak ada komentar: